Masyarakat di sepanjang bantaran Kali Bekasi, Kota Bekasi, Jawa Barat, diimbau untuk mewaspadai potensi banjir akibat luapan sungai.
"Sehubungan kenaikan tinggi muka air Sungai Cileungsi pada pukul 18.15 WIB mencapai 350 cm dengan status Siaga 1, artinya berpotensi banjir," kata Pengurus Komunitas Peduli Cileungsi-Cikeas (KP2C), Puarman dalam keterangan yang diterima ANTARA di Bekasi, Kamis.
KP2C mengingatkan masyarakat yang tinggal di sepanjang bantaran Kali Bekasi untuk tidak panik serta ikuti update informasi KP2C dengan kewaspadaan yang terukur dan terarah serta lakukan evakuasi mandiri.
Sejumlah persiapan yang disarankan, di antaranya menaikkan barang ke lokasi aman, memindahkan kendaraan, mengungsi ke lantai dua atau tempat pengungsian terdekat.
Menurut Puarman, air kiriman dari Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, akan tiba di wilayah Kota Bekasi pada pukul 21.30 WIB.
"Hulu Kali Bekasi di Cileungsi mengalami kenaikan TMA sejak pukul 17.15 WIB mulai dari 200 sentimeter hingga melonjak ke angka TMA 350 pada pukul 18.15 WIB. Batas normal Kali Bekasi 100 sentimeter," katanya.
Aliran Kali Bekasi merupakan pertemuan dua sungai, yakni Cikeas dan Cileungsi, Bogor tepatnya di sekitar Perumahan Pondok Gede Permai, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi.
Perkiraan waktu perjalanan air dari hulu ke Bojongkulur dan Jatiasih sekitar tiga sampai empat jam.
KP2C merupakan komunitas yang diinisiasi oleh sebagian penduduk yang tinggal di bantaran sungai Cileungsi, Cikeas maupun Kali Bekasi.
Member KP2C yang ikut terlibat dalam pemantauan situasi berjumlah sekitar 22.000 kepala keluarga. Mereka tersebar di 32 perumahan yang berpotensi banjir.
Sejak 2016, KP2C mengembangkan sistem peringatan dini (early warning system) Tinggi Muka Air (TMA) di hulu sungai Cileungsi, Cikeas dan Kali Bekasi.
Members menerima dan memanfaatkan info tersebut untuk dijadikan panduan dalam menentukan apakah lokasi perumahan mereka berpotensi banjir atau tidak.
Info TMA KP2C itu dikirim ke members melalui satu telegram, 18 WAG, Twitter, hingga FB. Bahkan, peringatan dini KP2C hingga saat ini masih menjadi rujukan dari pemerintah daerah setempat dalam mengawasi potensi banjir.
Kepala Bidang Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi Karsono memperkirakan TMA Kali Bekasi bisa mencapai puncaknya maksimal 500 sentimeter dari situasi normal 350 sentimeter.
"Kita pos pantaunya di Perumahan Pondok Gede Permai. Ada beberapa tanggul di Kali Bekasi yang jebol dan dalam proses perbaikan. Harap waspada," katanya.
Karsono berpesan agar seluruh pintu air di sepanjang tanggul Kali Bekasi segera dilakukan penutupan guna mengantisipasi luapan ke lingkungan penduduk.
Limpasan air Kali Bekasi diperkirakan berpotensi terjadi saat TMA sekitar 700 sentimeter. Untuk perumahan yang berada di elevasi tanah yang lebih rendah, seperti Pondok Mitra Lestari, Kemang Ivy, Kompleks Angkatan Laut dan seterusnya perlu lebih waspada.
Baca juga: Pemprov Jabar segera bentuk Satgas Sungai Cileungsi dan Cilamaya.
