Pelatih timnas bulu tangkis ganda putra Indonesia Herry Iman Pierngadi menceritakan bahwa ia lebih memberikan kebebasan kepada Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan dalam menentukan bentuk latihan fisik yang diinginkan.
Menurut Herry, keleluasaan itu ia berikan khusus kepada The Daddies mengingat mereka merupakan atlet senior yang tidak lagi muda, sehingga mereka lebih paham bentuk latihan yang sesuai bagi mereka.
"Justru saya mengikuti mereka. Mereka maunya seperti apa untuk menjaga kondisinya. Mereka yang tahu kondisi badannya seperti apa. Jadi jangan pemain yang ikut pelatih. Apalagi ini pemain senior, jadi saya banyak kasih pilihan ke mereka," jelas Herry, dalam rilis resmi PBSI, Sabtu.
Jelang partai puncak BWF World Tour Finals yang akan dihadapi Hendra/Ahsan pada Minggu, baik Hendra dan Ahsan menuturkan lebih banyak mengasah ketahanan fisik agar bisa tahan menghadapi lawan-lawan yang lebih muda.
Sehubungan dengan kemenangan The Daddies hari ini atas wakil Korea Selatan Choi Sol Gyu/Seo Seung Jae di babak empat besar, menurut Herry kuncinya memang pada kemenangan gim pertama. Strategi yang sudah dievaluasi dari dua kekalahan sebelumnya pun bisa diterapkan.
"Selama di Thailand sudah dua kali pertemuan, dua kali kalah. Jadi selalu dievaluasi cara mainnya bagaimana. Tadi saat diterapkan bisa berhasil," kata Herry.
"Kuncinya memang pada gim pertama, meskipun setting tapi bisa menang, jadi semangatnya lebih bertambah. Sementara yang kalah pasti lebih nge-drop. Di luar itu strateginya cukup berhasil," katanya menambahkan.
Pada babak final, Hendra/Ahsan akan menghadapi Lee Yang/Wang Chi Lin (Taiwan). Sebelumnya, mereka bertemu pada semifinal Thailand Open, dengan kekalahan 21-14, 20-22, 12-21.
"Siapa pun lawannya, yang harus tetap dijaga itu fokus dan konsentrasi Ahsan/Hendra untuk menghadapi final besok," pungkas Herry.
Baca juga: Hendra/Ahsan melenggang ke final ganda putra World Tour Finals 2021
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Menurut Herry, keleluasaan itu ia berikan khusus kepada The Daddies mengingat mereka merupakan atlet senior yang tidak lagi muda, sehingga mereka lebih paham bentuk latihan yang sesuai bagi mereka.
"Justru saya mengikuti mereka. Mereka maunya seperti apa untuk menjaga kondisinya. Mereka yang tahu kondisi badannya seperti apa. Jadi jangan pemain yang ikut pelatih. Apalagi ini pemain senior, jadi saya banyak kasih pilihan ke mereka," jelas Herry, dalam rilis resmi PBSI, Sabtu.
Jelang partai puncak BWF World Tour Finals yang akan dihadapi Hendra/Ahsan pada Minggu, baik Hendra dan Ahsan menuturkan lebih banyak mengasah ketahanan fisik agar bisa tahan menghadapi lawan-lawan yang lebih muda.
Sehubungan dengan kemenangan The Daddies hari ini atas wakil Korea Selatan Choi Sol Gyu/Seo Seung Jae di babak empat besar, menurut Herry kuncinya memang pada kemenangan gim pertama. Strategi yang sudah dievaluasi dari dua kekalahan sebelumnya pun bisa diterapkan.
"Selama di Thailand sudah dua kali pertemuan, dua kali kalah. Jadi selalu dievaluasi cara mainnya bagaimana. Tadi saat diterapkan bisa berhasil," kata Herry.
"Kuncinya memang pada gim pertama, meskipun setting tapi bisa menang, jadi semangatnya lebih bertambah. Sementara yang kalah pasti lebih nge-drop. Di luar itu strateginya cukup berhasil," katanya menambahkan.
Pada babak final, Hendra/Ahsan akan menghadapi Lee Yang/Wang Chi Lin (Taiwan). Sebelumnya, mereka bertemu pada semifinal Thailand Open, dengan kekalahan 21-14, 20-22, 12-21.
"Siapa pun lawannya, yang harus tetap dijaga itu fokus dan konsentrasi Ahsan/Hendra untuk menghadapi final besok," pungkas Herry.
Baca juga: Hendra/Ahsan melenggang ke final ganda putra World Tour Finals 2021
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021