Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat meminta lima daerah yang rawan mengalami bencana alam pada masa cuaca ekstrem siaga.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Jawa Barat Dani Ramdan mengatakan, peringatan dini sudah disampaikan ke Pemerintah Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, dan Kota Depok yang wilayahnya rawan menghadapi bencana hidrometeorologi saat curah hujan tinggi.
"Berdasarkan informasi dari BMKG di daerah itu berpotensi terjadi hujan yang cukup tinggi hingga 6 Februari nanti. Oleh sebab itu, kami sudah mengirim surat agar daerah itu siaga, mengantisipasi bencana hidrometeorologi," kata Dani di Kota Bandung, Kamis.
"Jadi tidak secara makro atau kepada seluruh masyarakat Jawa Barat peringatan itu kami tujukan, tetapi hanya kepada pemerintah daerah yang dipandang berisiko tinggi. Namun tentunya kami tetap mengimbau agar seluruh masyarakat tetap waspada, terutama yang melakukan perjalanan dan wisata," katanya.
Dani mengatakan bahwa BPBD juga sudah menyiagakan peralatan pendukung upaya penanggulangan dampak bencana.
"BPBD Jabar sudah berkoordinasi dengan daerah, terutama Dinas PU masing-masing, agar menyiagakan alat berat sampai bulan Mei nanti, termasuk kesiagaan di kawasan wisata alam," katanya.
Selain itu, ia menjelaskan, BPBD Jawa Barat sudah memfasilitasi penyelenggaraan pelatihan mitigasi bencana bagi warga dan komunitas guna meningkatkan kesiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana.
Baca juga: BPBD Jabar: Tanggap darurat masih fokus pada dampak longsor di Sumedang
Baca juga: 500 desa Jabar masuk ketegori rawan bencana hidrometeorologis
Baca juga: BMKG sebut bencana longsor di Sumedang terjadi di puncak musim hujan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Kepala Pelaksana Harian BPBD Jawa Barat Dani Ramdan mengatakan, peringatan dini sudah disampaikan ke Pemerintah Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, dan Kota Depok yang wilayahnya rawan menghadapi bencana hidrometeorologi saat curah hujan tinggi.
"Berdasarkan informasi dari BMKG di daerah itu berpotensi terjadi hujan yang cukup tinggi hingga 6 Februari nanti. Oleh sebab itu, kami sudah mengirim surat agar daerah itu siaga, mengantisipasi bencana hidrometeorologi," kata Dani di Kota Bandung, Kamis.
"Jadi tidak secara makro atau kepada seluruh masyarakat Jawa Barat peringatan itu kami tujukan, tetapi hanya kepada pemerintah daerah yang dipandang berisiko tinggi. Namun tentunya kami tetap mengimbau agar seluruh masyarakat tetap waspada, terutama yang melakukan perjalanan dan wisata," katanya.
Dani mengatakan bahwa BPBD juga sudah menyiagakan peralatan pendukung upaya penanggulangan dampak bencana.
"BPBD Jabar sudah berkoordinasi dengan daerah, terutama Dinas PU masing-masing, agar menyiagakan alat berat sampai bulan Mei nanti, termasuk kesiagaan di kawasan wisata alam," katanya.
Selain itu, ia menjelaskan, BPBD Jawa Barat sudah memfasilitasi penyelenggaraan pelatihan mitigasi bencana bagi warga dan komunitas guna meningkatkan kesiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana.
Baca juga: BPBD Jabar: Tanggap darurat masih fokus pada dampak longsor di Sumedang
Baca juga: 500 desa Jabar masuk ketegori rawan bencana hidrometeorologis
Baca juga: BMKG sebut bencana longsor di Sumedang terjadi di puncak musim hujan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021