PT Bank Central Asia Tbk mencatatkan kinerja keuangan yang solid pada triwulan I-2021 yang ditunjukkan pada laba bersih tumbuh 7 persen (yoy) yaitu sebesar Rp7 triliun dari Rp6,1 triliun pada periode sama tahun lalu.
“Kinerja solid BCA tidak lepas dari dukungan nasabah, regulator, dan pihak terkait yang senantiasa bergandengan tangan dengan kami dalam melewati masa-masa sulit ini,” kata Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.
BCA turut membukukan pertumbuhan positif pada pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) sebesar 3,3 persen (yoy) menjadi Rp14,1 triliun sejalan dengan tren penurunan suku bunga acuan dari Bank Indonesia sehingga BCA menurunkan suku bunga produk deposito yang akhirnya berdampak pada beban bunga lebih rendah.
Di sisi lain, untuk pendapatan non-bunga menurun 14,5 persen menjadi Rp4,9 triliun karena pendapatan non-bunga pada triwulan I-2020 sebagian besar didorong oleh keuntungan tidak berulang (one-off gain) dari penjualan portofolio reksa dana.
Secara total, pendapatan operasional tercatat sebesar Rp19,1 triliun atau terkoreksi 2 persen (yoy) sementara laba bersih tumbuh 7 persen (yoy) menjadi Rp7 triliun.
Kemudian dari sisi dana pihak ketiga, BCA berhasil membukukan kinerja yang kuat pada triwulan I-2021, untuk current account and savings account (CASA) naik 15,4 persen (yoy) mencapai Rp655,8 triliun sehingga berkontribusi bagi kenaikan total dana pihak ketiga yang sebesar 14,6 persen (yoy) menjadi Rp849,4 triliun.
Sementara itu, deposito berjangka meningkat 12,2 persen (yoy) menjadi Rp193,6 triliun sehingga pertumbuhan dana pihak ketiga yang kuat mendorong total aset tumbuh 12,1 persen (yoy) menjadi Rp1.090,4 triliun pada Maret 2021.
Ia menjelaskan solidnya pertumbuhan dana pihak ketiga memungkinkan BCA untuk mencetak pendapatan bunga yang lebih tinggi dari aset treasury sehingga menyeimbangkan penurunan imbal hasil atau yield dan outstanding kredit yang lebih rendah.
Jahja melanjutkan, tingginya tingkat kepercayaan nasabah serta kuatnya franchise bisnis perbankan transaksi mampu memperkokoh kontribusi CASA sebagai dana inti bank di mana CASA berkontribusi sebesar 77,2 persen dari total dana pihak ketiga.
Selanjutnya, BCA memproses 40,5 juta transaksi per hari secara rata-rata pada triwulan I-2021 atau naik dari 31,5 juta dari periode yang sama tahun lalu.
Seiring pergeseran tren masyarakat ke arah digitalisasi, BCA terus mencatatkan pertumbuhan pesat pada jumlah transaksi melalui mobile dan internet banking.
Tak hanya itu, Jahja menyebutkan permodalan BCA juga tetap berada di posisi yang solid dengan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) tercatat sebesar 24,5 persen atau lebih tinggi dari ketetapan regulator serta likuiditas tetap memadai dengan loan to deposit ratio (LDR) sebesar 65,2 persen.
Rasio pengembalian terhadap aset atau return on asset (ROA) tercatat sebesar 3,1 persen dan rasio pengembalian terhadap ekuitas atau return on equity (ROE) sebesar 15,8 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
“Kinerja solid BCA tidak lepas dari dukungan nasabah, regulator, dan pihak terkait yang senantiasa bergandengan tangan dengan kami dalam melewati masa-masa sulit ini,” kata Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.
BCA turut membukukan pertumbuhan positif pada pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) sebesar 3,3 persen (yoy) menjadi Rp14,1 triliun sejalan dengan tren penurunan suku bunga acuan dari Bank Indonesia sehingga BCA menurunkan suku bunga produk deposito yang akhirnya berdampak pada beban bunga lebih rendah.
Di sisi lain, untuk pendapatan non-bunga menurun 14,5 persen menjadi Rp4,9 triliun karena pendapatan non-bunga pada triwulan I-2020 sebagian besar didorong oleh keuntungan tidak berulang (one-off gain) dari penjualan portofolio reksa dana.
Secara total, pendapatan operasional tercatat sebesar Rp19,1 triliun atau terkoreksi 2 persen (yoy) sementara laba bersih tumbuh 7 persen (yoy) menjadi Rp7 triliun.
Kemudian dari sisi dana pihak ketiga, BCA berhasil membukukan kinerja yang kuat pada triwulan I-2021, untuk current account and savings account (CASA) naik 15,4 persen (yoy) mencapai Rp655,8 triliun sehingga berkontribusi bagi kenaikan total dana pihak ketiga yang sebesar 14,6 persen (yoy) menjadi Rp849,4 triliun.
Sementara itu, deposito berjangka meningkat 12,2 persen (yoy) menjadi Rp193,6 triliun sehingga pertumbuhan dana pihak ketiga yang kuat mendorong total aset tumbuh 12,1 persen (yoy) menjadi Rp1.090,4 triliun pada Maret 2021.
Ia menjelaskan solidnya pertumbuhan dana pihak ketiga memungkinkan BCA untuk mencetak pendapatan bunga yang lebih tinggi dari aset treasury sehingga menyeimbangkan penurunan imbal hasil atau yield dan outstanding kredit yang lebih rendah.
Jahja melanjutkan, tingginya tingkat kepercayaan nasabah serta kuatnya franchise bisnis perbankan transaksi mampu memperkokoh kontribusi CASA sebagai dana inti bank di mana CASA berkontribusi sebesar 77,2 persen dari total dana pihak ketiga.
Selanjutnya, BCA memproses 40,5 juta transaksi per hari secara rata-rata pada triwulan I-2021 atau naik dari 31,5 juta dari periode yang sama tahun lalu.
Seiring pergeseran tren masyarakat ke arah digitalisasi, BCA terus mencatatkan pertumbuhan pesat pada jumlah transaksi melalui mobile dan internet banking.
Tak hanya itu, Jahja menyebutkan permodalan BCA juga tetap berada di posisi yang solid dengan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) tercatat sebesar 24,5 persen atau lebih tinggi dari ketetapan regulator serta likuiditas tetap memadai dengan loan to deposit ratio (LDR) sebesar 65,2 persen.
Rasio pengembalian terhadap aset atau return on asset (ROA) tercatat sebesar 3,1 persen dan rasio pengembalian terhadap ekuitas atau return on equity (ROE) sebesar 15,8 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021