Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil mengajak media massa masif mengedukasi masyarakat tentang keberhasilan vaksinasi COVID-19 melalui berita dan hal ini untuk mengikis isu-isu negatif yang membuat sebagian masyarakat enggan divaksin.
"Jadi kalau kita berhasil di sebulan dua bulan ini, maka pada saatnya nanti vaksinasi untuk masyarakat isu-isu negatif akan terkikis oleh masifnya edukasi dari media," kata Kang Emil di Bandung, Jumat.
Kang Emil mengatakan, vaksinasi merupakan kunci memutus rantai penularan COVID-19 melalui pembentukan kekebalan kelompok atau herd immunity dan pemerintah terus berupaya mendatangkan vaksin maupun memproduksi vaksin sendiri.
Keamanan vaksin yang sudah mulai disuntikkan saat ini sudah terbukti dengan dikeluarkannya izin penggunaan darurat dari BPOM dan fatwa halal dari MUI. Tingkat kemanjuran pada uji klinis pun sesuai yang diharapkan yakni 65,3 persen.
Untuk vaksin yang diproduksi Bio Farma sudah menunjukkan perkembangan positif di uji klinis tahap tiga. Relawan termasuk Gubernur disuntik pertama Agustus dan kedua bulan September. Diketahui saat ini antibodi dalam darah Ridwan Kamil meningkat hingga 99 persen.
"Darah saya sekarang sudah terkandung antibodi 99 persen, padahal baru bulan Maret nanti akan diumunkan," kata Kang Emil.
Sementara vaksin yang hari ini sudah mulai disuntikkan keberhasilannya akan mencapai puncaknya tiga bulan setelah penyuntikan kedua. Penyuntikan kedua dilakukan 14 hari setelah suntikan pertama. Kang Emil menuturkan, dosis pertama merupakan perkenalan dan dosis kedua adalah pembentukan antibodi.
"Dan tiga bulan setelah penyuntikan kedua adalah masa panen antibodi," tuturnya.
Untuk itu bagi yang sudah menerima penyuntikan pertama Kang Emil meminta untuk tidak bereuforia berlebihan yang dikhawatirkan bisa menyebabkan kelalaian dalam menerapkan protokol kesehatan.
"Jadi jangan setelah di vaksin pertama langsung euforia, lalu terjadi kelalaian 3M, itu yang saya khawatirkan. Mari dukung untuk mempopulerkan semangat vaksinasi yang dibantu oleh peran media," kata Kang Emil.
Ia juga tak memungkiri masih ada sebagian masyarakat yang masih ragu terhadap efektivitas vaksin sehingga enggan untuk divaksin. Untuk itu sebelum vaksinasi dilakukan kepada masyarakat umum yang menurut rencana pada bulan April mendatang, media masif memberitakan keberhasilan vaksinasi.
"Saya berharap kepada media sambil menunggu penyuntikan ke masyarakat April atau paling cepat Maret mendatang media lebih banyak informasikan berita baik. Saya pribadi sudah lelah dengan berita buruk tentang COVID-19 ini mudah-mudahan tahun 2021 lebih banyak berita baiknya," katanya.
Kang Emil menegaskan bahwa saat ini merupakan situasi darurat perang melawan COVID-19. Maka bila masyarakat tidak mau mengikuti vaksinasi korban akan semakin bertambah.
"Makanya dalam situasi darurat ini vaksin menjadi wajib bagi mereka yang memenuhi kriteria. Yang tidak wajib itu yang sudah pernah kena COVID-19 karena di dalam tubuhnya sudah ada antibodi, kedua yang komorbidnya banyak," ujar pada pertemuan dengan para pemimpin redaksi media nasional di Jabar secara virtual, di Gedung Pakuan Bandung.
