Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merencanakan pembangunan Museum Sejarah Pahlawan Nasional KH Noer Ali di area Pondok Pesantren At-Taqwa Puteri yang berlokasi di Kampung Ujungharapan, Kelurahan Bahagia, Kecamatan Babelan.

Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja di Cikarang, Rabu, mengatakan rencana pembangunan museum tersebut saat ini memasuki tahap kajian serta konsultasi menyangkut teknis pembangunan dengan pihak keluarga.

"Kita memang ingin membangun sebuah museum tentang Kiai Haji Noer Ali, sedang kita kaji dan sedang dikonsultasikan dengan pihak keluarga," katanya.

Pemerintah Kabupaten Bekasi menginisiasi pembangunan museum ini guna menghargai jasa serta perjuangan sosok ulama pejuang yang dijuluki "Singa Karawang-Bekasi" itu.

"Kiai Haji Noer Ali merupakan sosok pahlawan kebanggaan Bekasi yang dikenal kiprahnya di masa perjuangan, ini hanya sebagian kecil saja sebagai usaha kita mengapresiasi jasa-jasa beliau," ungkapnya.

Eka berharap, keberadaan Museum KH Noer Ali nanti bisa memberikan banyak informasi kepada masyarakat Kabupaten Bekasi tentang sosok pahlawan yang patut dijadikan teladan.

"Seperti apa yang diungkap bapak pendiri bangsa kita, Jas Merah, jangan sekali-kali melupakan sejarah," katanya.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bekasi Amin Noer mengatakan pihak keluarga menyambut baik rencana Pemerintah Kabupaten Bekasi mendirikan museum almarhum ayahnya itu.

"Kami sekeluarga pertama memang dulu terpikir ke arah itu, terutama setelah Pak Kiai diangkat sebagai Pahlawan Nasional sehingga perlu ada data-data beliau yang harus disimpan di museum," katanya.

Dia juga mengatakan rencana pembangunan museum sebenarnya sudah lama dibicarakan dengan Bupati Bekasi mengingat banyak peninggalan KH Noer Ali yang saat ini tersebar di berbagai tempat.

"Banyak peninggalan beliau seperti benda-benda juga. Ada tongkat, golok, termasuk mobil Pak Kiai itu ada. Untuk baju-baju Pak Kiai, kita malah kehabisan. Sampai kaos-kaosnya pada rebutan waktu itu," ungkapnya.

Dokumen sejarah tentang KH Noer Alie terdiri atas beberapa jenis mulai dari tulisan maupun dokumentasi berupa rekaman ceramah dan gambar video. Dokumentasi tersebut dinilai penting karena memiliki nilai sejarah dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan serta pelestarian sejarah perjuangan rakyat Bekasi.

Baca juga: Bekasi sulap Gedung Juang Tambun jadi museum dan pusat kebudayaan daerah

Baca juga: Kepala Museum Nasional: Keris Diponegoro sesuai dengan catatan sejarah

Baca juga: Museum Sejarah Jakarta persingkat jam kunjungan wisatawan

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020