Regulator vaksin Jerman pada Kamis mengatakan bahwa vaksin COVID-19 AstraZeneca "sangat ampuh" dan reaksinya berlangsung singkat, memberikan sebuah pesan yang meyakinkan setelah sejumlah pekerja esensial menolak divaksin.
Otoritas kesehatan di sejumlah negara Eropa - termasuk Jerman - menghadapi penolakan vaksin setelah efek samping yang timbulkan menyebabkan staf rumah sakit dan petugas lini terdepan lainnya izin sakit. Kondisi itu memperburuk layanan kesehatan yang sudah kewalahan.
Melalui pernyataan yang diunggah oleh Menteri Kesehatan Jens Spahn, Paul Ehrlich Institute (PEI) menyebutkan bahwa vaksin tersebut "mencegah penyakit COVID-19 pada sebagian besar kasus atau meredakan gejala begitu penyakit muncul."
"Reaksi vaksin terjadi relatif sering usai disuntikkan. Namun, reaksi tersebut berlangsung singkat dan biasanya mencerminkan respons imun tubuh yang normal terhadap vaksinasi," lanjutnya.
PEI mengaku mendapat laporan dari sejumlah klinik soal peningkatan penyakit di kalangan petugas yang disuntik vaksin AstraZeneca, dengan berbagai macam reaksi seperti demam, menggigil, sakit kepala, nyeri otot dan badan, serta reaksi umum penyakit.
PEI mengatakan uji klinis vaksin menunjukkan "reaksi yang biasa terjadi tak lama pasca vaksinasi dan tidak terkait dengan penyakit yang lebih parah atau penyakit yang berkepanjangan."
Spahn pada Rabu menanggapi laporan, yang menyebutkan bahwa pekerja esensial menolak menerima suntikan AstraZeneca usai mengalami efek samping yang kuat, dengan mengatakan bahwa (vaksin) itu aman dan juga ampuh.
"Saya akan disuntik vaksin (AstraZeneca) segera," kata Spahn kepada awak media.
Sumberl:Reuters
Baca juga: BPOM tunggu data lengkap terkait Vaksin COVID AstraZeneca
Baca juga: Dewan Korsel ingatkan hati-hati gunakan vaksin AstraZeneca pada lansia
Baca juga: Kemenkes: Puluhan juta vaksin AstraZeneca akan tiba pada kuartal I
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Otoritas kesehatan di sejumlah negara Eropa - termasuk Jerman - menghadapi penolakan vaksin setelah efek samping yang timbulkan menyebabkan staf rumah sakit dan petugas lini terdepan lainnya izin sakit. Kondisi itu memperburuk layanan kesehatan yang sudah kewalahan.
Melalui pernyataan yang diunggah oleh Menteri Kesehatan Jens Spahn, Paul Ehrlich Institute (PEI) menyebutkan bahwa vaksin tersebut "mencegah penyakit COVID-19 pada sebagian besar kasus atau meredakan gejala begitu penyakit muncul."
"Reaksi vaksin terjadi relatif sering usai disuntikkan. Namun, reaksi tersebut berlangsung singkat dan biasanya mencerminkan respons imun tubuh yang normal terhadap vaksinasi," lanjutnya.
PEI mengaku mendapat laporan dari sejumlah klinik soal peningkatan penyakit di kalangan petugas yang disuntik vaksin AstraZeneca, dengan berbagai macam reaksi seperti demam, menggigil, sakit kepala, nyeri otot dan badan, serta reaksi umum penyakit.
PEI mengatakan uji klinis vaksin menunjukkan "reaksi yang biasa terjadi tak lama pasca vaksinasi dan tidak terkait dengan penyakit yang lebih parah atau penyakit yang berkepanjangan."
Spahn pada Rabu menanggapi laporan, yang menyebutkan bahwa pekerja esensial menolak menerima suntikan AstraZeneca usai mengalami efek samping yang kuat, dengan mengatakan bahwa (vaksin) itu aman dan juga ampuh.
"Saya akan disuntik vaksin (AstraZeneca) segera," kata Spahn kepada awak media.
Sumberl:Reuters
Baca juga: BPOM tunggu data lengkap terkait Vaksin COVID AstraZeneca
Baca juga: Dewan Korsel ingatkan hati-hati gunakan vaksin AstraZeneca pada lansia
Baca juga: Kemenkes: Puluhan juta vaksin AstraZeneca akan tiba pada kuartal I
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021