Baca juga: Bupati Bogor minta Kepala DLH baru tuntaskan masalah limbah sungai
Baca juga: Penanganan pencemaran Sungai Cileungsi, Wagub Jabar sebut anggaran terbatas
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Sehubungan kenaikan tinggi muka air Sungai Cileungsi pada pukul 18.15 WIB mencapai 350 cm dengan status Siaga 1, artinya berpotensi banjir," kata Pengurus Komunitas Peduli Cileungsi-Cikeas (KP2C), Puarman dalam keterangan yang diterima ANTARA di Bekasi, Kamis.
KP2C mengingatkan masyarakat yang tinggal di sepanjang bantaran Kali Bekasi untuk tidak panik serta ikuti update informasi KP2C dengan kewaspadaan yang terukur dan terarah serta lakukan evakuasi mandiri.
Sejumlah persiapan yang disarankan, di antaranya menaikkan barang ke lokasi aman, memindahkan kendaraan, mengungsi ke lantai dua atau tempat pengungsian terdekat.
Menurut Puarman, air kiriman dari Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, akan tiba di wilayah Kota Bekasi pada pukul 21.30 WIB.
"Hulu Kali Bekasi di Cileungsi mengalami kenaikan TMA sejak pukul 17.15 WIB mulai dari 200 sentimeter hingga melonjak ke angka TMA 350 pada pukul 18.15 WIB. Batas normal Kali Bekasi 100 sentimeter," katanya.
Aliran Kali Bekasi merupakan pertemuan dua sungai, yakni Cikeas dan Cileungsi, Bogor tepatnya di sekitar Perumahan Pondok Gede Permai, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi.
Perkiraan waktu perjalanan air dari hulu ke Bojongkulur dan Jatiasih sekitar tiga sampai empat jam.
KP2C merupakan komunitas yang diinisiasi oleh sebagian penduduk yang tinggal di bantaran sungai Cileungsi, Cikeas maupun Kali Bekasi.
Member KP2C yang ikut terlibat dalam pemantauan situasi berjumlah sekitar 22.000 kepala keluarga. Mereka tersebar di 32 perumahan yang berpotensi banjir.
Sejak 2016, KP2C mengembangkan sistem peringatan dini (early warning system) Tinggi Muka Air (TMA) di hulu sungai Cileungsi, Cikeas dan Kali Bekasi.
Members menerima dan memanfaatkan info tersebut untuk dijadikan panduan dalam menentukan apakah lokasi perumahan mereka berpotensi banjir atau tidak.
Info TMA KP2C itu dikirim ke members melalui satu telegram, 18 WAG, Twitter, hingga FB. Bahkan, peringatan dini KP2C hingga saat ini masih menjadi rujukan dari pemerintah daerah setempat dalam mengawasi potensi banjir.
Kepala Bidang Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi Karsono memperkirakan TMA Kali Bekasi bisa mencapai puncaknya maksimal 500 sentimeter dari situasi normal 350 sentimeter.
"Kita pos pantaunya di Perumahan Pondok Gede Permai. Ada beberapa tanggul di Kali Bekasi yang jebol dan dalam proses perbaikan. Harap waspada," katanya.
Karsono berpesan agar seluruh pintu air di sepanjang tanggul Kali Bekasi segera dilakukan penutupan guna mengantisipasi luapan ke lingkungan penduduk.
Limpasan air Kali Bekasi diperkirakan berpotensi terjadi saat TMA sekitar 700 sentimeter. Untuk perumahan yang berada di elevasi tanah yang lebih rendah, seperti Pondok Mitra Lestari, Kemang Ivy, Kompleks Angkatan Laut dan seterusnya perlu lebih waspada.
Baca juga: Pemprov Jabar segera bentuk Satgas Sungai Cileungsi dan Cilamaya.
Baca juga: Bupati Bogor minta Kepala DLH baru tuntaskan masalah limbah sungai
Baca juga: Penanganan pencemaran Sungai Cileungsi, Wagub Jabar sebut anggaran terbatas
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021