Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Barat, membawa sampel material dari semburan lumpur yang terjadi di Desa Cipanas, Kabupaten Cirebon, untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.
"Kami mengambil sampel air dan juga tanah lumpur untuk diuji di lab ESDM secara kimiawi," kata Plt Kasi Penambangan dan Air Tanah, Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat Arip Budiman di Cirebon, Rabu, saat meninjau lokasi semburan lumpur di Desa Cipanas, Cirebon.
Arip mengatakan pengambilan sampel air dan tanah di sekitar lokasi letupan lumpur itu untuk memastikan kandungannya, apakah berbahaya atau tidak.
Untuk itu lanjut Arip, pihaknya akan melakukan penelitian terlebih dahulu, agar dapat menghasilkan kepastian secara ilmiah.
"Kita akan bawa ke laboratorium yang ada di Bandung, dan hasilnya diperkirakan paling lama 30 hari," tuturnya.
Menurutnya, dari hasil observasi di lokasi letupan lumpur itu memiliki bau menyengat khas minyak tanah, akan tetapi ini baru secara panca indra penciuman.
"Kalau dari bau yang menyengat ini kaya bau minyak tanah, bukan bau belerang," ujarnya.
Sementara dari informasi Kepala Desa Cipanas kata Arip, kejadian letupan lumpur ini sudah sejak lama, bahkan pada tahun 1970 hingga 1980 pernah dimanfaatkan salah satu industri pasta gigi.
"Dari informasi, ini pernah dimanfaatkan oleh perusahaan pasta gigi, tapi kami belum mengetahui secara pastinya," kata Arip.
Baca juga: Semburan lumpur berbau menyengat muncul di Cipanas Cirebon
Baca juga: Semburan gas keluarkan api hebohkan warga Bekasi
Baca juga: Semburan air panas muncul di rumah warga Cikarang Timur
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Kami mengambil sampel air dan juga tanah lumpur untuk diuji di lab ESDM secara kimiawi," kata Plt Kasi Penambangan dan Air Tanah, Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat Arip Budiman di Cirebon, Rabu, saat meninjau lokasi semburan lumpur di Desa Cipanas, Cirebon.
Arip mengatakan pengambilan sampel air dan tanah di sekitar lokasi letupan lumpur itu untuk memastikan kandungannya, apakah berbahaya atau tidak.
Untuk itu lanjut Arip, pihaknya akan melakukan penelitian terlebih dahulu, agar dapat menghasilkan kepastian secara ilmiah.
"Kita akan bawa ke laboratorium yang ada di Bandung, dan hasilnya diperkirakan paling lama 30 hari," tuturnya.
Menurutnya, dari hasil observasi di lokasi letupan lumpur itu memiliki bau menyengat khas minyak tanah, akan tetapi ini baru secara panca indra penciuman.
"Kalau dari bau yang menyengat ini kaya bau minyak tanah, bukan bau belerang," ujarnya.
Sementara dari informasi Kepala Desa Cipanas kata Arip, kejadian letupan lumpur ini sudah sejak lama, bahkan pada tahun 1970 hingga 1980 pernah dimanfaatkan salah satu industri pasta gigi.
"Dari informasi, ini pernah dimanfaatkan oleh perusahaan pasta gigi, tapi kami belum mengetahui secara pastinya," kata Arip.
Baca juga: Semburan lumpur berbau menyengat muncul di Cipanas Cirebon
Baca juga: Semburan gas keluarkan api hebohkan warga Bekasi
Baca juga: Semburan air panas muncul di rumah warga Cikarang Timur
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021