Tiga mahasiswa Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), Almira Naila Azmi, Kevin Muhammad Atilla, dan Fajar Nur Pangestu, yang tergabung dalam Tim Lace Agate, meraih juara ketiga dalam merancang fondasi raft pile di ajang Lomba Analisis Geoteknik pada Civil National Expo.
Tim Lace Agate dibimbing oleh guru besar dan dosen Departemen Teknik Sipil FTUI, Prof. Ir. Widjojo Adi Prakoso, M. Sc, Ph.D., dan Erly Bahsan, S.T., M. Kom. Ketiga mahasiswa tersebut bersaing dengan 28 tim dari berbagai universitas di Indonesia.
"Tim kami melakukan analisis distribusi pembebanan pada fondasi Raft Pile. Fondasi raft pile adalah fondasi yang menggabungkan dua macam bentuk fondasi, yaitu fondasi tiang pancang, dalam hal ini friction pile dan fondasi rakit (raft). Fondasi raft pile tepat digunakan untuk struktur masif dan dapat dipergunakan dalam berbagai kondisi tanah, khususnya yang tidak mampu menahan settlement berlebih,” kata Ketua Tim Lace Agate, Almira dalam keterangannya di Depok, Senin.
Civil National Expo (CNE) merupakan kegiatan ilmiah tahunan berskala nasional, sebagai wadah bagi para mahasiswa Teknik Sipil di Indonesia dalam menyalurkan ide-ide inovatif yang bermanfaat untuk masa depan.
Pada Lomba Analisis Fondasi para peserta diminta melakukan analisis daya dukung fondasi dan penurunan pada fondasi akibat pembebanan dengan data yang diberikan oleh panitia. Penilaian ditinjau dari efisiensi, pendekatan dan metode yang dilakukan oleh peserta lomba.
Anggota tim lainnya, Kevin mengatakan berdasarkan data yang diberikan, bangunan yang dianalisis adalah gedung ruang perkantoran yang terdiri dari 20 lantai dan 4 lantai basement. T"im kami merancang pembebanan dan kombinasi pembebanan berdasarkan SNI 1727:2013 tentang Pembebanan untuk Perancangan Gedung," kata Kevin.
Sementara perhitungan reaksi perletakan menggunakan modelisasi gedung pada aplikasi E-TABS. Selain itu, Tim Lace Agate juga menggunakan metode penyelesaian 3 acceptance criteria, yaitu Axial Support Criteria, Lateral Support Criteria, dan Settelement.
Berdasarkan ketiga acceptance criteria tersebut, ia mendesain fondasi dengan dimensi elevasi ujung tiang berada di 33.5 meter di bawah permukaan tanah, tebal raft sebesar 2 meter dan tiang pancang sepanjang 15.5 meter.
"Kami menggunakan tiang pancang dengan diameter 1 meter dengan jarak antara tiang kami tentukan sekitar 8 meter. Ini sesuai dengan batas minimal yang digunakan untuk jarak antartiang berdasarkan SNI, yaitu tiga kali diameter tiang.
Fajar menjelaskan terkait desain fondasi raft pile dari timnya, yakni perhitungan ini berarti jarak minimal yang digunakan adalah tiga meter. Konfigurasi fondasi 3x10 dengan total tiang sebanyak 30 Bor.
Guru Besar FTUI Bidang Geoteknik, Fondasi, Soil-Structure Interaction, Gempa, dan Liquifaksi, Prof. Ir. Widjojo Adi Prakoso, M. Sc, Ph.D., berharap inovasi mahasiswa ini dapat diimplementasikan pada berbagai proyek pembangunan yang saat ini gencar dilaksanakan, baik oleh pemerintah maupun industri swasta di berbagai penjuru negeri.
Teknologi dan pemecahan masalah karya anak bangsa perlu mendapatkan perhatian dan dukungan penuh dari semua pihak untuk dapat terus dikembangkan agar memberikan manfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara.
