Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, diprediksi naik terbatas di tengah kekhawatiran terhadap pergerakan imbal hasil obligasi Amerika Serikat.
IHSG dibuka menguat 33,97 poin atau 0,55 persen ke posisi 6.233,62. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 8,67 poin atau 0,93 persen ke posisi 936,52.
"Secara sentimen pergerakan IHSG hari ini berpotensi menguat terbatas di tengah pelemahan nilai tukar rupiah maupun aksi jual asing beberapa hari ini seiring kekhawatiran akan imbal hasil AS," kata Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.
Imbal hasil AS tenor 10 tahun bertahan di bawah resistensi sekitar 1,68 persen. Kemunduran dalam imbal hasil obligasi AS dari sekitar level tertinggi satu tahun telah memungkinkan pengambil risiko untuk kembali ke saham, yang telah menderita baru-baru ini di tengah kekhawatiran tentang ekuitas yang bubble.
Investor akan menanti data laporan persediaan minyak di AS dan indeks harga konsumen di China dan AS sebagai indikator terbaru percepatan pemulihan ekonomi.
Sementara itu, Bank Sentral Eropa (ECB) mengadakan pertemuan kebijakan moneter dan Gubernur ECB Christine Lagarde akan melakukan pengarahan pada Kamis (10/3).
Dari komoditas, harga minyak WTI kembali melanjutkan pelemahannya ke level 63 dolar AS per barel, sementara harga CPO telah menembus 4.000 ringgit per ton.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 1,48 poin atau 0,01 persen ke 29.026,46, indeks Hang Seng naik 200,11 poin atau 0,7 persen ke 28.973,34, dan indeks Straits Times terkoreksi 22,26 poin atau 0,72 persen ke 3.086,72.
Baca juga: IHSG Rabu pagi dibuka menguat 33,97 poin
Baca juga: Imbal hasil obligasi AS masih berpotensi naik, IHSG BEI ditutup turun
Baca juga: IHSG Selasa pagi dibuka menguat 10,21 poin
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
IHSG dibuka menguat 33,97 poin atau 0,55 persen ke posisi 6.233,62. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 8,67 poin atau 0,93 persen ke posisi 936,52.
"Secara sentimen pergerakan IHSG hari ini berpotensi menguat terbatas di tengah pelemahan nilai tukar rupiah maupun aksi jual asing beberapa hari ini seiring kekhawatiran akan imbal hasil AS," kata Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.
Imbal hasil AS tenor 10 tahun bertahan di bawah resistensi sekitar 1,68 persen. Kemunduran dalam imbal hasil obligasi AS dari sekitar level tertinggi satu tahun telah memungkinkan pengambil risiko untuk kembali ke saham, yang telah menderita baru-baru ini di tengah kekhawatiran tentang ekuitas yang bubble.
Investor akan menanti data laporan persediaan minyak di AS dan indeks harga konsumen di China dan AS sebagai indikator terbaru percepatan pemulihan ekonomi.
Sementara itu, Bank Sentral Eropa (ECB) mengadakan pertemuan kebijakan moneter dan Gubernur ECB Christine Lagarde akan melakukan pengarahan pada Kamis (10/3).
Dari komoditas, harga minyak WTI kembali melanjutkan pelemahannya ke level 63 dolar AS per barel, sementara harga CPO telah menembus 4.000 ringgit per ton.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 1,48 poin atau 0,01 persen ke 29.026,46, indeks Hang Seng naik 200,11 poin atau 0,7 persen ke 28.973,34, dan indeks Straits Times terkoreksi 22,26 poin atau 0,72 persen ke 3.086,72.
Baca juga: IHSG Rabu pagi dibuka menguat 33,97 poin
Baca juga: Imbal hasil obligasi AS masih berpotensi naik, IHSG BEI ditutup turun
Baca juga: IHSG Selasa pagi dibuka menguat 10,21 poin
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021