Turki kemungkinan akan mulai memberikan vaksin COVID-19 Sinovac asal China pada akhir Desember setelah analisis untuk perizinan di dalam negeri selesai, kata Menteri Kesehatan Fahrettin Koca seperti dikutip surat kabar Sozcu, Selasa.

Koca mengatakan pengiriman vaksin buatan Sinovac itu, Coronavac, akan tiba setelah 11 Desember.

Vaksin itu, yang telah menjalani uji coba Tahap 3 di Turki dan sejumlah negara lain, akan membutuhkan dua minggu lagi untuk menjalani pengujian dan analisis, kata surat kabar itu.

Pada November, Turki menandatangani kontrak pembelian 50 juta dosis Coronavac, yang akan dikirim dalam beberapa gelombang antara Desember dan Februari.

Hasil uji coba pendahuluan yang diumumkan pada November menunjukkan vaksin anti virus corona tersebut memicu tanggapan kekebalan yang cepat, tetapi tingkat antibodi yang dihasilkan lebih rendah daripada pada orang yang telah pulih dari virus itu.

Di Brazil, negara tempat Coronavac juga menjalani pengujian tahap akhir, pusat biomedis Institut Butantan di Sao Paulo mengatakan pekan lalu bahwa pihaknya memperkirakan Sinovac akan memublikasikan hasil kemanjuran dari uji coba vaksinnya pada 15 Desember.

Koca mengatakan Turki, dengan populasi 83 juta, ingin membeli lebih banyak vaksin dari China tetapi tidak dapat melakukannya.

Karena itu, Turki juga mencari kemungkinan pengadaan vaksin dari Moskow dan para pemasok lain guna mengisi kesenjangan sampai produksi dalam negeri dapat memenuhi permintaan, ujarnya.

"Kami sedang menyelesaikan bagian toksikologi yang belum ada menyangkut vaksin Rusia, kami mungkin akan membeli vaksin itu nanti," kata Koca.

Turki juga sedang menjalankan pembicaraan untuk meningkatkan jumlah vaksin virus corona dari Pfizer dan BioNTech, dari awalnya satu juta dosis, kata Sozcu yang mengutip pernyataan Koca.

"Mereka mengatakan dapat memberikan 25 juta dosis pada 2021. Turki tidak akan membutuhkan vaksin setelah April karena vaksin Turki akan digunakan," kata Koca.

Sumber: Reuters

Baca juga: Turki beli 50 juta dosis vaksin Sinovac China

Baca juga: Turki masuki "lockdown" total setelah kasus COVID-19 capai rekor tertinggi

 

Pewarta: Tia Mutiasari

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020