Indramayu, 3/11 (ANTARA) - Menjelang musim tanam harga gabah di pantura Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, kembali naik akibat kurang pasokan sepekan sebelumyan Rp 3.900 per kilogram sekarang menjadi Rp 4.100 per kilogram.

"Pasokan kurang harga gabah di pantura Kabupaten Indramayu terus mengalami kenaikan, bulan lalu Rp 3.800 per kilogram sekarang sudah mencapai Rp 4.100 perkilogram, jika musim tanam mundur diperkirakan harga gabah akan melambung,"kata H. Nurlatifah, pegusaha beras asal Kecamatan Terisi kabupaten Indramayu bagian barat, Rabu.

"Persediaan gabah saat ini masih ada meski harga cukup tinggi, namun jika kondisi seperti ini petani cenderung menunda musim tanam, karena hujan terus mengguyur pantura Indramayu, mereka khawatir dilanda banjir," ujarnya.

Jika musim tanam di daerah pesisir utara Indramayu terus mundur persediaan gabah petani semakin tipis, hal itu akan memicu terjadinya kenaikan harga gabah tersebut, secara langsung harga beras mahal.

Kondisi tersebut akan memberatkan masyarakat berpenghasilan rendah.

Menurut H.Rastim, pemilik penggilingan gabah di Indramayu, harga gabah diperkirakan akan terus melambung jika musim tanam mundur, karena persediaan gabah saat ini sudah kurang.

"Petani memaksakan tanam dampaknya kurang baik, karena hama pengganggu musim tanam lalu, akan terus menyerang tanaman padi mereka. Namun jika menunda persediaan gabah tipis," katanya.

Ia menambahkan, kendala petani di daerah pesisir pantai mendapat serangan berbagai hama pengganggu, seperti wereng coklat, tikus, kupu-kupu putih dan keong mas.

Kondisi itu diperparah lagi dengan berkurangnya air pada musim kemarau dan kelibihan air saat musim hujan tiba. Hal itu menjadi penyebab utama harga gabah naik.

Sementara itu Usman, salah seorang petani di pantura Indramayu mengaku ini, terpaksa menunda musim tanam karena khawatir hawa yang menyerang musim tanam lalu kembali merusak, sehingga akan merugikan petani.

"Tanam padi di pantura Indramayu harus diperhitungan dengan baik karena sering terjadi gagal panen, akibat serangan hama pengganggu juga kekurangan air bahkan kelebihan air sehingga sawah mereka terendam," katanya.

Ia menjelaskan, petani Indramayu sering mengalami gagal panen, namun semangat mereka menanam padi tetap tinggi sehingga produksi gabah tetap stabil, meski saat panen serentak berhasil gabah melimpah harganya murah, namun jika petani tidak memilik gabah harga mahal.

Sementara itu Ir Anang, Kepala Seksi Produski Holtikultura Dinas Pertanian dan Peternakan Indramayu menuturkan, tingginya minta tanam padi dapat meningkatkan produksi padi. Namun menyulitkan pihaknya mengembangkan tanaman holtikultura yang cukup menguntungkan petani.***2***

Enjang S

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010