Ketua Pelaksana Harian Tim Mitigasi Dokter IDI, dr. Mahesa Paranadipa Maikel menyebutkan sebanyak 598 orang dokter meninggal dunia selama pandemi COVID-19 per 27 Juli 2021.
Melihat angka itu, dia khawatir total kematian rekan sejawat dokter akan menembus 600 orang.
Berdasarkan data statistik Tim Mitigasi IDI, dokter umum berada di posisi tertinggi untuk jumlah terbanyak kematian yakni 319 orang (5 di antaranya Guru Besar), diikuti dokter spesialis sebanyak 270 orang (29 Guru Besar) dan residen sebanyak 9 orang.
Sementara itu, berdasarkan gender sebanyak 84 persen atau 502 dokter merupakan laki-laki dan 16 persen sisanya perempuan.
Berdasarkan wilayah, jumlah kematian dokter tertinggi berasal dari Jawa Timur yakni 127 orang, kemudian DKI Jakarta (92 orang), Jawa Tengah (89 orang), Jawa Barat (83 orang) dan Sumatera Utara (41 orang).
"Melihat angka ini, kami di kalangan dokter tersayat hati kami melihat banyaknya guru-guru kami yang harus gugur, saudara dan adik-adik kami," tutur dr. Mahesa Paranadipa Maikel dalam konferensi pers daring yang digelar Tim Mitigasi IDI, Rabu.
Berkaca dari angka ini, dr. Mahesa Paranadipa Maikel meminta bantuan dari masyarakat untuk ikut serta menekan angka penularan COVID-19 termasuk pada para dokter melalui penerapan protokol kesehatan ketat dan vaksinasi. Kedua hal ini penting untuk juga melindungi kelompok-kelompok rentan terpapar penyakit akibat SARS-CoV-2 itu dan berisiko mengalami kondisi parah.
Dia juga meminta dukungan pemerintah dari sisi sumber daya agar tenaga kesehatan bisa tetap melayani kebutuhan masyarakat.
"Kami mohon semua dengan kemampuan yang Anda miliki tolong bantu agar bisa menekan angka penularan, agar beban kesehatan bisa berkurang hari demi hari," demikian tutur dr. Mahesa Paranadipa Maikel.
Terkait vaksin COVID-19 ketiga bagi tenaga kesehatan, saat ini sudah diberikan kepada 3.800 tenaga kesehatan di 14 rumah sakit vertikal yang berada di bawah koordinasi Kementerian Kesehatan. Saat ini, vaksinasi dalam proses distribusi ke daerah-daerah.
Halaman selanjutnya: Kondisi di Sumatera
Kondisi di Sumatera
Jumlah kematian dokter di wilayah Sumatera mencatatkan angka yang bahkan menembus angka 10. Ketua IDI wilayah Aceh, dr. Safrizal Rahman menuturkan sebanyak 10 orang dokter meninggal dunia hingga Rabu ini.
Dari jumlah ini, sebanyak 41 orang dokter di antaranya masih melakukan isolasi mandiri dan lima orang menjalani perawatan. Sementara itu, untuk total kasus, tercatat 22.104 kasus terkonfirmasi hingga 27 Juli 2021.
"Sampai saat ini, Alhamdulillah IDI Aceh terus melakukan upaya advokasi kepada anggota untuk terus menjaga kesehatan. Untuk Aceh sendiri, tenaga kesehatan, upaya yang dilakukan pemerintah mendukung supaya mereka terjaga kesehatannya luar biasa," kata Safrizal.
"Kami masih dalam kondisi siap berhadapan dengan COVID-19, walaupun yang paling dibutuhkan patisipasi masyarakat," kata Safrizal.
Angka kematian dokter yang juga relatif tinggi tercatat di Kepulauan Riau. Dr. Rusdani dari IDI Kepulauan Riau mengonfirmasi kasus kematian dokter mencapai 7 orang hingga saat ini. Dari jumlah itu, salah satu dokter berada dalam kondisi hamil 8 bulan. Sementara itu, total kasus dokter yang terkonfirmasi positif mencapai 167 orang.
Di Jambi, Ketua satgas COVID-19 IDI wilayah jambi, dr. Nirwan satria mencatat sudah sebanyak tiga orang dokter spesialis (bedah, saraf dan ortopedi) yang meninggal dunia dari total 90 orang dokter yang terkonfirmasi positif COVID-19 hingga Rabu ini.
