Petani kedelai yang memanfaatkan lahan bekas tambang Galian C di Desa Cibulan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, meraup keuntungan akibat harga kedelai naik seiring peningkatan harga kedelai impor..
"Kedelai bagi saya itu sudah jadi rezeki. Berkat menanam kedelai saya bisa mendapatkan keuntungan yang cukup, apalagi sekarang harga lagi tinggi," kata Ketua Gapoktan Cinta Asih yang fokus menanam kedelai Tarpin di Kuningan, Minggu.
Tarpin mengatakan lahan yang dimanfaatkan kelompoknya untuk menanam kedelai merupakan bekas tambang Galian C yang sudah ditutup oleh pemerintah setempat.
Dia mengatakan sebelum menanam kedelai, pihaknya bersama warga lainnya mengandalkan pendapatannya dari menambang Galian C yang saat ini telah ditutup.
"Dulu sebelum Galian C ini ditutup, kami mengandalkan penghasilan dari menambang. Namun di tahun 2018 tambang itu ditutup," katanya.
Setelah ditutup pada 2018, kemudian Pemerintah Desa Cibulan mengajak semua warga yang pernah terlibat di Galian C untuk menanam kedelai di lokasi yang sama.
Sampai sekarang, kata Tarpin, para petani berhasil menanam dan memanen kedelai lokal varietas Anjasmoro, di bekas lahan Galian C di Desa Cibulan. Meski belum dapat memenuhi kebutuhan kedelai di daerahnya, namun berkat kedelai lokal ini kehidupan mereka bisa lebih sejahtera.
"Tanah bekas Galian C ini langsung suruh ditanami kedelai dan kami tidak menyewa. Bahkan benih juga dari desa," tuturnya.
Menurut Tarpin, kehidupannya berubah setelah menanam kedelai. Panen terakhir, ia berhasil memanen sekitar 4 ton kedelai dari empat hektare lahan yang digarapnya.
Selain itu menanam kedelai juga tidak membutuhkan biaya besar. Apalagi, kata dia, tanaman kedelai tidak memerlukan air yang banyak.
"Untuk hasil kita jual ke Bumdes dengan harga Rp7.000 per kilogram. Jadi hasilnya juga lumayan," kata Tarpin.
Sementara Kepala Desa Cibulan Iwan Gunawan menuturkan pihaknya berencana akan menanam kedelai di lahan sekitar 100 hektare, karena saat ini hanya 75 hektare saja.
Untuk hasil dari panen kedelai sudah ada pasarnya, kata dia. Ia telah bekerja sama dengan Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia untuk menyerap produksi kedelai tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Kedelai bagi saya itu sudah jadi rezeki. Berkat menanam kedelai saya bisa mendapatkan keuntungan yang cukup, apalagi sekarang harga lagi tinggi," kata Ketua Gapoktan Cinta Asih yang fokus menanam kedelai Tarpin di Kuningan, Minggu.
Tarpin mengatakan lahan yang dimanfaatkan kelompoknya untuk menanam kedelai merupakan bekas tambang Galian C yang sudah ditutup oleh pemerintah setempat.
Dia mengatakan sebelum menanam kedelai, pihaknya bersama warga lainnya mengandalkan pendapatannya dari menambang Galian C yang saat ini telah ditutup.
"Dulu sebelum Galian C ini ditutup, kami mengandalkan penghasilan dari menambang. Namun di tahun 2018 tambang itu ditutup," katanya.
Setelah ditutup pada 2018, kemudian Pemerintah Desa Cibulan mengajak semua warga yang pernah terlibat di Galian C untuk menanam kedelai di lokasi yang sama.
Sampai sekarang, kata Tarpin, para petani berhasil menanam dan memanen kedelai lokal varietas Anjasmoro, di bekas lahan Galian C di Desa Cibulan. Meski belum dapat memenuhi kebutuhan kedelai di daerahnya, namun berkat kedelai lokal ini kehidupan mereka bisa lebih sejahtera.
"Tanah bekas Galian C ini langsung suruh ditanami kedelai dan kami tidak menyewa. Bahkan benih juga dari desa," tuturnya.
Menurut Tarpin, kehidupannya berubah setelah menanam kedelai. Panen terakhir, ia berhasil memanen sekitar 4 ton kedelai dari empat hektare lahan yang digarapnya.
Selain itu menanam kedelai juga tidak membutuhkan biaya besar. Apalagi, kata dia, tanaman kedelai tidak memerlukan air yang banyak.
"Untuk hasil kita jual ke Bumdes dengan harga Rp7.000 per kilogram. Jadi hasilnya juga lumayan," kata Tarpin.
Sementara Kepala Desa Cibulan Iwan Gunawan menuturkan pihaknya berencana akan menanam kedelai di lahan sekitar 100 hektare, karena saat ini hanya 75 hektare saja.
Untuk hasil dari panen kedelai sudah ada pasarnya, kata dia. Ia telah bekerja sama dengan Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia untuk menyerap produksi kedelai tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021