Bandung, 21/7 (ANTARA) - Asosiasi Eksportir Sayur dan Buah Indonesia (AESBI) telah menandatangani nota kesepakatan (MoU) guna meningkatan ekspor ke Singapura dengan "Singapore Food Industry Exporters for Fruit and Vegetable Association" di Singapura, Jumat pekan lalu.

"Relalisasi dari MoU tersebut akan mulai berjalan September 2010," kata Ketua AESBI Ir, Hasan Johnny Widjaja di Bandung, Rabu.

Pertengahan semester kedua 2010 Indonesia akan menggenjot ekspor sayur dan buah ke Singapura dengan tareget pasokan lebih dari 10 persen kebutuhan sayur dan buah negara itu, katanya.

Disebutkannya, ekspor buah dan sayuran ke Singapura naik 67 persen. Ekspor ke negara tetangga itu tahun 2000 hanya mencapai 6 persen, sementara kebutuhan sayur dan buah Singapura mencapai 1.000 ton per hari.

Dari jumlah tersebut, Indonesia hanya memasok 60 ton per hari, yang 20 ton diantaranya berasal dari Jabar.

"AESBI diharapkan mampu mengekspor lebih dari 110 ton buah dan sayur per hari ke Singapura," ujar Hasan di Kantor AESBI, Jln. Ibrahin Adjie (Kiaracondong) No. 24, Bandung.

Sesuai perjanjian yang tertuang dalam MoU, disepakati pengiriman sekitar 16 komoditas sayur dan buah meliputi, kol, kentang, ubi manis, buncis baby, tomat, cabe.

Selanjutnya, alpukat, melon, nanas, pepaya, mangga, salak, jambu biji merah, semangga, dan sayur daun-daunan, dengan estimasi kebutuhan sayur dan buah Singapura tahun ini naik menjadi 1.100 ton per hari.

Hasan juga menargetkan, nilai ekspor buah dan sayuran Indonesia ke Singapura naik menjadi Rp500 miliar per tahun.

"Data terakhir nilai ekspor sayur dan buah Indonesia ke Singapura masih di kisaran Rp300 miliar per tahun, sementara total impor buah dan sayur Singapura Rp5,2 triliun per tahun,"tandasnya.

Menurutnya, Indonesia masih berpeluang untuk mengambil kue ekspor tersebut, mengingat Malaysia sebagai eksportir terbesar, menguasai pasar dengan kontribusi 48 persen, lalu diikuti Cina 26 persen.

Dia menambahkan, peluang ini bisa ditangkap oleh sektor pertanian Indonesia, terlebih jika lahan ini dibenahi.

Pasalnya, Singapura juga bisa menjadi negara transit bagi pasokan ekpor sayur dan buah Indonesia hingga ke Timur Tengah dan Asia Tengah.

"Kualitas sayur dan buah Indonesia sudah mulai diakui. Akan tetapi, sebagai pemain baru, Indonesia memang harus belajar dulu pada Singapura. Untuk sementara kita memang terpaksa menggunakan jasa orang ketiga. Ke depannya, kami menargetkan untuk langsung menggarap pasar Eropa dan lain-lain," tambahnya. ***2***
(U.PSO-225/B/Y003/Y003) 21-07-2010 19:19:56

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010