Tasikmalaya, 8/7 (ANTARA) - Serikat Sunnah Tani dari Kelantan, Malaysia, meminta kiriman beras organik dari gabungan kelompok tani Tasikmalaya, Jabar, sebanyak 250 ton.

Permintaan pihak pengurus Serikat Sunnah Tani, Malaysia tersebut langsung mendatangi tempat pengolahan beras organik di Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis.

Kedatangan mereka sebanyak tiga orang yakni Direktur Serikat Sunnah Tani H Muhammad Nuri, kepala Marketing H Julemi, bagian keuangan H Alyas yang bertemu langsung langsung dengan Ketua Gapoktan padi organik, Uu Syaeful Bachri.

Marketing Serikat Sunnah Tani Julemi mengatakan, kebutuhan beras organik dari Tasikmalaya karena pemasaran di Kelantan, Malaysia cukup berpotensi minat masyarakat terhadap beras organik.

Ia berharap pihak Gapoktan Tasikmalaya yang mengelola beras organik dapat mengekspor berasnya dengan massa kontrak ekspor beras sebanyak 250 ton.

Dijelaskan dia, 250 ton beras tersebut dapat diekspor secara bertahap dengan permintaan setiap kali ekspor dalam sebulan sebanyak 18 hingga 30 ton.

"Kita minta 18 hingga 30 ton per bulan untuk ke Malaysia, segala transpornya ditanggung," katanya.

Beras organik dari Tasikmalaya yang sudah beberapa kali mengekpor kebeberbagai negara seperti Amerika dan negara asia lainnya, termasuk Malaysia, diharapkan Jumedi pihak Gapoktan dapat mengabulkan permintaannya.

Diharapkannya, dengan kontrak kerjasama ekspor beras organik sebanyak 250 ton khsusus ke wilayah Kelantan diharapkan dapat menjalin kerjasama yang baik untuk ekspor beras dari Tasikmalaya ke Malaysia selanjutnya.

Beras organik tersebut, kata Jumedi akan dijual kembali untuk kebutuhan masyarakat umum dan bukan kebutuhan ketersediaan nasi sebagai makanan di hotel maupun restoran.

Penjualan beras organik di Malaysia, kata Jumedi dalam kemasan berasnya tidak akan menghilangkan nama dan merk produk asli yang dikirim dari pengolah beras organik di Tasikmalaya.

"Sementara untuk dikonsumsi masyakat umum, penjulan disananya juga tanpa menghilangkan nama produk asal Tasikmalaya," kata Jumeli dengan logat melayu.

Sementara itu Ketua Gapoktan pengelola padi organik, Uu mengatakan sebelum sudah mengekspor beras organik ke Malaysia sebanyak 18 ton.

Namun permintaan 250 ton beras meskipun dilakukan secara bertahap, kata Uu, belum dapat dikabulkan karena keterbasan beras organik yang diproduksi dan masih antrenya negara-negara lain yang meminta beras sejenis itu.

Untuk dapat mengekspor beras, kata Uu harus melalui prosedur dan menjalin kerjasama antara Gapoktan dengan Malaysia sebagai penerima beras organik.

"Belum bisa, harus ada kerjasama dulu, belum ditekan mou, ini juga baru rencana, namun kedatangan mereka untuk melihat dulu proses pembuatannya," katanya.***2***

Feri P

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010