Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) Prof. Dr.-Ing. Misri Gozan, M.Tech. IPU beserta tim memperkenalkan hasil risetnya berupa biopestisida berbasis tembakau, Gogo Z Bio-01, kepada masyarakat petani di Desa Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
"Tim telah lama mengembangkan Gogo Z Bio-01 melalui rangkaian pengujian laboratorium untuk memastikan produk ini aman digunakan bagi tanaman pangan dan juga aman bagi para petani di lapangan," kata Prof. Misri Mozan dalam keterangannya, Rabu.
Hasil pengujian toksisitas akut pada hewan-hewan uji menunjukkan bahwa biopestisida tembakau aman apabila berkontak langsung dengan kulit maupun jaringan mukus.
Prof. Misri juga menyebutkan bahwa ia telah melakukan pengujian Gogo Z Bio-01 pada berbagai tanaman seperti kopi, vanila, padi, mangga, teh, dan kedelai. Hasilnya menunjukkan bahwa biopestisidanya tidak meninggalkan residu di produk tanaman, dan terbukti memicu pertumbuhan pada tanaman. Penggunaan biopestisida ini juga menurut petani lebih hemat karena hanya perlu menggunakan satu jenis pestisida dalam satu kali penyemprotan dengan dosis penggunaan dari 1 hingga 5ml per liter air.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat (pengmas) yang dilaksanakan oleh Prof. Misri dan tim sebagai upaya menangani permasalahan pertanian di Desa Sembalun, khususnya Dusun Dasan, yang mengalami penurunan hasil panen selama beberapa tahun terakhir.
Sejumlah kegiatan yang dilakukan adalah uji coba lapangan, pelatihan dan focus group discussion (FGD) tentang Implementasi produk biopestisida tembakau di desa Sembalun, yang puncak kegiatannya dilaksanakan pada 16 Oktober 2020.
Program pelatihan dan FGD mengusung tema utama “Pemanfaatan Biopestisida Produk Riset UI untuk Tanaman Palawija di Sembalun Lombok Timur.” Melalui pelatihan ini diharapkan hasil riset UI berupa biopestisida tembakau tersebut dapat diaplikasikan langsung oleh para petani sehingga mampu meningkatkan produktivitas.
Sebelumnya, pada bulan Juli 2020, Prof. Misri dan tim telah melakukan uji coba lapangan Gogo Z Bio-01 di Desa Sembalun, Lombok Timur. Uji coba tersebut dilakukan dengan memberikan Gogo Z Bio-01 kepada petani secara cuma-cuma. Selain itu, Tim Pengmas FTUI juga menyediakan tenaga pendamping untuk memastikan bahwa penggunaan biopestisida sesuai dengan dosis yang telah ditentukan.
Prof. Misri menuturkan program pengmas yang kami tawarkan ini disambut hangat oleh Kepala Dusun dan para petani di Desa Sembalun, Lombok Timur. Hasil yang diperoleh pada program di Desa Sembalun kali ini menunjukkan hasil yang positif pada tanaman bawang putih, bawang merah, dan tomat.
Walaupun diserang oleh hama ulat yang cukup ganas, tetapi tanaman yang disemprotkan biopestisida ternyata lebih resisten terhadap hama. Selain itu, tanaman tersebut juga menghasilkan buah yang lebih banyak dengan kualitas yang lebih tinggi dibandingkan tanaman yang menggunakan pestisida berbasis kimia.”
Lebih lanjut, Prof. Misri juga mengatakan bahwa salah seorang pemilik lahan yang menggunakan Gogo Z Bio-01 mengaku produk biopestisida ini memberikan hasil yang memuaskan. Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini, Tim Pengmas FTUI akan mengirimkan lagi Gogo Z Bio-01 kepada kepala Dusun Dasan untuk kemudian disalurkan dan digunakan di lahan yang lebih luas.
