Cimahi, 1/12 (ANTARA) - Sebanyak 2624 usaha mikro kecil dan menengah di Kota Cimahi, Jabar, diharapkan bisa memunculkan diversifikasi produk, khususnya kuliner agar bisa "eksis" ditengah membanjirnya produksi asing, kata Wali kota Cimahi Otoc Tochija.

Perkembangan bisnis kuliner di Cimahi semakin menunjukkan geliat yang membaik, kata Wali Kota Cimahi Itoc Tochija usai membuka Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif UMKM dengan tema Fasilitasi Peningkatan dan Kemitraan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di aula Gedung A Komplek Pemkot Cimahi, Rabu.

"Untuk membantu kegiatan UMKM di Cimahi pun kita harapkan ada partisipasi dari bank dalam membantu masalah permodalan yang dibutukkan oleh UMKM. Sedangkan bantuan APBD, sendiri baru akan kita usahakan supaya bisa membantu kegiatan yang diperlukan oleh para pelaku UMKM," kata Itoc.

Hanya saja, menurut Itoc, masyarakat pun harus ikut bertanggung jawab dalam pengembalian jika yang bersangkutan mendapatkan pinjaman permodalan.

Selama ini, sambungnya, pemerintah identik dengan korupsi. Tapi, pada kenyataannya masyarakat pun melakukan hal yang sama. Hal itu bisa dibuktikan dengan macetnya Kredit Usaha Tani (KUT) beberapa tahun lalu.

"Padahal dana itu dipinjam dari Amerika. Akibatnya, para kepala daerah dipanggil untuk menjelaskan perihal macetnya dana tersebut. Makanya, kalaupun sekarang bank mau memberikan pinjaman masalah permodalan harus benar-benar dijaga kepercayaan yang telah diberikan," Ujarnya.

Sedangkan masalah perizinan, Itoc meminta kepada para pelaku usaha untuk tidak usah khawatir dengan lamanya waktu pengurusan perizinan yang dilakukan oleh Pusat Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PPTSP) Kota Cimahi.

Jika syarat perizinan yang dimiliki sangat lengkap, maka izin akan bisa diperoleh dalam 14 hari.

"Selain itu, kita jamin jika pengurusan izin di Cimahi tidak akan ada pungli. Apalagi kita, baru-baru ini mendapatkan penghargaan sebagai juara pertama PTSP terbaik se-Indonesia," tandansya.

Sementara itu, Kabid KUKM pada Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, Perdagangan dan Pertanian (Diskopindagtan) Kota Cimahi, Ir. Yosephina Dewanti, MM., mengatakan, dalam upaya mengembangkan UKM pihaknya telah membentuk Rumah Desain dan Kemasan Cimahi (RDKC).

Hal itu untuk mendorong dan mendukung kreatifitas pelaku usaha dibidang kemasan produk. Sebab lanjut Yosephina, kemasan produk yang menarik sangat strategis dalam menciptakan pemasaran dan daya beli konsumen.

"orang kalau beli sebuah produk, biasanya melihat kemasannya. Jadi, kalau kemasan asal-asalan, mungkin orang tidak akan tertarik dan hanya menganggap sebelah mata. Tapi jika kemasannya bagus, bisa merangsang konsumen untuk tertarik dan membelinya", ungkapnya.

Dijelaskan Yosephina, kehadiran RDKC kedepannya diharapkan bisa mendukung dan mewujudkan visi, misi kota cimahi, menuju konsep Ciber City. Apalagi dengan adanya Baros Information Trade Centre (BITC) bisa lebih optimal dan sinergis dalam memacu nilai-nilai kreatifitas dalam mendesain dunia usaha.

"Kemasan yang menarik itu mahal. Karena di dalamnya ada aspek desain dan pembelian. Dulu, untuk satu desain memakan biaya Rp 6-7 juta. Harga itu murah, karena dampak secara market sangat luar biasa untuk menarik konsumen," katanya.***2***

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010