Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat meminta seluruh fasilitas kesehatan mewaspadai gejala tidak biasa pada seseorang yang berpotensi terpapar virus corona guna mengantisipasi munculnya corona varian baru COVID B117 di daerah itu.
"Waktu itu muncul di Karawang, sekarang ditemukan lagi di Kota Bogor, jadi kami harus lebih meningkatkan kewaspadaan terkait potensi penyebaran virus B117 ini," kata Wakil Juru Bicara Satuan Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Bekasi Masrikoh di Cikarang, Rabu.
Ia mengaku telah berkoordinasi langsung dengan Pemerintah Kota Bogor untuk mengetahui lebih lanjut karakteristik dari virus tersebut.
"Karakteristiknya tidak beda jauh dengan corona yang COVID-19, cuma tingkat penyebarannya lebih cepat. Sejauh ini tidak ditemukan adanya varian baru itu di Kabupaten Bekasi, tapi kami sudah melakukan peningkatan kewaspadaan ini," katanya.
Peningkatan kewaspadaan ini, kata dia, dilakukan karena Kota Bogor menjadi wilayah yang berdekatan dengan Bekasi. Selain berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat, Satgas COVID-19 Kabupaten Bekasi juga menginstruksikan pada seluruh fasilitas kesehatan agar mewaspadai gejala tidak biasa dari B117.
"Kami sudah meminta rumah sakit, Puskesmas dan fasilitas kesehatan lain. Bila ada gejala aneh dengan corona baru ini, segera laporkan agar ditelusuri lebih lanjut," ucapnya.
COVID B117 pada umumnya menimbulkan gejala mirip dengan COVID-19, hanya saja berdasarkan temuan kasus di sejumlah negara, terdapat beberapa gejala berbeda. Gejala tersebut di antaranya kelelahan dan merasa lesu, mual hingga pusing, nyeri otot hingga perubahan warna pada jari tangan dan kaki.
Masrikoh memastikan hingga kini Pemkab Bekasi masih terus melakukan tes usap PCR secara konsisten untuk mencegah penyebaran kasus COVID-19. Selain itu, proses vaksinasi pun terus berjalan.
"Kami lakukan vaksinasi terus, dan swab PCR pun tidak terputus, baik di kawasan industri, pemerintahan, maupun masyarakat umum. Sejauh ini Kabupaten Bekasi kan bukan zona merah lagi, karena masifnya vaksinasi dan kesadaran masyarakat. Tapi harus ditingkatkan lagi untuk mencegah," katanya.
Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja mengimbau masyarakat tidak panik. Kendati penyebarannya lebih cepat, COVID B117 tetap bisa dicegah dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
"Tingkat kedisiplinan masyarakat sebenarnya sudah baik, makanya Kabupaten Bekasi tidak lagi zona merah. Tapi bukan berarti kedisiplinan itu kendor. Apalagi, dengan varian baru ini justru harus makin disiplin agar pandemi ini segera berakhir," ujarnya.
Baca juga: Bupati Bogor imbau warga tidak ke luar negeri antisipasi virus B117
Baca juga: Seorang warga Kota Bogor dikabarkan terinfeksi virus baru varian B117
Baca juga: Enam pasien B117 di Indonesia telah dinyatakan semuanya pulih
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Waktu itu muncul di Karawang, sekarang ditemukan lagi di Kota Bogor, jadi kami harus lebih meningkatkan kewaspadaan terkait potensi penyebaran virus B117 ini," kata Wakil Juru Bicara Satuan Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Bekasi Masrikoh di Cikarang, Rabu.
Ia mengaku telah berkoordinasi langsung dengan Pemerintah Kota Bogor untuk mengetahui lebih lanjut karakteristik dari virus tersebut.
"Karakteristiknya tidak beda jauh dengan corona yang COVID-19, cuma tingkat penyebarannya lebih cepat. Sejauh ini tidak ditemukan adanya varian baru itu di Kabupaten Bekasi, tapi kami sudah melakukan peningkatan kewaspadaan ini," katanya.
Peningkatan kewaspadaan ini, kata dia, dilakukan karena Kota Bogor menjadi wilayah yang berdekatan dengan Bekasi. Selain berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat, Satgas COVID-19 Kabupaten Bekasi juga menginstruksikan pada seluruh fasilitas kesehatan agar mewaspadai gejala tidak biasa dari B117.
"Kami sudah meminta rumah sakit, Puskesmas dan fasilitas kesehatan lain. Bila ada gejala aneh dengan corona baru ini, segera laporkan agar ditelusuri lebih lanjut," ucapnya.
COVID B117 pada umumnya menimbulkan gejala mirip dengan COVID-19, hanya saja berdasarkan temuan kasus di sejumlah negara, terdapat beberapa gejala berbeda. Gejala tersebut di antaranya kelelahan dan merasa lesu, mual hingga pusing, nyeri otot hingga perubahan warna pada jari tangan dan kaki.
Masrikoh memastikan hingga kini Pemkab Bekasi masih terus melakukan tes usap PCR secara konsisten untuk mencegah penyebaran kasus COVID-19. Selain itu, proses vaksinasi pun terus berjalan.
"Kami lakukan vaksinasi terus, dan swab PCR pun tidak terputus, baik di kawasan industri, pemerintahan, maupun masyarakat umum. Sejauh ini Kabupaten Bekasi kan bukan zona merah lagi, karena masifnya vaksinasi dan kesadaran masyarakat. Tapi harus ditingkatkan lagi untuk mencegah," katanya.
Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja mengimbau masyarakat tidak panik. Kendati penyebarannya lebih cepat, COVID B117 tetap bisa dicegah dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
"Tingkat kedisiplinan masyarakat sebenarnya sudah baik, makanya Kabupaten Bekasi tidak lagi zona merah. Tapi bukan berarti kedisiplinan itu kendor. Apalagi, dengan varian baru ini justru harus makin disiplin agar pandemi ini segera berakhir," ujarnya.
Baca juga: Bupati Bogor imbau warga tidak ke luar negeri antisipasi virus B117
Baca juga: Seorang warga Kota Bogor dikabarkan terinfeksi virus baru varian B117
Baca juga: Enam pasien B117 di Indonesia telah dinyatakan semuanya pulih
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021