Polres Cianjur, Jawa Barat, melibatkan seluruh jajaran polsek untuk melakukan operasi pemberantasan premanisme dan aksi pungutan liar, termasuk aksi "Pak Ogah" yang kerap beraksi di perempatan jalan nasional di wilayah Cianjur.
Kapolsek Sukaluyu, AKP Anaga Budiharso di Cianjur Senin, mengatakan penyisiran difokuskan di dua lokasi pertigaan Tungturunan dan pertigaan Patung Kuda Kosong yang merupakan jalur alternatif Cianjur-Jonggol.
"Selama ini, banyak pengendara mengaku dimintai uang preman yang ada di setiap pertigaan yang akrab disebut Pak Ogah. Setiap melalui persimpangan jalan, pengendara harus membayar Rp2 ribu sampai Rp5 ribu," katanya.
Meski tidak mematok besaran uangnya, aksi "Pak Ogah" kerap melontarkan kata-kata kasar dan ancaman, ketika tidak diberi uang. Sebagian besar beroperasi pada malam hari, dimana angkutan besar seperti truk dan tronton mulai melintas.
"Ini jelas meresahkan pengendara karena tidak setiap pengendara membawa uang. Kami akan melakukan penyisisran sebagai bentuk menjalankan instruksi Kapolri guna memberantas premanisme dan pungli, demi keamanan dan kenyamanan pengendara," katanya.
Pantauan Antara disepanjang jalur nasional Bandung-Cianjur, terdapat pertigaan dan perempatan yang ramai menjelang malam hari karena kendaraan berat jenis truk, boks dan tronton baru diperbolehkan melintas.
Selama ini, pengendara angkutan berat tersebut, kerap mengeluhkan aksi premanisme dan pungli yang dilakukan preman setempat dengan dalih membantu memberikan jalan bagi kendaraan yang hendak melintas.
"Kalau satu malam, saat melintas di jalur Cianjur-Jonggol, paling tidak kami harus mengeluarkan uang sampai Rp50 ribu, untuk preman yang berpura-pura menjadi Pak Ogah. Cukup meresahkan ini sudah terjadi sejak lama," kata Rudi supir truk pengangkut pasir.
Baca juga: Polres Cianjur turunkan tim ke sejumlah lokasi "sweeping" preman
Baca juga: Polres Cianjur amankan 10 orang diduga preman
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Kapolsek Sukaluyu, AKP Anaga Budiharso di Cianjur Senin, mengatakan penyisiran difokuskan di dua lokasi pertigaan Tungturunan dan pertigaan Patung Kuda Kosong yang merupakan jalur alternatif Cianjur-Jonggol.
"Selama ini, banyak pengendara mengaku dimintai uang preman yang ada di setiap pertigaan yang akrab disebut Pak Ogah. Setiap melalui persimpangan jalan, pengendara harus membayar Rp2 ribu sampai Rp5 ribu," katanya.
Meski tidak mematok besaran uangnya, aksi "Pak Ogah" kerap melontarkan kata-kata kasar dan ancaman, ketika tidak diberi uang. Sebagian besar beroperasi pada malam hari, dimana angkutan besar seperti truk dan tronton mulai melintas.
"Ini jelas meresahkan pengendara karena tidak setiap pengendara membawa uang. Kami akan melakukan penyisisran sebagai bentuk menjalankan instruksi Kapolri guna memberantas premanisme dan pungli, demi keamanan dan kenyamanan pengendara," katanya.
Pantauan Antara disepanjang jalur nasional Bandung-Cianjur, terdapat pertigaan dan perempatan yang ramai menjelang malam hari karena kendaraan berat jenis truk, boks dan tronton baru diperbolehkan melintas.
Selama ini, pengendara angkutan berat tersebut, kerap mengeluhkan aksi premanisme dan pungli yang dilakukan preman setempat dengan dalih membantu memberikan jalan bagi kendaraan yang hendak melintas.
"Kalau satu malam, saat melintas di jalur Cianjur-Jonggol, paling tidak kami harus mengeluarkan uang sampai Rp50 ribu, untuk preman yang berpura-pura menjadi Pak Ogah. Cukup meresahkan ini sudah terjadi sejak lama," kata Rudi supir truk pengangkut pasir.
Baca juga: Polres Cianjur turunkan tim ke sejumlah lokasi "sweeping" preman
Baca juga: Polres Cianjur amankan 10 orang diduga preman
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021