Dia juga mencatat jumlah kasus yang naik yang terus tembus pada angka 200 sejak 18 Juli hingga beberapa hari setelahnya. Menurut Nirwan, angka kasus bahkan pernah mencapai 442 dari yang sebelumnya bahkan tak sampai 100 kasus.
Tak hanya dari jumlah kasus, Nirwan juga mengonfirmasi masuknya varian Delta Plus di wilayah kerjanya, yang diketahui cepat menular ketimbang virus aslinya.
Sebagai salah satu langkah mendeteksi dini kasus sekaligus membantu melindungi tenaga kesehatan di sana, pihak IDI setempat bekerja sama dengan laboratorium pusat diagnostik di Universitas Andalas, Padang rutin melakukan swab.
"Persiapan kami, mengedukasi kami semua bagaimana melindungi diri masing-masing dengan mengenakan masker yang benar, menjaga jarak, menjaga mata, hidung dan mata dari paparan," tutur Nirwan.
Di Sumatera Selatan, perwakilan IDI setempat, Dr. Trisnawarman menyebut sebanyak 3 orang dokter meninggal dunia dari 154 orang yang terkonfirmasi positif hingga hari ini. Sementara angka keterisian ICU, sudah mencapai angka 88 persen khusus di wilayah Palembang.
"Kemarin 1020 kasusnya. Memang fluktuatif, kadang meningkat kadang turun, mungkin karena terkait pemeriksaan sampel-nya. Sampel kadang-kadang menumpuk belum diperiksa sehingga hasilnya di hari berikutnya lebih tinggi," kata dia.
Trisnawan mengatakan, demi mengantisipasi pasien yang tertolak di rumah sakit, maka sejumlah tempat seperti wisma atlet dan asrama haji disiapkan sebagai tempat isolasi pasien bergejala ringan.
Baca juga: Jumlah tenaga medis gugur akibat COVID-19 bertambah
Baca juga: Andrianto Purnawan, dokter bedah saraf yang gugur karena corona
Baca juga: IDI catat jumlah dokter yang gugur akibat COVID-19 bertambah jadi 136
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Melihat angka itu, dia khawatir total kematian rekan sejawat dokter akan menembus 600 orang.
Berdasarkan data statistik Tim Mitigasi IDI, dokter umum berada di posisi tertinggi untuk jumlah terbanyak kematian yakni 319 orang (5 di antaranya Guru Besar), diikuti dokter spesialis sebanyak 270 orang (29 Guru Besar) dan residen sebanyak 9 orang.
Sementara itu, berdasarkan gender sebanyak 84 persen atau 502 dokter merupakan laki-laki dan 16 persen sisanya perempuan.
Berdasarkan wilayah, jumlah kematian dokter tertinggi berasal dari Jawa Timur yakni 127 orang, kemudian DKI Jakarta (92 orang), Jawa Tengah (89 orang), Jawa Barat (83 orang) dan Sumatera Utara (41 orang).
"Melihat angka ini, kami di kalangan dokter tersayat hati kami melihat banyaknya guru-guru kami yang harus gugur, saudara dan adik-adik kami," tutur dr. Mahesa Paranadipa Maikel dalam konferensi pers daring yang digelar Tim Mitigasi IDI, Rabu.
Berkaca dari angka ini, dr. Mahesa Paranadipa Maikel meminta bantuan dari masyarakat untuk ikut serta menekan angka penularan COVID-19 termasuk pada para dokter melalui penerapan protokol kesehatan ketat dan vaksinasi. Kedua hal ini penting untuk juga melindungi kelompok-kelompok rentan terpapar penyakit akibat SARS-CoV-2 itu dan berisiko mengalami kondisi parah.
Dia juga meminta dukungan pemerintah dari sisi sumber daya agar tenaga kesehatan bisa tetap melayani kebutuhan masyarakat.
"Kami mohon semua dengan kemampuan yang Anda miliki tolong bantu agar bisa menekan angka penularan, agar beban kesehatan bisa berkurang hari demi hari," demikian tutur dr. Mahesa Paranadipa Maikel.
