Lebih dari seribu pengunjuk rasa di Thailand bentrok dengan polisi pada Sabtu, ketika pengunjuk rasa memprotes pemerintah yang dianggap gagal menangani pandemi COVID-19 dan dampaknya terhadap ekonomi.
Mereka bergerak dalam barisan menuju Wisma Pemerintah, gedung kantor Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha, menuntut pengunduran dirinya.
Polisi menutup jalan dekat Monumen Kemenangan di ibu kota Bangkok dengan menggunakan kontainer serta menembakkan gas air mata dan peluru karet untuk memukul mundur para demonstran.
"Kami menahan garis ini," teriak polisi lewat pengeras suara.
Sekitar seratus petugas kepolisian terlihat memakai perlengkapan anti huru-hara dan membawa tameng beberapa meter dari tempat berkumpul pengunjuk rasa.
Aksi-aksi turun ke jalan yang menentang pemerintah telah dilakukan dalam beberapa pekan terakhir oleh sejumlah kelompok, termasuk mantan sekutu politik Prayuth, di tengah kekecewaan yang meningkat terhadap penanganan wabah dan ekonomi yang memburuk.
Pada Sabtu Thailand mencatat penambahan 22.000 kasus COVID-19 dalam sehari dan 22 kematian.
Total kasus sudah mencapai 736.526 dengan 6.066 kematian.
Baca juga: Thailand campur vaksin Sinovac dan AstraZeneca tingkatkan perlindungan, hasilnya?
Baca juga: Dua pedemo di Thailand didakwa menyerang ratu, diancam penjara minimal 16 tahun
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021