Vaksin COVID-19 China yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech memiliki efektivitas sebesar 91.25 persen, menurut data sementara dari uji coba tahap akhir di Turki.
Hasil tersebut kemungkinan jauh lebih lebih baik dari yang dilaporkan usai uji coba terpisah yang dilakukan di Brazil.
Para periset di Brazil, yang juga tengah menjalani fase III uji coba vaksin, mengatakan pada Rabu (23/12) bahwa suntikan itu memiliki efektivitas di atas 50 persen. Namun atas permintaan perusahaan China tersebut, mereka menahan hasil lengkap uji coba sehingga menimbulkan pertanyaan terkait transparansi.
Para periset Turki mengatakan pada Kamis (24/12) bahwa tak ada efek samping serius yang muncul pada masa uji coba, selain satu orang yang menunjukkan reaksi alergi.
Uji coba di Turki dimulai pada 14 September, dan para periset mengatakan sebanyak 1.322 orang telah berpartisipasi.
Sinovac merupakan perusahaan pembuat vaksin asal China pertama yang merilis keterangan rinci dari uji klinis tahap-tahap akhir, menyusul hasil-hasil positif menyangkut vaksin buatan rival Pfizer, Moderna, dan AstraZeneca pada November.
Para periset Turki, yang berbicara bersama Menteri Kesehatan Fahrettin Koca, mengatakan bahwa 26 dari 29 orang yang terinfeksi pada masa uji coba diberikan placebo. Mereka menambahkan bahwa uji coba akan terus berlanjut hingga 40 orang menjadi terinfeksi.
"Sekarang ini kami yakin bahwa vaksin ini efektif dan aman (untuk digunakan) terhadap warga Turki," kata Koca. Ia juga mengatakan bahwa Ankara akan menggunakan data itu sebagai dasar untuk perizinan vaksin.
Turki telah setuju untuk membeli 50 juta dosis suntikan Sinovac dan menerima pengiriman pada 11 Desember, namun pengiriman tersebut ditunda.
Koca mengatakan vaksin akan tiba pada Senin (28/12) dan menambahkan bahwa Turki akan memvaksinasi sekitar sembilan juta orang pada kelompok pertama, dimulai dengan para pekerja medis.
Sinovac juga telah menandatangani kesepakatan pasokan untuk vaksinnya, yang disebut CoronaVac, dengan sejumlah negara, termasuk Indonesia, Brazil, Chile dan Singapura, juga sedang bernegosiasi dengan Filipina dan Malaysia.
Koca juga mengatakan Turki akan menandatangani perjanjian dengan Pfizer dan mitranya, BioNTech, untuk pembelian 4,5 juta dosis vaksin yang akan dikirimkan pada akhir Maret, dengan opsi untuk membeli 30 juta dosis lagi nanti.
Baca juga: Vaksin COVID Sinovac China terlihat ampuh dalam uji klinis Brazil, laporan WSJ
Baca juga: Pemerintah siapkan anggaran pengadaan vaksin Rp73 triliun
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Hasil tersebut kemungkinan jauh lebih lebih baik dari yang dilaporkan usai uji coba terpisah yang dilakukan di Brazil.
Para periset di Brazil, yang juga tengah menjalani fase III uji coba vaksin, mengatakan pada Rabu (23/12) bahwa suntikan itu memiliki efektivitas di atas 50 persen. Namun atas permintaan perusahaan China tersebut, mereka menahan hasil lengkap uji coba sehingga menimbulkan pertanyaan terkait transparansi.
Para periset Turki mengatakan pada Kamis (24/12) bahwa tak ada efek samping serius yang muncul pada masa uji coba, selain satu orang yang menunjukkan reaksi alergi.
Uji coba di Turki dimulai pada 14 September, dan para periset mengatakan sebanyak 1.322 orang telah berpartisipasi.
Sinovac merupakan perusahaan pembuat vaksin asal China pertama yang merilis keterangan rinci dari uji klinis tahap-tahap akhir, menyusul hasil-hasil positif menyangkut vaksin buatan rival Pfizer, Moderna, dan AstraZeneca pada November.
Para periset Turki, yang berbicara bersama Menteri Kesehatan Fahrettin Koca, mengatakan bahwa 26 dari 29 orang yang terinfeksi pada masa uji coba diberikan placebo. Mereka menambahkan bahwa uji coba akan terus berlanjut hingga 40 orang menjadi terinfeksi.
"Sekarang ini kami yakin bahwa vaksin ini efektif dan aman (untuk digunakan) terhadap warga Turki," kata Koca. Ia juga mengatakan bahwa Ankara akan menggunakan data itu sebagai dasar untuk perizinan vaksin.
Turki telah setuju untuk membeli 50 juta dosis suntikan Sinovac dan menerima pengiriman pada 11 Desember, namun pengiriman tersebut ditunda.
Koca mengatakan vaksin akan tiba pada Senin (28/12) dan menambahkan bahwa Turki akan memvaksinasi sekitar sembilan juta orang pada kelompok pertama, dimulai dengan para pekerja medis.
Sinovac juga telah menandatangani kesepakatan pasokan untuk vaksinnya, yang disebut CoronaVac, dengan sejumlah negara, termasuk Indonesia, Brazil, Chile dan Singapura, juga sedang bernegosiasi dengan Filipina dan Malaysia.
Koca juga mengatakan Turki akan menandatangani perjanjian dengan Pfizer dan mitranya, BioNTech, untuk pembelian 4,5 juta dosis vaksin yang akan dikirimkan pada akhir Maret, dengan opsi untuk membeli 30 juta dosis lagi nanti.
Baca juga: Vaksin COVID Sinovac China terlihat ampuh dalam uji klinis Brazil, laporan WSJ
Baca juga: Pemerintah siapkan anggaran pengadaan vaksin Rp73 triliun
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020