Ketua Umum Perkumpulan Pengusaha Sarang Burung Indonesia (PPSBI) Boedi Mranata menilai ekspor sarang burung walet berpotensi meningkat tajam serta mampu memberi devisa negara yang cukup besar, jika didukung dengan regulasi eksportir terdaftar.

Menurut Boedi, saat ini China menjadi negara importir terbesar sarang burung walet dengan total 262 ton atau senilai Rp25 juta per kilogram. Namun jika di ekspor ke negara lain, komoditas tersebut hanya dinilai sekitar Rp600.000 per kilogram karena tidak melalui eksportir terdaftar.

"Ekspor ke China paling jelas regulasinya dibanding negara lain. Ini kalau digali dengan aturan-aturan yang jelas, kemungkinan harga sarang burung walet bisa meledak dan devisa kita bisa naik," kata Boedi melalui keterangan di Jakarta, Kamis.

Boedi menjelaskan sejak dulu sarang burung walet Indonesia sudah menjadi incaran negara-negara lain, khususnya China. Dengan keterbukaan pasar global seperti sekarang menjadikan sarang burung walet sebagai andalan bagi devisa.

"Saya kira dengan evaluasi mana yang mesti diperbaiki dalam ekspor sarang burung walet, nilai kita bisa mencapai ratusan triliun," kata dia.

Menteri Pertanian Syahrul (Mentan) Yasin Limpo menilai potensi ekspor sarang burung walet masih akan terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini karena sarang burung walet dipercaya memiliki khasiat bagi kesehatan.

Berdasarkan data IQFAST Badan Karantina Pertanian (Barantan), selama pandemi COVID-19 tahun 2020 jumlah ekspor sarang burung walet mencapai 1.155 ton dengan nilai Rp28,9 triliun

Jumlah tersebut meningkat 2,13 persen dari pencapaian tahun 2019 yang hanya sebanyak 1.131 ton atau senilai Rp28,3 triliun. Selain itu, kata dia, sarang burung walet dapat hidup baik dengan ekosistem yang terjaga, mulai dari hutan, laut, dan sungai sebagai penghasil pakan walet alami.

Sementara itu Kepala Badan Karantina Pertanian Kementan Ali Jamil mengatakan pihaknya telah memiliki laboratorium pengujian yang telah diakui oleh negara mitra dagang.

Selain percepatan layanan, pihaknya juga terus melakukan inovasi teknologi perkarantinaan untuk memfasilitasi pertanian di perdagangan internasional.

Menurut dia, partisipasi dan dukungan dari dinas pertanian setempat, peternak dan masyarakat dalam menjaga keberlangsungan komoditas sarang burung walet sangat diperlukan.

"Oleh karena itu kita harus bersama-sama menjaga serta laporkan jika melalulintaskan unggas khususnya kepada petugas karantina agar sarang burung walet tetap dapat berkontribusi pada pemulihan ekonomi nasional," kata Ali Jamil.

Baca juga: Kemendag : Hanya 23 eksportir sarang walet ke RRT yang miliki sertifikat

Baca juga: Wamendag: Indonesia masih sebagai pengekspor terbesar sarang burung walet

 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021