Baca juga: Mahasiswa vokasi UI raih penghargaan kewirausahaan
Baca juga: Mahasiswa FKG UI raih juara tiga kompetisi international
Baca juga: Mahasiswa FKG Universitas Indonesia raih penghargaan internasional
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Tim Lace Agate dibimbing oleh guru besar dan dosen Departemen Teknik Sipil FTUI, Prof. Ir. Widjojo Adi Prakoso, M. Sc, Ph.D., dan Erly Bahsan, S.T., M. Kom. Ketiga mahasiswa tersebut bersaing dengan 28 tim dari berbagai universitas di Indonesia.
"Tim kami melakukan analisis distribusi pembebanan pada fondasi Raft Pile. Fondasi raft pile adalah fondasi yang menggabungkan dua macam bentuk fondasi, yaitu fondasi tiang pancang, dalam hal ini friction pile dan fondasi rakit (raft). Fondasi raft pile tepat digunakan untuk struktur masif dan dapat dipergunakan dalam berbagai kondisi tanah, khususnya yang tidak mampu menahan settlement berlebih,” kata Ketua Tim Lace Agate, Almira dalam keterangannya di Depok, Senin.
Civil National Expo (CNE) merupakan kegiatan ilmiah tahunan berskala nasional, sebagai wadah bagi para mahasiswa Teknik Sipil di Indonesia dalam menyalurkan ide-ide inovatif yang bermanfaat untuk masa depan.
Pada Lomba Analisis Fondasi para peserta diminta melakukan analisis daya dukung fondasi dan penurunan pada fondasi akibat pembebanan dengan data yang diberikan oleh panitia. Penilaian ditinjau dari efisiensi, pendekatan dan metode yang dilakukan oleh peserta lomba.
Anggota tim lainnya, Kevin mengatakan berdasarkan data yang diberikan, bangunan yang dianalisis adalah gedung ruang perkantoran yang terdiri dari 20 lantai dan 4 lantai basement. T"im kami merancang pembebanan dan kombinasi pembebanan berdasarkan SNI 1727:2013 tentang Pembebanan untuk Perancangan Gedung," kata Kevin.
Sementara perhitungan reaksi perletakan menggunakan modelisasi gedung pada aplikasi E-TABS. Selain itu, Tim Lace Agate juga menggunakan metode penyelesaian 3 acceptance criteria, yaitu Axial Support Criteria, Lateral Support Criteria, dan Settelement.
Berdasarkan ketiga acceptance criteria tersebut, ia mendesain fondasi dengan dimensi elevasi ujung tiang berada di 33.5 meter di bawah permukaan tanah, tebal raft sebesar 2 meter dan tiang pancang sepanjang 15.5 meter.
"Kami menggunakan tiang pancang dengan diameter 1 meter dengan jarak antara tiang kami tentukan sekitar 8 meter. Ini sesuai dengan batas minimal yang digunakan untuk jarak antartiang berdasarkan SNI, yaitu tiga kali diameter tiang.
Fajar menjelaskan terkait desain fondasi raft pile dari timnya, yakni perhitungan ini berarti jarak minimal yang digunakan adalah tiga meter. Konfigurasi fondasi 3x10 dengan total tiang sebanyak 30 Bor.
Guru Besar FTUI Bidang Geoteknik, Fondasi, Soil-Structure Interaction, Gempa, dan Liquifaksi, Prof. Ir. Widjojo Adi Prakoso, M. Sc, Ph.D., berharap inovasi mahasiswa ini dapat diimplementasikan pada berbagai proyek pembangunan yang saat ini gencar dilaksanakan, baik oleh pemerintah maupun industri swasta di berbagai penjuru negeri.
Teknologi dan pemecahan masalah karya anak bangsa perlu mendapatkan perhatian dan dukungan penuh dari semua pihak untuk dapat terus dikembangkan agar memberikan manfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara.
Baca juga: Mahasiswa vokasi UI raih penghargaan kewirausahaan
Baca juga: Mahasiswa FKG UI raih juara tiga kompetisi international
Baca juga: Mahasiswa FKG Universitas Indonesia raih penghargaan internasional
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021