Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil meresmikan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Asih Husada Langensari Kota Banjar melalui konferensi video di Kabupaten Bekasi, Selasa.
Dalam sambutannya, Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil berharap kehadiran RSUD Asih Husada Langensari dapat membuat pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Kota Banjar semakin baik.
"Dalam pelayanan pembangunan kepada masyarakat dari indeks pembangunan manusia ada tiga, yaitu pendidikan, daya beli dan kesehatan," kata Kang Emil.
"Dengan hadirnya RSUD Asih Husada Langensari, semoga menjadikan Kota Banjar sebagai kota dengan pelayanan kesehatan terbaik di Jabar," katanya.
Menurut Kang Emil, pandemi COVID-19 mengajarkan semua pihak untuk intensif memperkuat infrastruktur kesehatan. Mulai dari rumah sakit sampai puskesmas.
Saat ini, kata Kang Emil, Jabar masih membutuhkan sekitar 7.000 puskesmas dan 25 rumah sakit supaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat Jabar semakin prima.
"Jabar hanya punya sekitar 1.000 puskesmas untuk 50 juta jiwa. Jika merujuk pada standar WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) seperti Thailand, kita masih butuh 7.000 puskesmas," ujarnya.
Kang Emil pun mengapresiasi penanganan COVID-19 di Kota Banjar. Berdasarkan tingkat kewaspadaan periode 8 sampai 14 Februari 2021, Kota Banjar masuk zona kuning (risiko rendah).
Selain itu, per 11 Februari 2021, tidak ada desa/kelurahan di Kota Banjar yang berstatus zona merah (risiko tinggi). Dari 25 desa/kelurahan, 9 desa/kelurahan berstatus Zona Hijau, 16 desa/kelurahan masuk Zona Kuning.
"Saya titip PPKM diteruskan sampai 8 Maret. Karena PPKM dilaksanakan serentak sehingga dampaknya sangat baik terhadap pengendalian COVID-19 di Jabar," tuturnya.
Baca juga: RSUD Kota Banjar rawat dua orang positif COVID-19
Baca juga: MENKES BANTU OPERASIONAL RSUD BANJAR RP50 JUTA
Baca juga: KORBAN LUKA TABRAKAN KERETA DI RSUD BANJAR
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Dalam sambutannya, Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil berharap kehadiran RSUD Asih Husada Langensari dapat membuat pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Kota Banjar semakin baik.
"Dalam pelayanan pembangunan kepada masyarakat dari indeks pembangunan manusia ada tiga, yaitu pendidikan, daya beli dan kesehatan," kata Kang Emil.
"Dengan hadirnya RSUD Asih Husada Langensari, semoga menjadikan Kota Banjar sebagai kota dengan pelayanan kesehatan terbaik di Jabar," katanya.
Menurut Kang Emil, pandemi COVID-19 mengajarkan semua pihak untuk intensif memperkuat infrastruktur kesehatan. Mulai dari rumah sakit sampai puskesmas.
Saat ini, kata Kang Emil, Jabar masih membutuhkan sekitar 7.000 puskesmas dan 25 rumah sakit supaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat Jabar semakin prima.
"Jabar hanya punya sekitar 1.000 puskesmas untuk 50 juta jiwa. Jika merujuk pada standar WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) seperti Thailand, kita masih butuh 7.000 puskesmas," ujarnya.
Kang Emil pun mengapresiasi penanganan COVID-19 di Kota Banjar. Berdasarkan tingkat kewaspadaan periode 8 sampai 14 Februari 2021, Kota Banjar masuk zona kuning (risiko rendah).
Selain itu, per 11 Februari 2021, tidak ada desa/kelurahan di Kota Banjar yang berstatus zona merah (risiko tinggi). Dari 25 desa/kelurahan, 9 desa/kelurahan berstatus Zona Hijau, 16 desa/kelurahan masuk Zona Kuning.
"Saya titip PPKM diteruskan sampai 8 Maret. Karena PPKM dilaksanakan serentak sehingga dampaknya sangat baik terhadap pengendalian COVID-19 di Jabar," tuturnya.
Baca juga: RSUD Kota Banjar rawat dua orang positif COVID-19
Baca juga: MENKES BANTU OPERASIONAL RSUD BANJAR RP50 JUTA
Baca juga: KORBAN LUKA TABRAKAN KERETA DI RSUD BANJAR
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021