Dinas Kesehatan Kota Bandung mencatat sudah ada hampir 30 ribu orang atau tepatnya 29.435 orang yang telah menerima vaksin di Ibu Kota Jawa Barat itu.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bandung Rosye Arosdiani Apip mengatakan total orang tersebut merupakan akumulasi dari vaksinasi tahap pertama dan kedua. Dari keseluruhan, menurutnya ada 245 orang mengalami gejala.
"Kita sudah menemukan 245 dengan KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) tapi semuanya alhamdulillah KIPI ringan. Contoh ada gatal, bengkak, pusing. Tapi alhamdulillah semuanya ringan tertangani dengan beristirahat 30 menit," kata Rosye di Bandung, Jawa Barat, Selasa.
Rosye menjelaskan, jumlah keseluruhan itu terdiri dari sebanyak 28.117 orang Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) di tahap pertama, dan sebanyak 1.318 orang yang terdiri dari pejabat pelayanan publik seperti pedagang pasar, tokoh agama, akademisi, dan lansia pada tahap kedua.
"Kalau pedagang yang di pasar itu mencoba target 200 orang tapi yang datang 117 orang karena satu dan lain hal. Rasanya kita butuh strategi. Pasar kan menunggu dan sendiri, jadi dia tidak bisa meninggalkan barang dagangannya," kata dia.
Untuk itu, pihaknya akan kembali mengevaluasi dan memperbaiki strategi agar pelaksanaan vaksinasi bagi pedagang pasar bisa berjalan sesuai target.
"Itu juga perlu kita perbaiki lagi strateginya karena total waktu yang dibutuhkan dari datang sampai selesai itu sekitar 45 menit," katanya.
Sementara itu Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan vaksinasi kepada SDMK pada tahap pertama itu melebihi target hingga 103 persen.
Menurutnya kelebihan target itu disebabkan oleh adanya penambahan jumlah tenaga kesehatan yang teregistrasi datanya oleh Kementerian Kesehatan sebagai penerima vaksin.
"Sekali lagi saya ingatkan bahwa vaksin ini bukan untuk kepentingan diri kita sendiri, tapi vaksin ini untuk bisa membentuk herd imunity, atau kekebalan kelompok," kata Yana.
Baca juga: Sekda Jawa Barat apresiasi pengembangan Bus Rapid Transit Cekungan Bandung
Baca juga: Pejabat hingga tokoh agama divaksinasi di Balai Kota Bandung
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bandung Rosye Arosdiani Apip mengatakan total orang tersebut merupakan akumulasi dari vaksinasi tahap pertama dan kedua. Dari keseluruhan, menurutnya ada 245 orang mengalami gejala.
"Kita sudah menemukan 245 dengan KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) tapi semuanya alhamdulillah KIPI ringan. Contoh ada gatal, bengkak, pusing. Tapi alhamdulillah semuanya ringan tertangani dengan beristirahat 30 menit," kata Rosye di Bandung, Jawa Barat, Selasa.
Rosye menjelaskan, jumlah keseluruhan itu terdiri dari sebanyak 28.117 orang Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) di tahap pertama, dan sebanyak 1.318 orang yang terdiri dari pejabat pelayanan publik seperti pedagang pasar, tokoh agama, akademisi, dan lansia pada tahap kedua.
"Kalau pedagang yang di pasar itu mencoba target 200 orang tapi yang datang 117 orang karena satu dan lain hal. Rasanya kita butuh strategi. Pasar kan menunggu dan sendiri, jadi dia tidak bisa meninggalkan barang dagangannya," kata dia.
Untuk itu, pihaknya akan kembali mengevaluasi dan memperbaiki strategi agar pelaksanaan vaksinasi bagi pedagang pasar bisa berjalan sesuai target.
"Itu juga perlu kita perbaiki lagi strateginya karena total waktu yang dibutuhkan dari datang sampai selesai itu sekitar 45 menit," katanya.
Sementara itu Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan vaksinasi kepada SDMK pada tahap pertama itu melebihi target hingga 103 persen.
Menurutnya kelebihan target itu disebabkan oleh adanya penambahan jumlah tenaga kesehatan yang teregistrasi datanya oleh Kementerian Kesehatan sebagai penerima vaksin.
"Sekali lagi saya ingatkan bahwa vaksin ini bukan untuk kepentingan diri kita sendiri, tapi vaksin ini untuk bisa membentuk herd imunity, atau kekebalan kelompok," kata Yana.
Baca juga: Sekda Jawa Barat apresiasi pengembangan Bus Rapid Transit Cekungan Bandung
Baca juga: Pejabat hingga tokoh agama divaksinasi di Balai Kota Bandung
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021