Perum Bulog mendapat penugasan impor daging kerbau dari India dengan total 80.000 ton untuk tahun ini, guna memenuhi kebutuhan konsumsi daging terutama menjelang Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada Mei 2021.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menjelaskan bahwa BUMN pangan tersebut telah mengajukan impor daging kerbau untuk mengantisipasi lonjakan harga daging sapi menjelang Ramadhan dan Lebaran. Penugasan impor daging kerbau ini pun sudah diputuskan dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) di Kemenko Perekonomian.
"Kita mengajukan impor daging khususnya menghadapi puasa dan Lebaran, karena kebutuhan akan meningkat sehingga jauh-jauh hari mengajukan. Sudah diputuskan dalam rakortas bahwa Bulog mendapatkan untuk impor daging kerbau 80.000 ton, tunggal," kata Budi Waseso dalam konferensi pers Bulog secara virtual, Rabu.
Buwas, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa importasi akan dilakukan secara bertahap, sesuai kebutuhan pasar, agar harga daging produksi dari peternak lokal tidak jatuh dan stabilisasi harga dapat terjaga.
Menurut Buwas, masyarakat kini sudah familiar dengan konsumsi daging kerbau, bahkan mampu menekan harga daging sapi yang bergejolak di pasaran.
Bulog pun akan melakukan proses lelang kepada calon pemasok (supplier) daging di India. Namun demikian, ia tidak bisa memastikan waktu pengiriman, mengingat kebijakan karantina wilayah (lockdown) yang bisa sewaktu-waktu diterapkan oleh Pemerintah India.
"Kita belum melakukan lelang karena suratnya baru kita dapat. Kita baru membuat administrasi surat yang nanti ditindaklanjuti dengan undangan terbukan kepada para calon supplier," kata Buwas.
Buwas berharap realisasi importasi ini sesuai dengan alokasi yang telah diberikan Pemerintah, yakni 80.000 ton sepanjang 2021. Berbeda dengan tahun lalu, Bulog hanya bisa merealisasikan impor 37.000 ton, dari jatah yang diberikan 100.000 ton.
Baca juga: Perum Bulog percepat pembangunan gudang beras skala nasional di Garut
Baca juga: Menteri BUMN rombak jajaran direksi Perum Bulog
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menjelaskan bahwa BUMN pangan tersebut telah mengajukan impor daging kerbau untuk mengantisipasi lonjakan harga daging sapi menjelang Ramadhan dan Lebaran. Penugasan impor daging kerbau ini pun sudah diputuskan dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) di Kemenko Perekonomian.
"Kita mengajukan impor daging khususnya menghadapi puasa dan Lebaran, karena kebutuhan akan meningkat sehingga jauh-jauh hari mengajukan. Sudah diputuskan dalam rakortas bahwa Bulog mendapatkan untuk impor daging kerbau 80.000 ton, tunggal," kata Budi Waseso dalam konferensi pers Bulog secara virtual, Rabu.
Buwas, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa importasi akan dilakukan secara bertahap, sesuai kebutuhan pasar, agar harga daging produksi dari peternak lokal tidak jatuh dan stabilisasi harga dapat terjaga.
Menurut Buwas, masyarakat kini sudah familiar dengan konsumsi daging kerbau, bahkan mampu menekan harga daging sapi yang bergejolak di pasaran.
Bulog pun akan melakukan proses lelang kepada calon pemasok (supplier) daging di India. Namun demikian, ia tidak bisa memastikan waktu pengiriman, mengingat kebijakan karantina wilayah (lockdown) yang bisa sewaktu-waktu diterapkan oleh Pemerintah India.
"Kita belum melakukan lelang karena suratnya baru kita dapat. Kita baru membuat administrasi surat yang nanti ditindaklanjuti dengan undangan terbukan kepada para calon supplier," kata Buwas.
Buwas berharap realisasi importasi ini sesuai dengan alokasi yang telah diberikan Pemerintah, yakni 80.000 ton sepanjang 2021. Berbeda dengan tahun lalu, Bulog hanya bisa merealisasikan impor 37.000 ton, dari jatah yang diberikan 100.000 ton.
Baca juga: Perum Bulog percepat pembangunan gudang beras skala nasional di Garut
Baca juga: Menteri BUMN rombak jajaran direksi Perum Bulog
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021