Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyebutkan bahwa harga kedelai di pasaran masih akan menguat sampai akhir Mei 2021 dan diperkirakan baru akan membaik pada Juni 2021.
Seperti diketahui, harga kedelai yang dibeli perajin tahu tempe dari para importir mengalami lonjakan. Berdasarkan data Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indoensia (Gakoptindo), harga kedelai melonjak hingga Rp9.300-9.800 per kg, dari kisaran harga normal Rp6.000-Rp7.000 per kg.
"Kedelai ini harganya akan menguat terus mungkin sampai akhir Mei 2021. Kami baru melihat bahwa harga, karena memang hasil daripada crop di tahun 2021 ini dinyatakan baik dan Brazil akan kembali produksi lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya," kata Mendag Muhammad Lutfi dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta, Senin.
Lutfi menyampaikan bahwa tingginya permintaan kedelai di pasar global, serta produksi yang menurun menjadi penyebab utama melambungnya harga kedelai.
Gangguan cuaca yang menimpa negara Amerika Latin, seperti Brazil dan Argentina turut berdampak pada produksi kedelai. Selain itu, Argentina juga mengalami aksi mogok kerja di sektor distribusi dan logistik.
China yang menjadi negara importir terbesar kedelai juga meningkatkan jumlah permintaannya dari 15 juta ton menjadi 28 juta ton untuk pakan ternak babi kepada Amerika Serikat.
Oleh karena itu, tingginya harga kedelai yang turut berdampak pada perajin tahu tempe, kata Lutfi, harus dipahami mengingat 90 persen kedelai Indonesia dipenuhi lewat impor.
Lutfi menambahkan bahwa mekanisme tata niaga kedelai tidak lagi diatur oleh Kementerian Perdagangan sejak 2013. Namun demikian, Kemendag akan menjembatani antara importir kedelai, perajin dan pedagang tahu tempe, jika terjadi kenaikan harga.
"Saya berjanji sama koperasi bahwa setiap akhir bulan atau menjelang akhir bulan, Kementerian Perdagangan akan membantu mereka untuk memberikan estimasi harga wajar tahu dan tempe. Pada hari ini ketemu harga wajar adalah Rp15.000, kalau di kemudian hari ketika harga akan naik, kami akan mengumumkan pada pasar berapa harga yang wajar untuk tahu dan tempe," kata Lutfi.
Baca juga: Presiden Jokowi ingin soal tahu tempe tak jadi masalah lagi
Baca juga: Polri belum menemukan indikasi penimbunan dan permainan harga kedelai
Baca juga: Polri proses hukum importir yang timbun kedelai
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Seperti diketahui, harga kedelai yang dibeli perajin tahu tempe dari para importir mengalami lonjakan. Berdasarkan data Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indoensia (Gakoptindo), harga kedelai melonjak hingga Rp9.300-9.800 per kg, dari kisaran harga normal Rp6.000-Rp7.000 per kg.
"Kedelai ini harganya akan menguat terus mungkin sampai akhir Mei 2021. Kami baru melihat bahwa harga, karena memang hasil daripada crop di tahun 2021 ini dinyatakan baik dan Brazil akan kembali produksi lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya," kata Mendag Muhammad Lutfi dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta, Senin.
Lutfi menyampaikan bahwa tingginya permintaan kedelai di pasar global, serta produksi yang menurun menjadi penyebab utama melambungnya harga kedelai.
Gangguan cuaca yang menimpa negara Amerika Latin, seperti Brazil dan Argentina turut berdampak pada produksi kedelai. Selain itu, Argentina juga mengalami aksi mogok kerja di sektor distribusi dan logistik.
China yang menjadi negara importir terbesar kedelai juga meningkatkan jumlah permintaannya dari 15 juta ton menjadi 28 juta ton untuk pakan ternak babi kepada Amerika Serikat.
Oleh karena itu, tingginya harga kedelai yang turut berdampak pada perajin tahu tempe, kata Lutfi, harus dipahami mengingat 90 persen kedelai Indonesia dipenuhi lewat impor.
Lutfi menambahkan bahwa mekanisme tata niaga kedelai tidak lagi diatur oleh Kementerian Perdagangan sejak 2013. Namun demikian, Kemendag akan menjembatani antara importir kedelai, perajin dan pedagang tahu tempe, jika terjadi kenaikan harga.
"Saya berjanji sama koperasi bahwa setiap akhir bulan atau menjelang akhir bulan, Kementerian Perdagangan akan membantu mereka untuk memberikan estimasi harga wajar tahu dan tempe. Pada hari ini ketemu harga wajar adalah Rp15.000, kalau di kemudian hari ketika harga akan naik, kami akan mengumumkan pada pasar berapa harga yang wajar untuk tahu dan tempe," kata Lutfi.
Baca juga: Presiden Jokowi ingin soal tahu tempe tak jadi masalah lagi
Baca juga: Polri belum menemukan indikasi penimbunan dan permainan harga kedelai
Baca juga: Polri proses hukum importir yang timbun kedelai
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021