Ikatan dokter, perawat dan tujuh kelompok medis nasional lainnya di Jepang menyatakan status darurat medis pada Senin (21/12), mendesak pemerintah agar mendukung sistem medis negara yang merintih akibat pandemi virus corona.
"Penyebaran infeksi virus corona tidak menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Apabila dibiarkan, maka orang-orang di Jepang tidak akan mendapatkan perawatan medis reguler, terlebih untuk perawatan COVID-19," bunyi pernyataan bersama.
Sembilan kelompok, yang juga mencakup ikatan dokter gigi dan apoteker, meminta pemerintah agar memberikan bantuan yang tepat bagi para pekerja medis lini terdepan.
Mereka juga meminta masyarakat agar menerapkan langkah pencegahan COVID-19 secara menyeluruh.
Meski tidak jauh dari tingkat keparahan yang terlihat di Amerika Serikat dan Eropa, infeksi COVID-19 di Jepang meningkat drastis ke rekor tertinggi pada Desember ini. Kondisi itu menimbulkan kekhawatiran bahwa fasilitas medis mungkin kewalahan ketika mereka biasanya kekurangan staf di musim liburan.
Hingga kini Jepang mengonfirmasi lebih dari 201.000 infeksi COVID-19 dengan 2.965 kematian, menurut lembaga penyiar NHK.
Sumber: Reuters
Baca juga: Tokyo tingkatkan peringatan waspada corona ke level tertinggi
Baca juga: Jepang-AS bahas lonjakan kasus COVID-19 di pangkalan militer
Baca juga: Jepang konfirmasi kasus ketiga COVID-19 di lingkungan kabinet
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Penyebaran infeksi virus corona tidak menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Apabila dibiarkan, maka orang-orang di Jepang tidak akan mendapatkan perawatan medis reguler, terlebih untuk perawatan COVID-19," bunyi pernyataan bersama.
Sembilan kelompok, yang juga mencakup ikatan dokter gigi dan apoteker, meminta pemerintah agar memberikan bantuan yang tepat bagi para pekerja medis lini terdepan.
Mereka juga meminta masyarakat agar menerapkan langkah pencegahan COVID-19 secara menyeluruh.
Meski tidak jauh dari tingkat keparahan yang terlihat di Amerika Serikat dan Eropa, infeksi COVID-19 di Jepang meningkat drastis ke rekor tertinggi pada Desember ini. Kondisi itu menimbulkan kekhawatiran bahwa fasilitas medis mungkin kewalahan ketika mereka biasanya kekurangan staf di musim liburan.
Hingga kini Jepang mengonfirmasi lebih dari 201.000 infeksi COVID-19 dengan 2.965 kematian, menurut lembaga penyiar NHK.
Sumber: Reuters
Baca juga: Tokyo tingkatkan peringatan waspada corona ke level tertinggi
Baca juga: Jepang-AS bahas lonjakan kasus COVID-19 di pangkalan militer
Baca juga: Jepang konfirmasi kasus ketiga COVID-19 di lingkungan kabinet
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020