Bandung, 25/11 (ANTARA) - Mantan Ketua DPRD Jabar yang juga kader PDIP Eka Santosa berencana ke luar dari keanggotaan PDI Perjuangan.
Mundurnya Eka dari PDIP, dikarenakan PDIP sudah tidak menjalankan roh demokrasi dalam ideologi partai, khususnya di jajaran internalnya, kata Eka dalam jumpa persnya di Bandung, Kamis.
Dia mengatakan, pihaknya menilai PDIP sudah demokratis, baik dalam hal perekrutan kepemimpinan di tingkat kecamatan hingga ke tingkat pusat.
"Namun intervensi pengurus pusat sangat besar sekali dalam kepentingan politik praktis, sehingga mematikan demokrasi di tingkat bawah," katanya.
Bahkan Eka beranggapan bahwa PDIP dalam kiprahnya membela rakyat, sekarang ini tidak jelas, mulai dari arah kebijakan partai atau fraksi di dewan.
"Kiprah dan semangatnya sudah jauh, tidak seperti zaman-zaman awal PDIP dibangun dan baru berdiri, sekarang sudah lebih dinasti, dan cenderung kepada politik kepentingan" kata Eka.
Eka yang mengaku sudah puluhan tahun berkiprah di partai titisan Bung Karno sejak zaman PDI hingga PDIP itu, juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Ketua Umum Megawati yang telah berperan dalam membina dan mempercayakan dirinya berkiprah di pemerintahan.
Namun dirinya ke luar partai, karena ada sisi pikiran yang tidak sama, dengan flatform partai.
" Saya harus berterimakasih kepada rakyat dan Megawati, namun saya harus keluar dari PDIP, meski pada saat terakhir-akhir saya ditawari untuk menjadi ketua departemen di DPP PDIP melewati Andreas Huga, tetapi saya tolak," tukas Eka.
Ditanya soal akan pindah ke partai lain, Eka mengatakan, lihat saja nanti. "Pokoknya kalau saya pindah partai tidak akan jauh ke partai yang ber ruh nasionalis. Saya sekarang konsentrasi dulu untuk membina budaya," katanya.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010
Mundurnya Eka dari PDIP, dikarenakan PDIP sudah tidak menjalankan roh demokrasi dalam ideologi partai, khususnya di jajaran internalnya, kata Eka dalam jumpa persnya di Bandung, Kamis.
Dia mengatakan, pihaknya menilai PDIP sudah demokratis, baik dalam hal perekrutan kepemimpinan di tingkat kecamatan hingga ke tingkat pusat.
"Namun intervensi pengurus pusat sangat besar sekali dalam kepentingan politik praktis, sehingga mematikan demokrasi di tingkat bawah," katanya.
Bahkan Eka beranggapan bahwa PDIP dalam kiprahnya membela rakyat, sekarang ini tidak jelas, mulai dari arah kebijakan partai atau fraksi di dewan.
"Kiprah dan semangatnya sudah jauh, tidak seperti zaman-zaman awal PDIP dibangun dan baru berdiri, sekarang sudah lebih dinasti, dan cenderung kepada politik kepentingan" kata Eka.
Eka yang mengaku sudah puluhan tahun berkiprah di partai titisan Bung Karno sejak zaman PDI hingga PDIP itu, juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Ketua Umum Megawati yang telah berperan dalam membina dan mempercayakan dirinya berkiprah di pemerintahan.
Namun dirinya ke luar partai, karena ada sisi pikiran yang tidak sama, dengan flatform partai.
" Saya harus berterimakasih kepada rakyat dan Megawati, namun saya harus keluar dari PDIP, meski pada saat terakhir-akhir saya ditawari untuk menjadi ketua departemen di DPP PDIP melewati Andreas Huga, tetapi saya tolak," tukas Eka.
Ditanya soal akan pindah ke partai lain, Eka mengatakan, lihat saja nanti. "Pokoknya kalau saya pindah partai tidak akan jauh ke partai yang ber ruh nasionalis. Saya sekarang konsentrasi dulu untuk membina budaya," katanya.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010