Bandung, 29/8 (ANTARA) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menetapkan status aktivitas Gunung Api Sinabung di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara, berstatus awas atau level IV menyusul terjadi letusan dan lava pijar dari gunung api itu.
"Status Gunungapi Sinabang dinaikkan sejak Minggu (29/8) pukul 00.10 WIB. Gunung api itu diubah tipenya dari B menjadi tipe A," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Dr Surono di Bandung, Minggu.
Selain itu PVMBG juga merekomendasikan dilakukan pengungsian masyarakat yang bermukim dan beraktivitas para radius 6 Km dari kawah aktif.
Menurut Surono, Aktivitas letusan dan sifat gunungapi Sinabung tidak pernah tercatat, oleh karena itu tidak diketahui aktivitas letusannya. Karena letusannya tidak pernah tercatat sejak tahun 1600, Gunung Sinabung dikelompokkan ke dalam tipe B dan tidak dilakukan pemantauan secara menerus.
Aktivitas gunung api itu sudah terpantau dalam beberapa hari, hasil pemantauan 28 Agustus 2010 muncul adanya asap putih manifestasi solfatara dan fumarola dalam kawah aktif.
Namun pada Minggu pukul 00,08 WIB, menurut Surono muncul gemuruh. Kemudian diikuti dengan tampaknya asap letusan dengan ketinggian 1.500 meter dari bibir kawah. Dengan aktivitas itu statusnya langsung dinaikan ke Awas atau level IV.
"Tim Tanggap Darurat PVMBG sudah berada di lokasi kejadian berikut sejumlah peralatan pengamatan dan pemantauan. Tim ditempatkan di Desa Bakerah Cimacem, Kecamatan Namanteran, Kabupaten Karo," kata Surono.
Sementara itu dalam kesempatan terpisah, Kepala Bidang Pengamatan Gunung Api PVMBG Hendrasto menyebutkan, pemasangan peralatan akan dilakukan untuk memantau gunung api itu.
"Selama ini gunung api itu tipe B, tidak dipantau menerus karena tidak ada kegiatan letusan sejak tahun 1600. Namun dengan peningkatan aktivitas Sinabung, PVMBG akan menempatkan posko pengamatan di sana," kata Hendrasto.
Ia menyebutkan, selama ini gunung api tipe B atau gunung api tidak aktif sebanyak 30 gunung api. Sedangkan gunung api aktif tipe A yang mendapat pengamatan menerus sebanyak 68 gunung api.
"Dengan aktivitas Gunung Sinabung, maka jumlah gunung tipe A bertambah satu menjadi 69 gunung api," katanya.
Terkait letusan Gunung Sinabung, PVMBG merekomnendasikan masyarakat yang beraktivitas dan bermukim dalam radius 6Km dari kawah aktif untuk diungsikan. Selain itu merekomendasikan penggunaan masker untuk mengantisipasi hujan abu.
"Hujan di gunung itu selama masih intensif, maka masyarakat yang bermukim di bantasan sungai yang berhulu di puncak gunung itu agar mewaspadai terjadinya bahaya sekunder berupa banjir lahar," kata Kepala Bidang Pengamatan Gunung Api PVMBG itu menambahkan. ***3***
(U.S033/B/R010/R010) 29-08-2010 09:20:12
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010
"Status Gunungapi Sinabang dinaikkan sejak Minggu (29/8) pukul 00.10 WIB. Gunung api itu diubah tipenya dari B menjadi tipe A," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Dr Surono di Bandung, Minggu.
Selain itu PVMBG juga merekomendasikan dilakukan pengungsian masyarakat yang bermukim dan beraktivitas para radius 6 Km dari kawah aktif.
Menurut Surono, Aktivitas letusan dan sifat gunungapi Sinabung tidak pernah tercatat, oleh karena itu tidak diketahui aktivitas letusannya. Karena letusannya tidak pernah tercatat sejak tahun 1600, Gunung Sinabung dikelompokkan ke dalam tipe B dan tidak dilakukan pemantauan secara menerus.
Aktivitas gunung api itu sudah terpantau dalam beberapa hari, hasil pemantauan 28 Agustus 2010 muncul adanya asap putih manifestasi solfatara dan fumarola dalam kawah aktif.
Namun pada Minggu pukul 00,08 WIB, menurut Surono muncul gemuruh. Kemudian diikuti dengan tampaknya asap letusan dengan ketinggian 1.500 meter dari bibir kawah. Dengan aktivitas itu statusnya langsung dinaikan ke Awas atau level IV.
"Tim Tanggap Darurat PVMBG sudah berada di lokasi kejadian berikut sejumlah peralatan pengamatan dan pemantauan. Tim ditempatkan di Desa Bakerah Cimacem, Kecamatan Namanteran, Kabupaten Karo," kata Surono.
Sementara itu dalam kesempatan terpisah, Kepala Bidang Pengamatan Gunung Api PVMBG Hendrasto menyebutkan, pemasangan peralatan akan dilakukan untuk memantau gunung api itu.
"Selama ini gunung api itu tipe B, tidak dipantau menerus karena tidak ada kegiatan letusan sejak tahun 1600. Namun dengan peningkatan aktivitas Sinabung, PVMBG akan menempatkan posko pengamatan di sana," kata Hendrasto.
Ia menyebutkan, selama ini gunung api tipe B atau gunung api tidak aktif sebanyak 30 gunung api. Sedangkan gunung api aktif tipe A yang mendapat pengamatan menerus sebanyak 68 gunung api.
"Dengan aktivitas Gunung Sinabung, maka jumlah gunung tipe A bertambah satu menjadi 69 gunung api," katanya.
Terkait letusan Gunung Sinabung, PVMBG merekomnendasikan masyarakat yang beraktivitas dan bermukim dalam radius 6Km dari kawah aktif untuk diungsikan. Selain itu merekomendasikan penggunaan masker untuk mengantisipasi hujan abu.
"Hujan di gunung itu selama masih intensif, maka masyarakat yang bermukim di bantasan sungai yang berhulu di puncak gunung itu agar mewaspadai terjadinya bahaya sekunder berupa banjir lahar," kata Kepala Bidang Pengamatan Gunung Api PVMBG itu menambahkan. ***3***
(U.S033/B/R010/R010) 29-08-2010 09:20:12
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010