Pelatih Persib Bandung Robert Rene Alberts menilai penundaan Piala Dunia U-20 yang sejatinya digelar pada 2021 ke 2023 adalah langkah yang bijak mengingat kondisi dunia saat ini masih belum stabil akibat pandemi COVID-19.
"Kita melihat situasi di dunia, banyak perjalanan yang ditutup dari satu negara ke negara lainnya. Lalu, banyak pertandingan yang tidak bisa digelar tanpa penonton, dalam artian stadion terpaksa kosong," ujar Robert dikutip dalam laman resmi klub dari Jakarta, Senin.
"Selain itu, melihat sepak bola Indonesia yang masih belum ada kepastian karena pandemi COVID-19, saya rasa ini adalah sebuah keputusan yang bijak untuk membatalkan Piala Dunia U-20," kata dia menambahkan.
Menurutnya, gelaran sebuah turnamen dan kompetisi sepak bola sangat bergantung kepada kesiapan negaranya, termasuk dalam menangani pandemi COVID-19.
Kondisi itu bisa bercermin kepada liga-liga di Eropa maupun di negara Asia lainnya yang bisa menggerakkan roda kompetisi meski dalam situasi terbatas. Salah satu indikator mengapa negara-negara di Eropa bisa menggelar, karena pemerintah setempat mampu menekan laju penularan COVID-19.
"Tapi biar bagaimanapun jika kita melihat dunia, mereka bermain sepak bola di mana-mana. Itu barangkali tergantung di negara mana sepak bola itu digelar. Realitanya kita belum bisa melihat Piala Dunia tahun depan di Indonesia dan kita harus menerima keputusan itu," kata dia.
Meski begitu, Robert berharap FIFA juga menelurkan kebijakan yang ideal mengenai peraturan batas usia jika turnamen ini diselenggarakan pada tahun 2023. Contoh yang paling dekat yakni timnas Indonesia U-19.
Para pemain Garuda Nusantara mayoritas sudah tak bisa lagi tampil di ajang Piala Dunia 2023, karena sudah melewati batas usia. Hanya tiga pemain yang kemungkinan masih bisa ikut dalam turnamen akbar tersebut yakni Kakang Rudianto, Erlangga Setyo, dan Alfriyanto Nico Saputro.
Paling dikhawatirkan, kata Robert, penundaan ini mempengaruhi mental pemain yang sudah tak bisa tampil di Piala Dunia. Apalagi mereka telah melakukan latihan keras sejak setahun lalu dan berharap bisa tampil di Piala Dunia U-20.
"Menarik untuk dinantikan mengenai peraturan usia jika Piala Dunia itu digelar tahun 2023. Karena banyak pemain muda yang bercita-cita untuk membela Indonesia di ajang Piala Dunia usia muda," kata dia.
"Saya sangat berharap ada keputusan yang bijak mengenai hal ini, bila memungkinkan untuk menambah batas usia maksimal. Karena seperti yang kita tahu, sebelumnya sudah ada tim yang benar-benar mempersiapkan Piala Dunia ini sebelum mereka mendapatkan kabar penundaan," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Piala Dunia U-20 ditunda, PSSI harap persiapan timnas makin matang
Baca juga: PSSI hormati keputusan FIFA tunda Piala Dunia U-20 ke tahun 2023
Baca juga: Piala Dunia U-20 tahun 2021 di Indonesia dibatalkan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Kita melihat situasi di dunia, banyak perjalanan yang ditutup dari satu negara ke negara lainnya. Lalu, banyak pertandingan yang tidak bisa digelar tanpa penonton, dalam artian stadion terpaksa kosong," ujar Robert dikutip dalam laman resmi klub dari Jakarta, Senin.
"Selain itu, melihat sepak bola Indonesia yang masih belum ada kepastian karena pandemi COVID-19, saya rasa ini adalah sebuah keputusan yang bijak untuk membatalkan Piala Dunia U-20," kata dia menambahkan.
Menurutnya, gelaran sebuah turnamen dan kompetisi sepak bola sangat bergantung kepada kesiapan negaranya, termasuk dalam menangani pandemi COVID-19.
Kondisi itu bisa bercermin kepada liga-liga di Eropa maupun di negara Asia lainnya yang bisa menggerakkan roda kompetisi meski dalam situasi terbatas. Salah satu indikator mengapa negara-negara di Eropa bisa menggelar, karena pemerintah setempat mampu menekan laju penularan COVID-19.
"Tapi biar bagaimanapun jika kita melihat dunia, mereka bermain sepak bola di mana-mana. Itu barangkali tergantung di negara mana sepak bola itu digelar. Realitanya kita belum bisa melihat Piala Dunia tahun depan di Indonesia dan kita harus menerima keputusan itu," kata dia.
Meski begitu, Robert berharap FIFA juga menelurkan kebijakan yang ideal mengenai peraturan batas usia jika turnamen ini diselenggarakan pada tahun 2023. Contoh yang paling dekat yakni timnas Indonesia U-19.
Para pemain Garuda Nusantara mayoritas sudah tak bisa lagi tampil di ajang Piala Dunia 2023, karena sudah melewati batas usia. Hanya tiga pemain yang kemungkinan masih bisa ikut dalam turnamen akbar tersebut yakni Kakang Rudianto, Erlangga Setyo, dan Alfriyanto Nico Saputro.
Paling dikhawatirkan, kata Robert, penundaan ini mempengaruhi mental pemain yang sudah tak bisa tampil di Piala Dunia. Apalagi mereka telah melakukan latihan keras sejak setahun lalu dan berharap bisa tampil di Piala Dunia U-20.
"Menarik untuk dinantikan mengenai peraturan usia jika Piala Dunia itu digelar tahun 2023. Karena banyak pemain muda yang bercita-cita untuk membela Indonesia di ajang Piala Dunia usia muda," kata dia.
"Saya sangat berharap ada keputusan yang bijak mengenai hal ini, bila memungkinkan untuk menambah batas usia maksimal. Karena seperti yang kita tahu, sebelumnya sudah ada tim yang benar-benar mempersiapkan Piala Dunia ini sebelum mereka mendapatkan kabar penundaan," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Piala Dunia U-20 ditunda, PSSI harap persiapan timnas makin matang
Baca juga: PSSI hormati keputusan FIFA tunda Piala Dunia U-20 ke tahun 2023
Baca juga: Piala Dunia U-20 tahun 2021 di Indonesia dibatalkan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020