Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Ahmad Hidayat menilai saat ini Jawa Barat kehilangan 100.000 petani produktif.
Hal tersebut, kata Ahmad Hidayat, karena oleh sejumlah faktor seperti berkurangnya lahan karena alih fungsi lahan sehingga para petani memilih untuk beralih profesi.
"Kurang lebih sekitar 100.000 petani di Jawa Barat ini hilang, ada yang meninggal, ada yang lahannya alih fungsi atau ada juga yang beralih profesi," katanya di Bandung, Senin.
Menurut dia, jika hal tersebut tidak diantisipasi oleh Pemprov Jabar maka ke depannya Jawa Barat akan menghadapi kelangkaan petani. Dia menuturkan hadirnya Program Petani Milenial yang digagas oleh Pemprov Jabar bisa menjadi salah satu solusi regenerasi petani di provinsi itu.
"Jadi tujuannya dari petani milenial ini selain regenerisasi juga untuk ketahanan pangan," kata dia.
Menurut dia, beberapa hal teknis yang perlu diperbaiki sebagai upaya untuk mewujudkan Program Petani Milenial yang lebih baik lagi ke depan.
"Kami dari Komisi II bersama-sama pemerintah provinsi perlu bekerja ekstra, karena memang menciptakan petani tinggal di desa tapi rezeki kota, itu bukan perkara mudah, ada kendala-kendala lahan dan sebagainya," kata Ahmad.
Sementara itu terkait dengan peresmian Program Petani Milenial Tanaman Hias oleh Pemprov Jabar beberapa waktu lalu, Ahmad menilai program tersebut dilakukan untuk mengejar keterbatasan lahan yang selama ini menjadi kendala.
"Lahan 2.000 meter bisa menghasilkan penghasilan Rp4 juta sebulan bagi petani. Saya kira programnya sudah cukup baik untuk awal. Ke depan kita perlu perbaiki bersama-sama," ujarnya.
Lebih lanjut anggota DPRD Jabar dari Fraksi Partai Golkar tersebut menegaskan regenerasi petani menjadi target utama untuk kembali meningkatkan ketahanan pangan di Jawa Barat.
"Sekarang kita targetnya meregenerasi petani dulu, membentuk mental petani. Karena berbicara bisnis di pertanian sulit, tidak mudah, dapat uangnya susah banyak tantangannya, setelah itu kita kejar ke target untuk ketahanan pangannya," kata dia.
"Maka komoditas yang harus di dorong bukan lagi tanaman hias tapi komoditas yang bisa dimakan," kata dia.
Baca juga: Petani milenial sektor peternakan mulai membudidayakan burung puyuh
Baca juga: DPRD Jabar desak Bulog percepat penyerapan gabah petani Karawang
Baca juga: Jawa Barat diprediksi jadi basis petani milenial berbasis teknologi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Hal tersebut, kata Ahmad Hidayat, karena oleh sejumlah faktor seperti berkurangnya lahan karena alih fungsi lahan sehingga para petani memilih untuk beralih profesi.
"Kurang lebih sekitar 100.000 petani di Jawa Barat ini hilang, ada yang meninggal, ada yang lahannya alih fungsi atau ada juga yang beralih profesi," katanya di Bandung, Senin.
Menurut dia, jika hal tersebut tidak diantisipasi oleh Pemprov Jabar maka ke depannya Jawa Barat akan menghadapi kelangkaan petani. Dia menuturkan hadirnya Program Petani Milenial yang digagas oleh Pemprov Jabar bisa menjadi salah satu solusi regenerasi petani di provinsi itu.
"Jadi tujuannya dari petani milenial ini selain regenerisasi juga untuk ketahanan pangan," kata dia.
Menurut dia, beberapa hal teknis yang perlu diperbaiki sebagai upaya untuk mewujudkan Program Petani Milenial yang lebih baik lagi ke depan.
"Kami dari Komisi II bersama-sama pemerintah provinsi perlu bekerja ekstra, karena memang menciptakan petani tinggal di desa tapi rezeki kota, itu bukan perkara mudah, ada kendala-kendala lahan dan sebagainya," kata Ahmad.
Sementara itu terkait dengan peresmian Program Petani Milenial Tanaman Hias oleh Pemprov Jabar beberapa waktu lalu, Ahmad menilai program tersebut dilakukan untuk mengejar keterbatasan lahan yang selama ini menjadi kendala.
"Lahan 2.000 meter bisa menghasilkan penghasilan Rp4 juta sebulan bagi petani. Saya kira programnya sudah cukup baik untuk awal. Ke depan kita perlu perbaiki bersama-sama," ujarnya.
Lebih lanjut anggota DPRD Jabar dari Fraksi Partai Golkar tersebut menegaskan regenerasi petani menjadi target utama untuk kembali meningkatkan ketahanan pangan di Jawa Barat.
"Sekarang kita targetnya meregenerasi petani dulu, membentuk mental petani. Karena berbicara bisnis di pertanian sulit, tidak mudah, dapat uangnya susah banyak tantangannya, setelah itu kita kejar ke target untuk ketahanan pangannya," kata dia.
"Maka komoditas yang harus di dorong bukan lagi tanaman hias tapi komoditas yang bisa dimakan," kata dia.
Baca juga: Petani milenial sektor peternakan mulai membudidayakan burung puyuh
Baca juga: DPRD Jabar desak Bulog percepat penyerapan gabah petani Karawang
Baca juga: Jawa Barat diprediksi jadi basis petani milenial berbasis teknologi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021