Terkait vaksin COVID-19 ketiga bagi tenaga kesehatan, saat ini sudah diberikan kepada 3.800 tenaga kesehatan di 14 rumah sakit vertikal yang berada di bawah koordinasi Kementerian Kesehatan. Saat ini, vaksinasi dalam proses distribusi ke daerah-daerah.
Halaman selanjutnya: Kondisi di Sumatera
Kondisi di Sumatera
Jumlah kematian dokter di wilayah Sumatera mencatatkan angka yang bahkan menembus angka 10. Ketua IDI wilayah Aceh, dr. Safrizal Rahman menuturkan sebanyak 10 orang dokter meninggal dunia hingga Rabu ini.
Dari jumlah ini, sebanyak 41 orang dokter di antaranya masih melakukan isolasi mandiri dan lima orang menjalani perawatan. Sementara itu, untuk total kasus, tercatat 22.104 kasus terkonfirmasi hingga 27 Juli 2021.
"Sampai saat ini, Alhamdulillah IDI Aceh terus melakukan upaya advokasi kepada anggota untuk terus menjaga kesehatan. Untuk Aceh sendiri, tenaga kesehatan, upaya yang dilakukan pemerintah mendukung supaya mereka terjaga kesehatannya luar biasa," kata Safrizal.
"Kami masih dalam kondisi siap berhadapan dengan COVID-19, walaupun yang paling dibutuhkan patisipasi masyarakat," kata Safrizal.
Angka kematian dokter yang juga relatif tinggi tercatat di Kepulauan Riau. Dr. Rusdani dari IDI Kepulauan Riau mengonfirmasi kasus kematian dokter mencapai 7 orang hingga saat ini. Dari jumlah itu, salah satu dokter berada dalam kondisi hamil 8 bulan. Sementara itu, total kasus dokter yang terkonfirmasi positif mencapai 167 orang.
Di Jambi, Ketua satgas COVID-19 IDI wilayah jambi, dr. Nirwan satria mencatat sudah sebanyak tiga orang dokter spesialis (bedah, saraf dan ortopedi) yang meninggal dunia dari total 90 orang dokter yang terkonfirmasi positif COVID-19 hingga Rabu ini.
Dia juga mencatat jumlah kasus yang naik yang terus tembus pada angka 200 sejak 18 Juli hingga beberapa hari setelahnya. Menurut Nirwan, angka kasus bahkan pernah mencapai 442 dari yang sebelumnya bahkan tak sampai 100 kasus.
Tak hanya dari jumlah kasus, Nirwan juga mengonfirmasi masuknya varian Delta Plus di wilayah kerjanya, yang diketahui cepat menular ketimbang virus aslinya.
Sebagai salah satu langkah mendeteksi dini kasus sekaligus membantu melindungi tenaga kesehatan di sana, pihak IDI setempat bekerja sama dengan laboratorium pusat diagnostik di Universitas Andalas, Padang rutin melakukan swab.
"Persiapan kami, mengedukasi kami semua bagaimana melindungi diri masing-masing dengan mengenakan masker yang benar, menjaga jarak, menjaga mata, hidung dan mata dari paparan," tutur Nirwan.
Di Sumatera Selatan, perwakilan IDI setempat, Dr. Trisnawarman menyebut sebanyak 3 orang dokter meninggal dunia dari 154 orang yang terkonfirmasi positif hingga hari ini. Sementara angka keterisian ICU, sudah mencapai angka 88 persen khusus di wilayah Palembang.
"Kemarin 1020 kasusnya. Memang fluktuatif, kadang meningkat kadang turun, mungkin karena terkait pemeriksaan sampel-nya. Sampel kadang-kadang menumpuk belum diperiksa sehingga hasilnya di hari berikutnya lebih tinggi," kata dia.
Trisnawan mengatakan, demi mengantisipasi pasien yang tertolak di rumah sakit, maka sejumlah tempat seperti wisma atlet dan asrama haji disiapkan sebagai tempat isolasi pasien bergejala ringan.
Baca juga: Jumlah tenaga medis gugur akibat COVID-19 bertambah
Baca juga: Andrianto Purnawan, dokter bedah saraf yang gugur karena corona
Baca juga: IDI catat jumlah dokter yang gugur akibat COVID-19 bertambah jadi 136
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021