Konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) menyarankan agar kawasan pusat teknologi Bukit Algoritma di Sukabumi, Jawa Barat. dapat mengajak perusahaan teknologi besar untuk masuk agar kawasan tersebut bisa dikembangkan sejajar dengan kawasan Silicon Valley di Amerika Serikat.
"Anda perlu menarik satu perusahaan teknologi besar untuk masuk ke ke kawasan technology center tersebut (Bukit Algoritma) dan membangun fasilitas pendidikan atau kampus di sana, kemudian diikuti oleh perusahaan-perusahaan teknologi lainnya dalam rangka menggerakkan momentum pengembangan kawasan technology center agar menjadi hub atau pusat teknologi," ujar Country Head JLL Indonesia James Allan dalam media briefing virtual di Jakarta, Kamis.
James menilai sebuah kawasan pusat teknologi sekelas Silicon Valley di Indonesia tentunya akan memiliki daya tarik tersendiri dengan pengembangan yang begitu besar. Banyak perusahaan-perusahaan digital besar di Indonesia seperti Gojek, Tokopedia dan sebagainya yang kemungkinan akan tertarik untuk masuk ke sana.
Pada akhirnya perusahaan-perusahaan yang masuk ke kawasan tersebut akan menjadikan lingkungan kawasan tersebut sebagai pusat pendidikan atau riset dan pengembangan yang besar dalam jangka panjang.
"Kendati demikian pembangunan dan pengembangan kawasan technology center di Indonesia agar bisa menjadi sekelas Silicon Valley Amerika Serikat tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat dan membutuhkan waktu panjang," kata James.
Dalam kesempatan sama, Head of Research JLL Yunus Karim mengatakan bahwa salah satu hal yang perlu dipersiapkan untuk membangun kawasan technology center Bukit Algoritma adalah infrastruktur di mana salah satunya merupakan pusat data.
"Kita melihat saat ini data center di Indonesia sangat berkembang dan mendapatkan perhatian dari para investor dan pemain data center di Indonesia," kata Yunus.
JLL sendiri melihat saat ini trennya menuju cloud players atau perusahaan yang bergerak di teknologi komputasi awan untuk melakukan bisnis di Indonesia.
Sebelumnya, PT Amarta Karya (AMKA), BUMN yang bergerak di bidang konstruksi, dan Kiniku Bintang Raya menandatangani kontrak Pekerjaan Pengembangan Rencana Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pengembangan Teknologi dan Industri 4.0 di Sukabumi, yang diberi nama “Bukit Algoritma".
Direktur Utama AMKA Nikolas Agung mengatakan bahwa pembangunan proyek ini yang dibangun di atas lahan seluas 888 hektare, yang berlokasi di Cikidang dan Cibadak, Sukabumi. AMKA dipercaya sebagai mitra infrastruktur “Bukit Algoritma” pada tahap pertama selama tiga tahun ke depan, dengan nilai total diperkirakan 1 miliar euro atau setara Rp18 triliun.
Sedangkan Ketua Pelaksana PT Kiniku Bintang Raya KSO Budiman Sudjatmiko menyampaikan bahwa “Bukit Algoritma” laksana Silicon Valley di AS, yang diharapkan dapat menjadi pusat R&D dan pengembangan sumber daya manusia di masa depan.
Baca juga: Ini tiga tantangan pembangunan "Silicon Valley" Indonesia
Baca juga: Bukit Algoritma Silicon Valley Indonesia di Sukabumi siap dibangun
Baca juga: Amarta Karya akan bangun KEK "Silicon Valley" Bukit Algoritma di Sukabumi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Anda perlu menarik satu perusahaan teknologi besar untuk masuk ke ke kawasan technology center tersebut (Bukit Algoritma) dan membangun fasilitas pendidikan atau kampus di sana, kemudian diikuti oleh perusahaan-perusahaan teknologi lainnya dalam rangka menggerakkan momentum pengembangan kawasan technology center agar menjadi hub atau pusat teknologi," ujar Country Head JLL Indonesia James Allan dalam media briefing virtual di Jakarta, Kamis.
James menilai sebuah kawasan pusat teknologi sekelas Silicon Valley di Indonesia tentunya akan memiliki daya tarik tersendiri dengan pengembangan yang begitu besar. Banyak perusahaan-perusahaan digital besar di Indonesia seperti Gojek, Tokopedia dan sebagainya yang kemungkinan akan tertarik untuk masuk ke sana.
Pada akhirnya perusahaan-perusahaan yang masuk ke kawasan tersebut akan menjadikan lingkungan kawasan tersebut sebagai pusat pendidikan atau riset dan pengembangan yang besar dalam jangka panjang.
"Kendati demikian pembangunan dan pengembangan kawasan technology center di Indonesia agar bisa menjadi sekelas Silicon Valley Amerika Serikat tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat dan membutuhkan waktu panjang," kata James.
Dalam kesempatan sama, Head of Research JLL Yunus Karim mengatakan bahwa salah satu hal yang perlu dipersiapkan untuk membangun kawasan technology center Bukit Algoritma adalah infrastruktur di mana salah satunya merupakan pusat data.
"Kita melihat saat ini data center di Indonesia sangat berkembang dan mendapatkan perhatian dari para investor dan pemain data center di Indonesia," kata Yunus.
JLL sendiri melihat saat ini trennya menuju cloud players atau perusahaan yang bergerak di teknologi komputasi awan untuk melakukan bisnis di Indonesia.
Sebelumnya, PT Amarta Karya (AMKA), BUMN yang bergerak di bidang konstruksi, dan Kiniku Bintang Raya menandatangani kontrak Pekerjaan Pengembangan Rencana Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pengembangan Teknologi dan Industri 4.0 di Sukabumi, yang diberi nama “Bukit Algoritma".
Direktur Utama AMKA Nikolas Agung mengatakan bahwa pembangunan proyek ini yang dibangun di atas lahan seluas 888 hektare, yang berlokasi di Cikidang dan Cibadak, Sukabumi. AMKA dipercaya sebagai mitra infrastruktur “Bukit Algoritma” pada tahap pertama selama tiga tahun ke depan, dengan nilai total diperkirakan 1 miliar euro atau setara Rp18 triliun.
Sedangkan Ketua Pelaksana PT Kiniku Bintang Raya KSO Budiman Sudjatmiko menyampaikan bahwa “Bukit Algoritma” laksana Silicon Valley di AS, yang diharapkan dapat menjadi pusat R&D dan pengembangan sumber daya manusia di masa depan.
Baca juga: Ini tiga tantangan pembangunan "Silicon Valley" Indonesia
Baca juga: Bukit Algoritma Silicon Valley Indonesia di Sukabumi siap dibangun
Baca juga: Amarta Karya akan bangun KEK "Silicon Valley" Bukit Algoritma di Sukabumi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021