Petugas medis Prancis pada Kamis memprotes kondisi kerja yang melelahkan selama pandemi virus corona dan meminta pemerintah agar merekrut lebih banyak personel.
Di Kota Nice para dokter dan perawat berkumpul di depan kantor pos untuk mengirim kartu yang menceritakan keluhan mereka kepada Presiden Emmanuel Macron, sebagai bagian dari protes nasional yang direncanakan oleh serikat pekerja.
Para tenaga kesehatan yang memakai masker dan berdemonstrasi di jalan menyerukan pengakhiran penutupan rumah sakit, penambahan staf untuk unit gawat darurat dan panti jompo, serta gaji yang lebih baik.
Dalam pesan langsung kepada Macron, yang mengumumkan batas jam malam di zona merah COVID-19 pada Rabu, massa aksi protes menuliskan di sebuah spanduk: "Rekrut lebih banyak. Latih lebih banyak. Kami lelah."
Macron mengklaim batas jam malam yang diterapkan di Paris dan delapan kota lainnya akan secara signifikan mengurangi kasus harian COVID-19 dari tingkat infeksi sebanyak 20.000 kasus saat ini dan meringankan beban di ruang perawatan intensif (ICU) tanpa menutup ekonomi.
Pasien COVID-19 saat ini menempati hampir setengah dari seluruh tempat tidur ICU di kawasan Paris, menurut kepala dinas kesehatan setempat. Rumah sakit di ibu kota Prancis itu diinformasikan untuk membatalkan sepertiga prosedur non-COVID, kata Aurelien Rousseau kepada radio France Inter.
Petugas kesehatan dijadwalkan akan menggelar aksi protes di Paris, Nantes dan sejumlah lokasi lainnya pada Kamis. Menurut serikat pekerja, aksi tersebut tidak berdampak signifikan terhadap layanan rumah sakit.
Sumber: Reuters
Baca juga: Lawan corona, Presiden Prancis Macron umumkan jam malam
Baca juga: Prancis catat lonjakan harian drastis 8.051 kasus COVID-19
Baca juga: Kasus baru COVID-19 Prancis kembali meningkat di atas 10.000
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Di Kota Nice para dokter dan perawat berkumpul di depan kantor pos untuk mengirim kartu yang menceritakan keluhan mereka kepada Presiden Emmanuel Macron, sebagai bagian dari protes nasional yang direncanakan oleh serikat pekerja.
Para tenaga kesehatan yang memakai masker dan berdemonstrasi di jalan menyerukan pengakhiran penutupan rumah sakit, penambahan staf untuk unit gawat darurat dan panti jompo, serta gaji yang lebih baik.
Dalam pesan langsung kepada Macron, yang mengumumkan batas jam malam di zona merah COVID-19 pada Rabu, massa aksi protes menuliskan di sebuah spanduk: "Rekrut lebih banyak. Latih lebih banyak. Kami lelah."
Macron mengklaim batas jam malam yang diterapkan di Paris dan delapan kota lainnya akan secara signifikan mengurangi kasus harian COVID-19 dari tingkat infeksi sebanyak 20.000 kasus saat ini dan meringankan beban di ruang perawatan intensif (ICU) tanpa menutup ekonomi.
Pasien COVID-19 saat ini menempati hampir setengah dari seluruh tempat tidur ICU di kawasan Paris, menurut kepala dinas kesehatan setempat. Rumah sakit di ibu kota Prancis itu diinformasikan untuk membatalkan sepertiga prosedur non-COVID, kata Aurelien Rousseau kepada radio France Inter.
Petugas kesehatan dijadwalkan akan menggelar aksi protes di Paris, Nantes dan sejumlah lokasi lainnya pada Kamis. Menurut serikat pekerja, aksi tersebut tidak berdampak signifikan terhadap layanan rumah sakit.
Sumber: Reuters
Baca juga: Lawan corona, Presiden Prancis Macron umumkan jam malam
Baca juga: Prancis catat lonjakan harian drastis 8.051 kasus COVID-19
Baca juga: Kasus baru COVID-19 Prancis kembali meningkat di atas 10.000
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020