Cirebon, 29/9 (ANTARA) - Ekspor mangga gedung gincu asal Cirebon, Jawa Barat ke berbagai negara tujuan seperti Timur Tengah saat ini meningkat bertepatan dengan musim panen raya.

Ekspor mangga sebenarnya sudah berlangsung sepanjang tahun, tetapi pengiriman paling banyak pada saat panen raya, kata Direktur CV Sumber Buah yang juga eksportir buah, Ahmad Abdul Hadi di Kedawung, Kabupaten Cirebon, Rabu.

"Saya biasa kirim ke Singapura dan negara-negara Timur Tengah sekitar 6 ton per minggu, tetapi saat ini karena panen raya bisa kirim 30 ton per minggu," katanya.

Karena musim panen raya cukup panjang, tahun ini ia menargetkan bisa ekspor sekitar 3.000 ton mangga, terutama mangga gedung gincu.

Ekspor mangga bisa sepanjang tahun, khususnya mangga gedung gincu karena petani di Kabupaten Cirebon sudah mengembangkan tanaman tersebut dengan teknologi "off season" yakni dengan perlakuan khusus, sehingga mangga bisa berbuah di luar musim.

Menurut dia, pihak eksportir telah bekerja sama dengan petani agar produksi terjaga dengan kualitas ekspor termasuk mangga berproduksi di luar musim.

Kualitas ekspor tersebut antara lain buah mulus dan dipanen saat mangga sudah tua. Sementara Kepala Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon Ali Effedi mengatakan, luas areal mangga di Kabupaten Cirebon sekitar 9.000 hektare dan 3.000 hektare diantaranya adalah gedung gincu.

"Pembinaan terhadap petani mangga tersebut sudah diarahkan pada kualitas ekspor," katanya.

Ahmad Abdul Hadi menambahkan, ekspor mangga gedung gincu yang dia rintis sejak 2007 ke Singapura dan 2009 ke Timur Tengah, terus miningkat.

"Peningkatan itu karena bertambahnya negara tujuan dan kami bisa memenuhi hanya saat panen raya yakni akhir bulan September hingga Desember," katanya.

Ditambahkan, semula ekspor mangga gedung gincu hanya lima negara Timur tengah yakni Dubai, Arab Saudi, Oman dan Qatar, kini bertambah menjadi sembilan negara seperti Sudan.

Negara-negara Timur Tengah tersebut hanya menerima gedung gincu yang buahnya agak kecil dengan rasa manis sedikit asem dan wangi.

Selain itu pihaknya juga mengekspor mangga jenis harum manis dengan tujuan Singapura dana sedang menjajaki ekspor ke Jerman.

Mangga untuk bisa ekspor biasanya kalau harga di tingkat petani di bawah Rp16 ribu per kilogram dan harum manis di bawah Rp6 ribu per kilogram.

Kalau harga kedua jenis mangga itu di atas harga tersebut, pihaknya mengaku beralih mengekspor buah lainnya seperti salak dan manggis, katanya.

***2***

Yasad A

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010