Baca juga: Pemkab Garut gunakan pestisida nabati untuk cegah serangan hama ulat
Baca juga: Kelompok tani wanita produksi sayuran bebas pestisida
Baca juga: PESTISIDA BERBAHAN TEMBAKAU MAMPU ATASI WERENG
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Tim telah lama mengembangkan Gogo Z Bio-01 melalui rangkaian pengujian laboratorium untuk memastikan produk ini aman digunakan bagi tanaman pangan dan juga aman bagi para petani di lapangan," kata Prof. Misri Mozan dalam keterangannya, Rabu.
Hasil pengujian toksisitas akut pada hewan-hewan uji menunjukkan bahwa biopestisida tembakau aman apabila berkontak langsung dengan kulit maupun jaringan mukus.
Prof. Misri juga menyebutkan bahwa ia telah melakukan pengujian Gogo Z Bio-01 pada berbagai tanaman seperti kopi, vanila, padi, mangga, teh, dan kedelai. Hasilnya menunjukkan bahwa biopestisidanya tidak meninggalkan residu di produk tanaman, dan terbukti memicu pertumbuhan pada tanaman. Penggunaan biopestisida ini juga menurut petani lebih hemat karena hanya perlu menggunakan satu jenis pestisida dalam satu kali penyemprotan dengan dosis penggunaan dari 1 hingga 5ml per liter air.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat (pengmas) yang dilaksanakan oleh Prof. Misri dan tim sebagai upaya menangani permasalahan pertanian di Desa Sembalun, khususnya Dusun Dasan, yang mengalami penurunan hasil panen selama beberapa tahun terakhir.
Sejumlah kegiatan yang dilakukan adalah uji coba lapangan, pelatihan dan focus group discussion (FGD) tentang Implementasi produk biopestisida tembakau di desa Sembalun, yang puncak kegiatannya dilaksanakan pada 16 Oktober 2020.
Program pelatihan dan FGD mengusung tema utama “Pemanfaatan Biopestisida Produk Riset UI untuk Tanaman Palawija di Sembalun Lombok Timur.” Melalui pelatihan ini diharapkan hasil riset UI berupa biopestisida tembakau tersebut dapat diaplikasikan langsung oleh para petani sehingga mampu meningkatkan produktivitas.
Sebelumnya, pada bulan Juli 2020, Prof. Misri dan tim telah melakukan uji coba lapangan Gogo Z Bio-01 di Desa Sembalun, Lombok Timur. Uji coba tersebut dilakukan dengan memberikan Gogo Z Bio-01 kepada petani secara cuma-cuma. Selain itu, Tim Pengmas FTUI juga menyediakan tenaga pendamping untuk memastikan bahwa penggunaan biopestisida sesuai dengan dosis yang telah ditentukan.
Prof. Misri menuturkan program pengmas yang kami tawarkan ini disambut hangat oleh Kepala Dusun dan para petani di Desa Sembalun, Lombok Timur. Hasil yang diperoleh pada program di Desa Sembalun kali ini menunjukkan hasil yang positif pada tanaman bawang putih, bawang merah, dan tomat.
Walaupun diserang oleh hama ulat yang cukup ganas, tetapi tanaman yang disemprotkan biopestisida ternyata lebih resisten terhadap hama. Selain itu, tanaman tersebut juga menghasilkan buah yang lebih banyak dengan kualitas yang lebih tinggi dibandingkan tanaman yang menggunakan pestisida berbasis kimia.”
Lebih lanjut, Prof. Misri juga mengatakan bahwa salah seorang pemilik lahan yang menggunakan Gogo Z Bio-01 mengaku produk biopestisida ini memberikan hasil yang memuaskan. Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini, Tim Pengmas FTUI akan mengirimkan lagi Gogo Z Bio-01 kepada kepala Dusun Dasan untuk kemudian disalurkan dan digunakan di lahan yang lebih luas.
Baca juga: Pemkab Garut gunakan pestisida nabati untuk cegah serangan hama ulat
Baca juga: Kelompok tani wanita produksi sayuran bebas pestisida
Baca juga: PESTISIDA BERBAHAN TEMBAKAU MAMPU ATASI WERENG
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020