Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memastikan perbaikan Kali Bekasi dikerjakan pemerintah provinsi pada tahun 2021 ini sebagai salah satu lokasi prioritas penanganan potensi banjir di wilayah Bekasi.
"Jadi kalau ditanya apa upaya pemerintah, banyak sekali. Ada yang sudah dikerjakan 100 persen, 50 persen dan ada yang dikerjakan tahun ini," kata gubernur saat meninjau kondisi jebolnya tanggul Sungai Citarum di Desa Sumberurip, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, Selasa.
Dia menyebut jebolnya tanggul karena debit air sungai yang melebihi kapasitas. Dari kapasitas Sungai Citarum sebanyak 800 meter kubik, pada beberapa hari terakhir naik hingga 1.300 meter kubik.
"Jadi Citarum ini meluapnya luar biasa, kapasitasnya 800 meter kubik, kemarin kelimpasan sampai 1.300 meter kubik. Jadi melebihi tinggi dan akhirnya menjebol beberapa titik tanggul," katanya.
Jebolnya tanggul di Pebayuran ini, kata dia, sudah masuk level dua sehingga tidak bisa ditangani dengan menumpuk karung berisi tanah. Maka dari itu, untuk jangka pendek, pihaknya tengah membangun tanggul darurat dengan menggunakan geotekstil.
"Geotekstil itu akan dikerjakan sore atau malam ini, mudah-mudahan secepatnya bisa beres," katanya.
Sedangkan untuk jangka panjang, pihaknya bakal melakukan perbaikan pada aliran Kali Bekasi terutama pada pertemuan antara Sungai CIkeas dan Cileungsi.
"Kali Bekasi itu ada pertemuan antara Sungai Cikeas dan Cileungsi, baru sedang lelang tahun ini karena ada sebagian tanah yang sedang dibebaskan. Mudah-mudahan dapat dikerjakan secepatnya," katanya.
Ia menambahkan perbaikan Kali Bekasi merupakan bagian dari penanganan banjir di Jawa Barat. Sebelumnya, penanganan telah dilakukan pada Sungai Cisangkuy yang diklaim telah rampung 100 persen.
"Yang beres 100 persen itu seperti Kali Cisangkuy, biasa banjir Citarum kini dibelokkan tapi tidak melewati permukiman. Ada juga yang dikerjakan tapi baru 50 persen yaitu kolam retensi untuk mengurangi banjir di Subang dan Karawang. Mudah-mudahan sampai akhir tahun beres jadi bisa mengurangi banjir. Kemudian Kali Bekasi juga yang sedang akan dilelang," kata Ridwan Kamil. Di hari yang sama Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Listyo Sigit Prabowo turut meninjau kondisi jebolnya tanggul Citarum di Kecamatan Pebayuran.
Menurut dia, banjir sudah mulai surut dibanding sebelumnya.
"Kalau dilihat dari perkembangan hari Minggu lalu, air sudah mulai surut. Dari 13.000 pengungsi banyak yang sudah kembali tapi ada masyarakat yang masih menunggu di pengungsian," katanya.
Ia memastikan kepolisian akan terus mendampingi warga Pebayuran yang dilanda musibah hingga nanti saat kondisi warga telah pulih sepenuhnya.
"Kami akan terus mendampingi masyarakat dalam rangka segera mengembalikan situasi yang ada," katanya.
Secara umum, banjir di Kabupaten Bekasi sudah mulai surut seiring cuaca yang mulai cerah beberapa hari terakhir.
"Hari ini titik banjir menyisakan 45 titik di 24 desa di sembilam kecamatan, terpantau mulai menyurut," kata Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja.
Eka menjelaskan saat ini warga sudah mulai kembali ke rumah untuk membersihkan sisa-sisa banjir. Petugas juga turut membantu dalam proses penanganan pasca banjir.
"Warga yang terdampak banjir hingga hari ini menyisakan 8.283 keluarga dari total 27.928 keluarga terdampak banjir," katanya.
Pemerintah Kabupaten Bekasi, kata dia, telah melakukan rapat bersama dengan sejumlah organisasi perangkat daerah guna membahas penanganan banjir dan mencari solusi.
"Kami melakukan pemetaan penanganan dampak banjir tersebut. Mulai dari perbaikan tanggul, jalan, maupun sarana prasarana lainnya yang rusak akibat banjir. Kami juga berkoordinasi dengan Jawa Barat maupun pemerintah pusat dalam penanganan sejumlah tanggul jebol akibat banjir, terutama tanggul jebol Sungai Citarum di Desa Sumberurip Pebayuran ini," demikian Eka Supria Atmaja.