Baca juga: Gubernur Jabar usul ke Kemenkes data penerima vaksin dikelola daerah
Baca juga: Tensi darah Wagub Jabar tinggi jelang divaksinasi COVID-19
Baca juga: Kapolda Jabar: Alhamdulillah tak pegal-pegal usai divaksin
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Jadi kalau kita berhasil di sebulan dua bulan ini, maka pada saatnya nanti vaksinasi untuk masyarakat isu-isu negatif akan terkikis oleh masifnya edukasi dari media," kata Kang Emil di Bandung, Jumat.
Kang Emil mengatakan, vaksinasi merupakan kunci memutus rantai penularan COVID-19 melalui pembentukan kekebalan kelompok atau herd immunity dan pemerintah terus berupaya mendatangkan vaksin maupun memproduksi vaksin sendiri.
Keamanan vaksin yang sudah mulai disuntikkan saat ini sudah terbukti dengan dikeluarkannya izin penggunaan darurat dari BPOM dan fatwa halal dari MUI. Tingkat kemanjuran pada uji klinis pun sesuai yang diharapkan yakni 65,3 persen.
Untuk vaksin yang diproduksi Bio Farma sudah menunjukkan perkembangan positif di uji klinis tahap tiga. Relawan termasuk Gubernur disuntik pertama Agustus dan kedua bulan September. Diketahui saat ini antibodi dalam darah Ridwan Kamil meningkat hingga 99 persen.
"Darah saya sekarang sudah terkandung antibodi 99 persen, padahal baru bulan Maret nanti akan diumunkan," kata Kang Emil.
Sementara vaksin yang hari ini sudah mulai disuntikkan keberhasilannya akan mencapai puncaknya tiga bulan setelah penyuntikan kedua. Penyuntikan kedua dilakukan 14 hari setelah suntikan pertama. Kang Emil menuturkan, dosis pertama merupakan perkenalan dan dosis kedua adalah pembentukan antibodi.
"Dan tiga bulan setelah penyuntikan kedua adalah masa panen antibodi," tuturnya.
Untuk itu bagi yang sudah menerima penyuntikan pertama Kang Emil meminta untuk tidak bereuforia berlebihan yang dikhawatirkan bisa menyebabkan kelalaian dalam menerapkan protokol kesehatan.
"Jadi jangan setelah di vaksin pertama langsung euforia, lalu terjadi kelalaian 3M, itu yang saya khawatirkan. Mari dukung untuk mempopulerkan semangat vaksinasi yang dibantu oleh peran media," kata Kang Emil.
Ia juga tak memungkiri masih ada sebagian masyarakat yang masih ragu terhadap efektivitas vaksin sehingga enggan untuk divaksin. Untuk itu sebelum vaksinasi dilakukan kepada masyarakat umum yang menurut rencana pada bulan April mendatang, media masif memberitakan keberhasilan vaksinasi.
"Saya berharap kepada media sambil menunggu penyuntikan ke masyarakat April atau paling cepat Maret mendatang media lebih banyak informasikan berita baik. Saya pribadi sudah lelah dengan berita buruk tentang COVID-19 ini mudah-mudahan tahun 2021 lebih banyak berita baiknya," katanya.
Kang Emil menegaskan bahwa saat ini merupakan situasi darurat perang melawan COVID-19. Maka bila masyarakat tidak mau mengikuti vaksinasi korban akan semakin bertambah.
"Makanya dalam situasi darurat ini vaksin menjadi wajib bagi mereka yang memenuhi kriteria. Yang tidak wajib itu yang sudah pernah kena COVID-19 karena di dalam tubuhnya sudah ada antibodi, kedua yang komorbidnya banyak," ujar pada pertemuan dengan para pemimpin redaksi media nasional di Jabar secara virtual, di Gedung Pakuan Bandung.
Baca juga: Gubernur Jabar usul ke Kemenkes data penerima vaksin dikelola daerah
Baca juga: Tensi darah Wagub Jabar tinggi jelang divaksinasi COVID-19
Baca juga: Kapolda Jabar: Alhamdulillah tak pegal-pegal usai divaksin
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021