Sumber, 6/1 (ANTARA) - Produksi gula dari petani tebu rakyat di Kabupaten Cirebon meningkat dibanding tahun lalu, tetapi petani tebu mengalami kerugian karena selain ongkos tebang angkut naik, redemen juga turun.

Areal tanaman tebu rakyat seluas 7.526 hektare dengan hablur gula tahun ini sekitar 5,5 ton per hektare dan produksi gula 41.392 ton, kata Kabag Perkebunan Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon Ade Hasan yang dihubungi, Kamis.

Produksi tersebut meningkat dibanding 2009 dengan luas areal 7.900 hektare dan hablur gula 4,88 ton produksi mencapai 38.552 ton.

Namun kendati produksi meningkat tidak menguntungkan petani karena ongkos tebang angkut yang naik sekitar 30 persen, sedangkan kenaikan hablur gula hanya sekitar 10 persen.

Naiknya ongkos tebang angkut karena cuaca sepanjang 2010 hampir tidak pernah ada kemarau yang mengakibatkan truk pengangkut tidak bisa masuk ke areal perkebunan.

Cuaca juga menyebabkan rendahnya rendemen gula 2010 yang hanya mencapai 6,23 sedangkan tahun lalu sekitar 7, katanya.

Oleh karena keterlambatan tebang tersebut menyebabkan masa giling pabrik gula juga menjadi panjang juga berakibat biaya tinggi. Pabrik gula dalam keadaan normal hanya sekitar 110 sampai 120 hari dalam satu musim giling.

Karena masim giling sekitar pertengahan Agustus 2010 maka seharusnya tebu sudah digiling semua sekitar pertengahan Nopember 2010.

Oleh karena berbagai faktor tersebut, maka musim giling tahun ini untuk dua Pabrik Gula yakni PG Krang Suwung dan PG Tresna Baru Baru di Kabupaten Cirebon selesai sekitar 15 Januari 2011, katanya.

Diharapkan tebu petani di Kabupaten Cirebon bisa digiling semua, kendati harus bersusah payah dan dengan biaya tinggi, katanya.

Ia mengharapkan, areal tanaman tebu pada 2011 diperkirakan berkurang sekitar 300 hektare karena ada areal yang seharusnya ditanami tebu masih tergenang air, sehingga ditanami padi.

Yasad A

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011