Bank Indonesia (BI) memprediksi transaksi digital banking atau perbankan digital mencapai Rp35.600 triliun pada akhir 2021 atau tumbuh 30,1 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp27.036 triliun.
“Outlook ekonomi dan keuangan digital (EKD) 2021 diperkirakan tetap positif pada tahun 2021," ujar Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Filianingsih Hendarta dalam diskusi daring Infobank TV, Rabu.
Peningkatan kinerja, kata dia, juga diprediksi terjadi pada transaksi e-commerce yang diproyeksikan naik 48,4 persen pada akhir 2021 atau mencapai Rp395 triliun, dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp253 triliun.
“Ini ditopang oleh tiga hal, yakni berlanjutnya sihfting (pergeseran) perilaku konsumen ke arah digital, efisiensi penggunaan digital payment dan inovasi yang dilakukan oleh para marketplace,” kata Filianingsih.
Tak hanya itu, BI juga memprediksi pertumbuhan 35,7 persen pada penggunaan uang elektronik atau mencapai nilai Rp278 triliun, naik dibandingkan 2020 yang berjumlah Rp201 triliun.
Peningkatan tersebut diantaranya didukung oleh perluasan ekosistem e-commerce, pertumbuhan logistik dan digital payment.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa ada empat fakta digitalisasi yang mendukung optimisme outlook EKD 2021.
Pertama, transformasi produk dan layanan e-commerce melalui fitur untuk menjaga costumer loyalty, seperti fitur live shopping yang menawarkan pengalaman berbelanja saat seperti di pusat perbelanjaan.
Kedua, perluasan kolaborasi antar pelaku seperti antara bank dengan fintech, bank dengan pelaku e-commerce, atau fintech dengan platform investasi. Ketiga, perluasan ekosistem melalui aksi korporasi seperti kolaborasi Gojek dan Tokopedia, IPO Bukalapak, serta Grab dan Emtek.
Sedangkan fakta keempat adalah digitalisasi perbankan melalui penguatan kapasitas internal, akuisisi bank-bank kecil, atau melakukan perluasan ekosistem.
Adapun hingga semester I-2021, transaksi EKD terus tumbuh dan semakin terakselerasi. Terbukti dari digital banking yang tumbuh 39 persen (yoy) atau mencapai Rp17,901 triliun dan transaksi e-commerce mencapai Rp186 triliun atau meningkat sekitar 63 persen (yoy).
Demikian juga dengan uang elektronik yang nominal mencapai Rp132 triliun atau mengalami pertumbuhan 41 persen serta transaksi QRIS yang mencapai Rp9 triliun atau tumbuh 214 persen (yoy) dengan jumlah merchant yang telah mencapai 8,2 juta dan didominasi oleh UMKM.
Baca juga: BI: Transaksi QRIS naik 32,5 persen selama PPKM Darurat
Baca juga: BNI catat transaksi gunakan "mobile banking" meningkat 50 persen
Baca juga: BSI catat volume transaksi digital capai Rp40,85 triliun
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021