Presiden Joko Widodo mengingatkan semua pihak untuk mewaspadai peningkatan curah hujan bulanan di Indonesia karena fenomena La Nina.
"Laporan yang saya terima dari BMKG, fenomena La Nina diprediksi akan menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia akan naik 20-40 persen di atas normal," kata Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta, Selasa.
Presiden Joko Widodo menyampaikan hal tersebut dalam rapat terbatas dengan topik "Antisipasi Bencana Hidrometeorologi" melalui "video conference" dengan para Menteri Kabinet Indonesia Maju.
La Nina adalah kondisi penyimpangan (anomali) suhu permukaan laut Samudera Pasifik tropis bagian tengah dan timur yang lebih dingin daripada kondisi normalnya.
"Karena itu saya ingin agar kita semuanya menyiapkan diri mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi," tambah Presiden.
Presiden Jokowi juga ingin agar dampak dari La Nina terhadap produksi sektor pertanian, perikanan hingga perhubungan betul-betul dihitung.
"Karena 20-40 persen itu bukan kenaikan yang kecil dan saya juga minta supaya disampaikan, disebarluaskan informasi mengenai perkembangan cuaca, secepat-cepatnya ke seluruh provinsi dan daerah sehingga tahu semuanya sebetulnya curah hujan bulanan ke depan ini akan terjadi kenaikan seperti apa," ungkap Presiden.
Sebelumnya BMKG mengatakan dampak La Nina tidak seragam di seluruh Indonesia.
Pada Oktober-November 2020, peningkatan curah hujan bulanan akibat La Nina dapat terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia kecuali Sumatera. Selanjutnya pada Desember hingga Februari 2021, peningkatan curah hujan akibat La Nina dapat terjadi di Kalimantan bagian timur, Sulawesi, Maluku-Maluku Utara dan Papua.
Pada Oktober ini beberapa zona musim di wilayah Indonesia diperkirakan akan memasuki musim hujan antara lain pesisir timur Aceh, sebagian Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka, Lampung, Banten, sebagian Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, sebagian kecil Jawa Timur, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur dan sebagian Kalimantan Utara, sebagian kecil Sulawesi, Maluku Utara dan sebagian kecil NTB
Peningkatan curah hujan yang tinggi itu dikhawatirkan akan menyebabkan bencana hidrometeorologi, seperti tanah longsor dan banjir, sehingga semua pihak perlu segera melakukan langkah-langkah mitigasi untuk mengurangi risiko bencana agar tidak ada korban jiwa.
Bencana hidrometeorologi adalah bencana yang disebabkan fenomena cuaca. Selain banjir dan tanah longsor, bencana hidrometeorologi lainnya adalah angin kencang, hujan es dan angin puting beliung.
Baca juga: BMKG prediksi puncak musim hujan di Pulau Jawa, Januari-Februari 2021
Baca juga: BPBD Garut waspadai bencana alam saat musim hujan
Baca juga: Hujan disertai angin kencang tumbangkan pohon besar timpa empat sepeda motor
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Laporan yang saya terima dari BMKG, fenomena La Nina diprediksi akan menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia akan naik 20-40 persen di atas normal," kata Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta, Selasa.
Presiden Joko Widodo menyampaikan hal tersebut dalam rapat terbatas dengan topik "Antisipasi Bencana Hidrometeorologi" melalui "video conference" dengan para Menteri Kabinet Indonesia Maju.
La Nina adalah kondisi penyimpangan (anomali) suhu permukaan laut Samudera Pasifik tropis bagian tengah dan timur yang lebih dingin daripada kondisi normalnya.
"Karena itu saya ingin agar kita semuanya menyiapkan diri mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi," tambah Presiden.
Presiden Jokowi juga ingin agar dampak dari La Nina terhadap produksi sektor pertanian, perikanan hingga perhubungan betul-betul dihitung.
"Karena 20-40 persen itu bukan kenaikan yang kecil dan saya juga minta supaya disampaikan, disebarluaskan informasi mengenai perkembangan cuaca, secepat-cepatnya ke seluruh provinsi dan daerah sehingga tahu semuanya sebetulnya curah hujan bulanan ke depan ini akan terjadi kenaikan seperti apa," ungkap Presiden.
Sebelumnya BMKG mengatakan dampak La Nina tidak seragam di seluruh Indonesia.
Pada Oktober-November 2020, peningkatan curah hujan bulanan akibat La Nina dapat terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia kecuali Sumatera. Selanjutnya pada Desember hingga Februari 2021, peningkatan curah hujan akibat La Nina dapat terjadi di Kalimantan bagian timur, Sulawesi, Maluku-Maluku Utara dan Papua.
Pada Oktober ini beberapa zona musim di wilayah Indonesia diperkirakan akan memasuki musim hujan antara lain pesisir timur Aceh, sebagian Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka, Lampung, Banten, sebagian Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, sebagian kecil Jawa Timur, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur dan sebagian Kalimantan Utara, sebagian kecil Sulawesi, Maluku Utara dan sebagian kecil NTB
Peningkatan curah hujan yang tinggi itu dikhawatirkan akan menyebabkan bencana hidrometeorologi, seperti tanah longsor dan banjir, sehingga semua pihak perlu segera melakukan langkah-langkah mitigasi untuk mengurangi risiko bencana agar tidak ada korban jiwa.
Bencana hidrometeorologi adalah bencana yang disebabkan fenomena cuaca. Selain banjir dan tanah longsor, bencana hidrometeorologi lainnya adalah angin kencang, hujan es dan angin puting beliung.
Baca juga: BMKG prediksi puncak musim hujan di Pulau Jawa, Januari-Februari 2021
Baca juga: BPBD Garut waspadai bencana alam saat musim hujan
Baca juga: Hujan disertai angin kencang tumbangkan pohon besar timpa empat sepeda motor
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020