PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Barat (Jabar) menyatakan konsumsi listrik industri otomotif (mesin/otomotif/bengkel) mencatatkan kenaikan pertumbuhan kilowatt-jam (kWh) tertinggi per Mei 2021 dibanding jenis usaha lain yakni sebanyak 20,92 persen atau naik dari 17,27 GWh menjadi 20,88 GWh di periode tahun 2021 dibandingkan periode sama tahun 2020.
"Berdasarkan rilis data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo, industri otomotif Indonesia kembali mengalami peningkatan penjualan di bulan Mei 2021 ini. Tidak hanya penjualan, produksi roda empat secara nasional juga terus tumbuh yang berarti konsumsi listrik industri akan semakin meningkat. Hal tersebut didorong insentif pajak penjualan barang mewah yang ditanggung pemerintah,” kata Manajer Komunikasi PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Barat Iwan Ridwan, dalam siaran persnya, Minggu.
PLN IUD Jabar merilis data sepuluh golongan tarif yang memberikan kontribusi kWh tertinggi (YoY) sampai dengan bulan Mei 2021.
Berdasarkan data tersebut, total kWh jual sampai dengan bulan Mei 2021 yaitu sebesar 10,09 TWh di mana 48,96 persennya merupakan kontribusi dari pelanggan golongan tarif I3 (industri).
“Penjualan listrik segmen industri sampai dengan bulan Mei 2021 sudah menunjukkan perbaikan. Hal ini dapat dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020," kata Iwan.
Pertumbuhan segmen industri berdasarkan kWh jual per Mei 2021 (YoY) naik 6,96 persen dari 8,41 TWh di Mei 2020 menjadi 9,06 TWh di Mei 2021.
Iwan memaparkan, jenis usaha yang mengalami pertumbuhan pemakaian kWh jual tertinggi per Mei 2021 adalah mesin/otomotif/bengkel, meubel/furniture/hasil olahan kayu dan rotan, plastik/karet dan olahannya.
Di Jawa Barat sendiri, industri otomotif terbesar ada di wilayah kerja PLN UP3 Karawang dan UP3 Cikarang.
Di Karawang ada pabrikan Toyota dan Daihatsu yang berlokasi di Karawang International Industrial City, Honda di Kawasan Industri Mitra Karawang serta Daihatsu dan Hino di Kawasan Industri Suryacipta.
Sedangkan di Cikarang pabrikan Mitsubishi, Hyundai, Suzuki dan Wuling, semuanya terpusat di kawasan industri Deltamas.
Kedua, industri meubel, furnitur, hasil olahan kayu dan rotan menyumbang pertumbuhan kWh jual sebesar 19,47 persen menjadi 47,74 GWh.
Berdasarkan keterangan resmi Kementerian Perindustrian, industri pengolahan kayu di tanah air terus menunjukkan pertumbuhan dimana pada triwulan I 2021 industri furnitur telah bangkit dan tumbuh positif sebesar 8,04 persen.
"Produktivitas industri pengolahan kayu dalam negeri yang terus meningkat ini tentu seiring peningkatan pemakaian listrik,” tambah Iwan.
Ketiga, jenis usaha plastik, karet dan olahannya.
Badan Pusat Statistik mencatat di kuartal I tahun 2021 ini industri karet dan plastik merupakan sektor yang masih tumbuh di kelompok industri pengolahan non migas sebesar 3,84 persen.
Hal ini dipengaruhi oleh permintaan akan bahan plastik, karet dan olahannya dari sektor industri makanan, minuman, masker dan produk kesehatan seiring dengan meningkatnya tren belanja makanan online, serta permintaan pasar akan masker.
Pertumbuhan konsumsi listrik segmen usaha ini naik sebesar 11,74 persen yang setara 88,85 GWh.
Baca juga: PLN dukung pengembangan 104 desa wisata dengan nilai bantuan Rp24,4 miliar
Baca juga: PLN pastikan pasokan listrik di faskes dan sentra vaksinasi COVID-19 aman
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Berdasarkan rilis data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo, industri otomotif Indonesia kembali mengalami peningkatan penjualan di bulan Mei 2021 ini. Tidak hanya penjualan, produksi roda empat secara nasional juga terus tumbuh yang berarti konsumsi listrik industri akan semakin meningkat. Hal tersebut didorong insentif pajak penjualan barang mewah yang ditanggung pemerintah,” kata Manajer Komunikasi PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Barat Iwan Ridwan, dalam siaran persnya, Minggu.
PLN IUD Jabar merilis data sepuluh golongan tarif yang memberikan kontribusi kWh tertinggi (YoY) sampai dengan bulan Mei 2021.
Berdasarkan data tersebut, total kWh jual sampai dengan bulan Mei 2021 yaitu sebesar 10,09 TWh di mana 48,96 persennya merupakan kontribusi dari pelanggan golongan tarif I3 (industri).
“Penjualan listrik segmen industri sampai dengan bulan Mei 2021 sudah menunjukkan perbaikan. Hal ini dapat dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020," kata Iwan.
Pertumbuhan segmen industri berdasarkan kWh jual per Mei 2021 (YoY) naik 6,96 persen dari 8,41 TWh di Mei 2020 menjadi 9,06 TWh di Mei 2021.
Iwan memaparkan, jenis usaha yang mengalami pertumbuhan pemakaian kWh jual tertinggi per Mei 2021 adalah mesin/otomotif/bengkel, meubel/furniture/hasil olahan kayu dan rotan, plastik/karet dan olahannya.
Di Jawa Barat sendiri, industri otomotif terbesar ada di wilayah kerja PLN UP3 Karawang dan UP3 Cikarang.
Di Karawang ada pabrikan Toyota dan Daihatsu yang berlokasi di Karawang International Industrial City, Honda di Kawasan Industri Mitra Karawang serta Daihatsu dan Hino di Kawasan Industri Suryacipta.
Sedangkan di Cikarang pabrikan Mitsubishi, Hyundai, Suzuki dan Wuling, semuanya terpusat di kawasan industri Deltamas.
Kedua, industri meubel, furnitur, hasil olahan kayu dan rotan menyumbang pertumbuhan kWh jual sebesar 19,47 persen menjadi 47,74 GWh.
Berdasarkan keterangan resmi Kementerian Perindustrian, industri pengolahan kayu di tanah air terus menunjukkan pertumbuhan dimana pada triwulan I 2021 industri furnitur telah bangkit dan tumbuh positif sebesar 8,04 persen.
"Produktivitas industri pengolahan kayu dalam negeri yang terus meningkat ini tentu seiring peningkatan pemakaian listrik,” tambah Iwan.
Ketiga, jenis usaha plastik, karet dan olahannya.
Badan Pusat Statistik mencatat di kuartal I tahun 2021 ini industri karet dan plastik merupakan sektor yang masih tumbuh di kelompok industri pengolahan non migas sebesar 3,84 persen.
Hal ini dipengaruhi oleh permintaan akan bahan plastik, karet dan olahannya dari sektor industri makanan, minuman, masker dan produk kesehatan seiring dengan meningkatnya tren belanja makanan online, serta permintaan pasar akan masker.
Pertumbuhan konsumsi listrik segmen usaha ini naik sebesar 11,74 persen yang setara 88,85 GWh.
Baca juga: PLN dukung pengembangan 104 desa wisata dengan nilai bantuan Rp24,4 miliar
Baca juga: PLN pastikan pasokan listrik di faskes dan sentra vaksinasi COVID-19 aman
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021