Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Barat dokter Eka Mulyana menyampaikan harapannya agar para tenaga medis dan tenaga kesehatan di Jawa Barat bisa mendapatkan penguat vaksin alias booster vaksin COVID-19 di tengah kondisi lonjakan kasus COVID-19.
Hal itu berkaca melihat kondisi kapasitas rumah sakit yang sudah tidak lagi kondusif bahkan terbilang sudah melebihi kapasitas (overload) dan dengan rata- rata Bed Occupancy Rate (BOR) mencapai 90 persen hingga 100 persen lebih.
"Terkait vaksinasi ini kami sudah memberikan usulan, baiknya memang diberikan booster vaksin untuk dokter, tenaga medis, dan tenaga kesehatan lainnya. Karena kondisi kami saat ini memang perlu diberikan vaksin penguat atau booster itu,” kata dokter Eka dalam jumpa pers virtual membahas kondisi pandemi COVID-19 bersama IDI, Jumat sore.
Eka menyebutkan kondisi BOR di Jawa Barat khususnya di Kota dan Kabupaten Bandung saat ini jauh dari angka ideal penanganan COVID-19 yang direkomendasikan oleh WHO yang seharusnya BOR mencapai persentase 60 persen.
Namun pada kenyataannya beberapa rumah sakit dan fasilitas kesehatan sudah melebihi kapasitas bahkan salah satunya ada yang mencapai angka 103 persen untuk perawatan penanganan kasus COVID-19.
Booster vaksin COVID-19 semakin dibutuhkan lagi mengingat seiring melonjaknya kasus, para tenaga medis dan tenaga kesehatan juga ikut terpapar.
Eka mencatat di bulan Juni 2021 hingga saat ini ada sebanyak 70 dokter yang sudah terpapar COVID-19 mengikuti lonjakan kasus di Jawa Barat.
"Saya sudah bicarakan hal ini 3 kali dalam satu minggu terakhir, karena saya diundang dalam pertemuan bersama Forkompimda (forum komunikasi pimpinan daerah) tingkat provinsi. Semoga ini bisa dijalankan termasuk bersama dengan solusi lain yang dibahas dalam forum itu,” kata dokter spesialis ortopedi itu.
Selain membahas harapan adanya penguat vaksin untuk garda terdepan penangan COVID-19, Eka mengatakan saat ini Pemerintah Jawa Barat terus menyiapkan solusi lain khususnya untuk penambahan akomodasi perawatan kasus COVID-19.
Tidak hanya akomodasi tapi juga menyiapkan sumber daya manusia tambahan agar tetap bisa menangani virus SARS-CoV-2 yang penyebarannya semakin cepat itu.
Baca juga: Ketua IDI Jabar: Vaksin COVID-19 di Indonesia dijamin kuatkan imun dari varian corona
Baca juga: IDI Jabar: Pemda perlu evaluasi angka reproduksi COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Hal itu berkaca melihat kondisi kapasitas rumah sakit yang sudah tidak lagi kondusif bahkan terbilang sudah melebihi kapasitas (overload) dan dengan rata- rata Bed Occupancy Rate (BOR) mencapai 90 persen hingga 100 persen lebih.
"Terkait vaksinasi ini kami sudah memberikan usulan, baiknya memang diberikan booster vaksin untuk dokter, tenaga medis, dan tenaga kesehatan lainnya. Karena kondisi kami saat ini memang perlu diberikan vaksin penguat atau booster itu,” kata dokter Eka dalam jumpa pers virtual membahas kondisi pandemi COVID-19 bersama IDI, Jumat sore.
Eka menyebutkan kondisi BOR di Jawa Barat khususnya di Kota dan Kabupaten Bandung saat ini jauh dari angka ideal penanganan COVID-19 yang direkomendasikan oleh WHO yang seharusnya BOR mencapai persentase 60 persen.
Namun pada kenyataannya beberapa rumah sakit dan fasilitas kesehatan sudah melebihi kapasitas bahkan salah satunya ada yang mencapai angka 103 persen untuk perawatan penanganan kasus COVID-19.
Booster vaksin COVID-19 semakin dibutuhkan lagi mengingat seiring melonjaknya kasus, para tenaga medis dan tenaga kesehatan juga ikut terpapar.
Eka mencatat di bulan Juni 2021 hingga saat ini ada sebanyak 70 dokter yang sudah terpapar COVID-19 mengikuti lonjakan kasus di Jawa Barat.
"Saya sudah bicarakan hal ini 3 kali dalam satu minggu terakhir, karena saya diundang dalam pertemuan bersama Forkompimda (forum komunikasi pimpinan daerah) tingkat provinsi. Semoga ini bisa dijalankan termasuk bersama dengan solusi lain yang dibahas dalam forum itu,” kata dokter spesialis ortopedi itu.
Selain membahas harapan adanya penguat vaksin untuk garda terdepan penangan COVID-19, Eka mengatakan saat ini Pemerintah Jawa Barat terus menyiapkan solusi lain khususnya untuk penambahan akomodasi perawatan kasus COVID-19.
Tidak hanya akomodasi tapi juga menyiapkan sumber daya manusia tambahan agar tetap bisa menangani virus SARS-CoV-2 yang penyebarannya semakin cepat itu.
Baca juga: Ketua IDI Jabar: Vaksin COVID-19 di Indonesia dijamin kuatkan imun dari varian corona
Baca juga: IDI Jabar: Pemda perlu evaluasi angka reproduksi COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021