Rektor IPB University Prof Dr Arif Satria mengatakan sektor pertanian sebagai sumber pertumbuhan ekonomi nasional di Tanah Air pada hakikatnya dapat menjadi penyelamat ekonomi bangsa serta mewujudkan kedaulatan pangan.
“Sektor pertanian jika dibandingkan sektor lainnya terus tumbuh positif, bahkan selama pandemi. Momentum ini amat penting dan harus dimanfaatkan untuk menunjukkan perwujudan kedaulatan pangan,” kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.
Rektor IPB sekaligus Ketua Dewan Pakar Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PISPI) tersebut mengatakan terdapat sejumlah kunci dalam mendorong pertanian yang inklusif dengan mengakomodasi kepentingan segala kelompok.
Menurutnya, pemerintah tidak perlu lagi mendikotomikan kelompok petani. Di sisi lain, seharusnya seluruh tingkat kelompok berada dalam satu kesatuan yang disebut Indonesia Agriculture Incorporated.
Istilah itu, ujar dia, ialah sebuah langkah sinergi bagi seluruh komponen dengan pemberian akses pada kelompok kecil agar dapat turut berpartisipasi dalam transformasi pertanian Indonesia.
“Harapannya, kemiskinan dapat teratasi dan pertumbuhan ekonomi akan lebih merata,” katanya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan langkah-langkah dalam mendorong pertanian presisi atau smart farming merupakan konsekuensi dari industri 4.0 berbasis teknologi “artificial intelligencel” atau kecerdasan buatan dan “blockchain” atau rantai blok.
Menurutnya, seluruh pihak mestinya sadar bahwa semua negara di dunia gencar mendorong percepatan smart farming tersebut sehingga tugas seluruh masyarakat Indonesia saat ini yaitu mendorong pertanian presisi dengan sistem tersebut dan hal itu dapat diimplementasikan.
Sebab, kata dia, tidak semua kelompok pertanian telah menerapkan pertanian 4.0. Namun demikian, pertanian 1.0 dan 2.0 tetap harus didukung untuk percepatan adaptasi pemanfaatan teknologi 4.0 dalam rangka meningkatkan efisiensi dan kualitas.
“Jadi pada akhirnya ini meningkatkan daya saing produk-produk pertanian Indonesia,” ujarnya.
Selain itu, upaya untuk mendorong pertanian berkelanjutan juga amat penting dalam mewujudkan komitmen global bagi pertanian yang lebih ramah lingkungan dimana hal ini dapat benar-benar bersifat bersahabat dalam era perubahan iklim.
Sementara itu, Menteri Pertanian RI Dr Syahrul Yasin Limpo mengatakan upaya ataupun kegiatan yang dilakukan PISPI dalam rangka mengembangkan pertanian visioner dan integratif dinilai sebagai konsolidasi emosional dan bertujuan membangun konsepsi-konsepsi strategis secara bersama.
Ia berharap kegiatan tersebut dapat merefleksikan rencana pembangunan pertanian nasional dalam jangka panjang baik on-farm, off-farm hingga pascapanen.
“Seluruh lapisan masyarakat bersama pemerintah harus turut serta dalam mewujudkan pertanian yang makin mandiri,” ujar dia.
Baca juga: Mentan rumuskan sistem Kontras Tani kedaulatan pangan
Baca juga: Purwakarta siapkan 30 hektare untuk pengembangan bawang merah
Baca juga: Fahri Hamzah kunjungi IPB lihat inovasi pertanian
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
“Sektor pertanian jika dibandingkan sektor lainnya terus tumbuh positif, bahkan selama pandemi. Momentum ini amat penting dan harus dimanfaatkan untuk menunjukkan perwujudan kedaulatan pangan,” kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.
Rektor IPB sekaligus Ketua Dewan Pakar Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PISPI) tersebut mengatakan terdapat sejumlah kunci dalam mendorong pertanian yang inklusif dengan mengakomodasi kepentingan segala kelompok.
Menurutnya, pemerintah tidak perlu lagi mendikotomikan kelompok petani. Di sisi lain, seharusnya seluruh tingkat kelompok berada dalam satu kesatuan yang disebut Indonesia Agriculture Incorporated.
Istilah itu, ujar dia, ialah sebuah langkah sinergi bagi seluruh komponen dengan pemberian akses pada kelompok kecil agar dapat turut berpartisipasi dalam transformasi pertanian Indonesia.
“Harapannya, kemiskinan dapat teratasi dan pertumbuhan ekonomi akan lebih merata,” katanya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan langkah-langkah dalam mendorong pertanian presisi atau smart farming merupakan konsekuensi dari industri 4.0 berbasis teknologi “artificial intelligencel” atau kecerdasan buatan dan “blockchain” atau rantai blok.
Menurutnya, seluruh pihak mestinya sadar bahwa semua negara di dunia gencar mendorong percepatan smart farming tersebut sehingga tugas seluruh masyarakat Indonesia saat ini yaitu mendorong pertanian presisi dengan sistem tersebut dan hal itu dapat diimplementasikan.
Sebab, kata dia, tidak semua kelompok pertanian telah menerapkan pertanian 4.0. Namun demikian, pertanian 1.0 dan 2.0 tetap harus didukung untuk percepatan adaptasi pemanfaatan teknologi 4.0 dalam rangka meningkatkan efisiensi dan kualitas.
“Jadi pada akhirnya ini meningkatkan daya saing produk-produk pertanian Indonesia,” ujarnya.
Selain itu, upaya untuk mendorong pertanian berkelanjutan juga amat penting dalam mewujudkan komitmen global bagi pertanian yang lebih ramah lingkungan dimana hal ini dapat benar-benar bersifat bersahabat dalam era perubahan iklim.
Sementara itu, Menteri Pertanian RI Dr Syahrul Yasin Limpo mengatakan upaya ataupun kegiatan yang dilakukan PISPI dalam rangka mengembangkan pertanian visioner dan integratif dinilai sebagai konsolidasi emosional dan bertujuan membangun konsepsi-konsepsi strategis secara bersama.
Ia berharap kegiatan tersebut dapat merefleksikan rencana pembangunan pertanian nasional dalam jangka panjang baik on-farm, off-farm hingga pascapanen.
“Seluruh lapisan masyarakat bersama pemerintah harus turut serta dalam mewujudkan pertanian yang makin mandiri,” ujar dia.
Baca juga: Mentan rumuskan sistem Kontras Tani kedaulatan pangan
Baca juga: Purwakarta siapkan 30 hektare untuk pengembangan bawang merah
Baca juga: Fahri Hamzah kunjungi IPB lihat inovasi pertanian
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020