Baca juga: Kabupaten Bekasi prioritaskan perbaikan aliran sungai
Baca juga: Wagub Jabar Uu Ruzhanul tinjau banjir di kawasan Bekasi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Jadi kalau ditanya apa upaya pemerintah, banyak sekali. Ada yang sudah dikerjakan 100 persen, 50 persen dan ada yang dikerjakan tahun ini," kata gubernur saat meninjau kondisi jebolnya tanggul Sungai Citarum di Desa Sumberurip, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, Selasa.
Dia menyebut jebolnya tanggul karena debit air sungai yang melebihi kapasitas. Dari kapasitas Sungai Citarum sebanyak 800 meter kubik, pada beberapa hari terakhir naik hingga 1.300 meter kubik.
"Jadi Citarum ini meluapnya luar biasa, kapasitasnya 800 meter kubik, kemarin kelimpasan sampai 1.300 meter kubik. Jadi melebihi tinggi dan akhirnya menjebol beberapa titik tanggul," katanya.
Jebolnya tanggul di Pebayuran ini, kata dia, sudah masuk level dua sehingga tidak bisa ditangani dengan menumpuk karung berisi tanah. Maka dari itu, untuk jangka pendek, pihaknya tengah membangun tanggul darurat dengan menggunakan geotekstil.
"Geotekstil itu akan dikerjakan sore atau malam ini, mudah-mudahan secepatnya bisa beres," katanya.
Sedangkan untuk jangka panjang, pihaknya bakal melakukan perbaikan pada aliran Kali Bekasi terutama pada pertemuan antara Sungai CIkeas dan Cileungsi.
"Kali Bekasi itu ada pertemuan antara Sungai Cikeas dan Cileungsi, baru sedang lelang tahun ini karena ada sebagian tanah yang sedang dibebaskan. Mudah-mudahan dapat dikerjakan secepatnya," katanya.
Ia menambahkan perbaikan Kali Bekasi merupakan bagian dari penanganan banjir di Jawa Barat. Sebelumnya, penanganan telah dilakukan pada Sungai Cisangkuy yang diklaim telah rampung 100 persen.
"Yang beres 100 persen itu seperti Kali Cisangkuy, biasa banjir Citarum kini dibelokkan tapi tidak melewati permukiman. Ada juga yang dikerjakan tapi baru 50 persen yaitu kolam retensi untuk mengurangi banjir di Subang dan Karawang. Mudah-mudahan sampai akhir tahun beres jadi bisa mengurangi banjir. Kemudian Kali Bekasi juga yang sedang akan dilelang," kata Ridwan Kamil. Di hari yang sama Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Listyo Sigit Prabowo turut meninjau kondisi jebolnya tanggul Citarum di Kecamatan Pebayuran.
Menurut dia, banjir sudah mulai surut dibanding sebelumnya.
"Kalau dilihat dari perkembangan hari Minggu lalu, air sudah mulai surut. Dari 13.000 pengungsi banyak yang sudah kembali tapi ada masyarakat yang masih menunggu di pengungsian," katanya.
Ia memastikan kepolisian akan terus mendampingi warga Pebayuran yang dilanda musibah hingga nanti saat kondisi warga telah pulih sepenuhnya.
"Kami akan terus mendampingi masyarakat dalam rangka segera mengembalikan situasi yang ada," katanya.
Secara umum, banjir di Kabupaten Bekasi sudah mulai surut seiring cuaca yang mulai cerah beberapa hari terakhir.
"Hari ini titik banjir menyisakan 45 titik di 24 desa di sembilam kecamatan, terpantau mulai menyurut," kata Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja.
Eka menjelaskan saat ini warga sudah mulai kembali ke rumah untuk membersihkan sisa-sisa banjir. Petugas juga turut membantu dalam proses penanganan pasca banjir.
"Warga yang terdampak banjir hingga hari ini menyisakan 8.283 keluarga dari total 27.928 keluarga terdampak banjir," katanya.
Pemerintah Kabupaten Bekasi, kata dia, telah melakukan rapat bersama dengan sejumlah organisasi perangkat daerah guna membahas penanganan banjir dan mencari solusi.
"Kami melakukan pemetaan penanganan dampak banjir tersebut. Mulai dari perbaikan tanggul, jalan, maupun sarana prasarana lainnya yang rusak akibat banjir. Kami juga berkoordinasi dengan Jawa Barat maupun pemerintah pusat dalam penanganan sejumlah tanggul jebol akibat banjir, terutama tanggul jebol Sungai Citarum di Desa Sumberurip Pebayuran ini," demikian Eka Supria Atmaja.
Baca juga: Kabupaten Bekasi prioritaskan perbaikan aliran sungai
Baca juga: Wagub Jabar Uu Ruzhanul tinjau banjir di kawasan Bekasi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021