Emas mempertahankan kenaikannya untuk hari kedua berturut-turut pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena dolar melemah dengan investor menunggu data inflasi AS pekan ini untuk kejelasan tentang kapan Federal Reserve mungkin mulai mengurangi langkah-langkah dukungan ekonomi.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, bertambah 6,8 dolar AS atau 0,36 persen, menjadi ditutup pada 1.898,80 dolar AS per ounce. Akhir pekan lalu (4/6), emas berjangka terangkat 18,7 dolar AS atau satu persen menjadi 1.892 dolar AS per ounce.
Emas berjangka anjlok 36,6 dolar AS atau 1,92 persen menjadi 1.873,30 dolar AS pada Kamis (3/6), setelah menguat 4,9 dolar AS atau 0,26 persen menjadi 1.909,90 dolar AS pada Rabu (2/6), dan turun tipis 30 sen atau 0,02 persen menjadi 1.905 dolar AS pada Selasa (1/6).
Emas naik sekitar satu persen pada Jumat (4/6), setelah laporan pekerjaan bulanan AS yang lebih lemah dari perkiraan menenangkan kekhawatiran tentang Fed yang akan mengekang stimulus moneter dalam waktu dekat.
Sementara emas cukup bullish, komentar Menteri Keuangan AS Janet Yellen membatasi kenaikan harga lebih lanjut, kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
Yellen mengatakan pada Minggu (6/6) bahwa rencana pengeluaran 4,0 triliun dolar AS Presiden Joe Biden akan baik untuk Amerika Serikat, bahkan jika itu berkontribusi pada peningkatan inflasi dan menghasilkan suku bunga yang lebih tinggi, Bloomberg News melaporkan.
"Hal besar yang ditunggu orang adalah rencana The Fed pada pelonggaran dan juga pada suku bunga," dan jika The Fed tetap diam selama satu atau dua minggu ke depan ... Anda bisa melihat pergerakan menuju 1.900 dolar AS," kata Haberkorn. Kegagalan untuk menembus di atas 1.900 dolar AS dapat mendorongnya turun, tergantung pada sikap Fed, katanya pula.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya jatuh 0,2 persen, meningkatkan daya tarik emas bagi mereka yang memegang mata uang lainnya. Namun demikian, kenaikan imbal hasil obligasi Pemerintah AS 10-tahun sedikit membatasi pertumbuhan emas.
Inflasi akan tetap menjadi fokus, dengan laporan indeks harga konsumen AS akan dirilis pada Kamis (10/6), dan pertemuan bank sentral dijadwalkan di Eropa dan Kanada.
Jangka panjang hingga menengah, "Kita mungkin melihat lebih banyak volatilitas di pasar ekuitas, yang akan meningkatkan nilai emas sebagai tempat berlindung yang aman (dan) sebagai perlindungan terhadap inflasi," kata analis Commerzbank, Eugen Weinberg.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 12,2 sen atau 0,44 persen, menjadi ditutup pada 28,018 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli terangkat 10,4 dolar AS atau 0,89 persen, menjadi ditutup pada 1.174,8 dolar AS per ounce.
Baca juga: Data pekerjaan AS lebih rendah dari harapan, harga emas bangkit 18,7 dolar
Baca juga: Emas anjlok 36,6 dolar AS menyusul penguatan "greenback"
Baca juga: Harga emas bangkit 4,9 dolar, terangkat melemahnya imbal hasil obligasi AS
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, bertambah 6,8 dolar AS atau 0,36 persen, menjadi ditutup pada 1.898,80 dolar AS per ounce. Akhir pekan lalu (4/6), emas berjangka terangkat 18,7 dolar AS atau satu persen menjadi 1.892 dolar AS per ounce.
Emas berjangka anjlok 36,6 dolar AS atau 1,92 persen menjadi 1.873,30 dolar AS pada Kamis (3/6), setelah menguat 4,9 dolar AS atau 0,26 persen menjadi 1.909,90 dolar AS pada Rabu (2/6), dan turun tipis 30 sen atau 0,02 persen menjadi 1.905 dolar AS pada Selasa (1/6).
Emas naik sekitar satu persen pada Jumat (4/6), setelah laporan pekerjaan bulanan AS yang lebih lemah dari perkiraan menenangkan kekhawatiran tentang Fed yang akan mengekang stimulus moneter dalam waktu dekat.
Sementara emas cukup bullish, komentar Menteri Keuangan AS Janet Yellen membatasi kenaikan harga lebih lanjut, kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
Yellen mengatakan pada Minggu (6/6) bahwa rencana pengeluaran 4,0 triliun dolar AS Presiden Joe Biden akan baik untuk Amerika Serikat, bahkan jika itu berkontribusi pada peningkatan inflasi dan menghasilkan suku bunga yang lebih tinggi, Bloomberg News melaporkan.
"Hal besar yang ditunggu orang adalah rencana The Fed pada pelonggaran dan juga pada suku bunga," dan jika The Fed tetap diam selama satu atau dua minggu ke depan ... Anda bisa melihat pergerakan menuju 1.900 dolar AS," kata Haberkorn. Kegagalan untuk menembus di atas 1.900 dolar AS dapat mendorongnya turun, tergantung pada sikap Fed, katanya pula.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya jatuh 0,2 persen, meningkatkan daya tarik emas bagi mereka yang memegang mata uang lainnya. Namun demikian, kenaikan imbal hasil obligasi Pemerintah AS 10-tahun sedikit membatasi pertumbuhan emas.
Inflasi akan tetap menjadi fokus, dengan laporan indeks harga konsumen AS akan dirilis pada Kamis (10/6), dan pertemuan bank sentral dijadwalkan di Eropa dan Kanada.
Jangka panjang hingga menengah, "Kita mungkin melihat lebih banyak volatilitas di pasar ekuitas, yang akan meningkatkan nilai emas sebagai tempat berlindung yang aman (dan) sebagai perlindungan terhadap inflasi," kata analis Commerzbank, Eugen Weinberg.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 12,2 sen atau 0,44 persen, menjadi ditutup pada 28,018 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli terangkat 10,4 dolar AS atau 0,89 persen, menjadi ditutup pada 1.174,8 dolar AS per ounce.
Baca juga: Data pekerjaan AS lebih rendah dari harapan, harga emas bangkit 18,7 dolar
Baca juga: Emas anjlok 36,6 dolar AS menyusul penguatan "greenback"
Baca juga: Harga emas bangkit 4,9 dolar, terangkat melemahnya imbal hasil obligasi AS
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021