Bandung, 15/1 (ANTARA) - Empat calon ketua umum Angkatan Muda Siliwangi (AMS) periode 2010-2015, bertarung memperebutkan posisi itu dalam kongres VIII organisasi ini yang berlangsung di Bandung, 15-17 Januari.
"Mereka adalah Ketua Umum Pengurus Pusat AMS Rusna Kosasih, Wakil Sekjen Nuri Ispanji, Dudun Kholidin, dan Maman Sulaeman," kata
Ketua 'Steering Committee' Kongres VIII AMS Maman Sulaeman di Bandung, Jumat.
Ia menjelaskan dibentuknya organisasi AMS di Jawa Barat ini untuk memberikan ruang berdemokrasi seluas-luasnya bagi para anggota, sehingga diharapkan sebuah keputusan penting menyangkut reorientasi dan reposisi organisasi dapat terwujud.
"Dalam kongres ini kami memiliki tujuan utama yaitu pergantian kepemimpinan serta reorientasi dan reposisi AMS sebagai organisasi yang sesuai dengan dinamika politik yang berkembang saat ini dalam lingkup Jawa Barat khususnya dan secara nasional pada umumnya," katanya.
Ketua Umum AMS Pusat Rusna Kosasih mengharapkan kongres yang akan menghasilkan kepemimpinan dan program baru dapat berjalan dengan transparan, demokratis dan terbuka dengan penuh tanggung jawab.
"Hal ini sangat penting karena selama 43 tahun dalam kiprahnya, AMS telah berbuat banyak dengan menghasilkan karya yang dapat dinikmati, tidak hanya anggota, tetapi juga masyarakat," katanya.
"AMS yang juga secara historis tidak dapat dipisahkan dengan TNI menyatakan selalu siap bergandengan tangan, apalagi posisi organisasi ini sekarang sebagai garda terdepan pertahanan Republik Indonesia," katanya.
Terkait dengan independensi AMS sebagai organisasi kemasyarakatan yang membuka ruang sebesar-besarnya untuk berkiprah di berbagai partai politik, Rusna mengatakan seluruh aturan main tentang hal tersebut telah dituangkan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
"Jika mayoritas anggota AMS saat ini ada di Partai Golkar, maka hal tersebut sah-sah saja, selama tidak ada tekanan apa pun," katanya.
Sementara itu, Ketua Dewan Penasihat AMS Uu Rukmana menyebutkan kader AMS sebaiknya dapat berada di mana-mana, dan harus selalu menjadi pemimpin. "Silakan saja, kami memberikan keleluasaan terhadap para anggota AMS untuk berpartai politik, dan sudah seharusnya anggota yang seluruhnya merupakan rakyat Jawa Barat ini menjadi pemimpin," katanya.
Menurut dia, pendekatan budaya yang menjadi ciri khas AMS seperti yang digariskan para pendiri, jangan dilupakan, karena dalam sejarah pendiriannya, organisasi ini muncul dari budaya dan khususnya untuk mengangkat nama Jawa Barat.
Ia menegaskan anggota AMS dididik untuk berjuang sesuai dengan keberadaan wangsit Siliwangi, dimana masyarakat Jabar adalah Siliwangi, dan Siliwangi adalah Jawa Barat. "Dan AMS berada di dalamnya," katanya.
Kongres VIII AMS dihadiri sebanyak 231 peserta dari 26 distrik, perwakilan Banten, DKI Jakarta, dan Sumatra Utara.
Ahmad Sayuti
(U.K-IP/B/M008/M008) 15-01-2010 23:05:54
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010
"Mereka adalah Ketua Umum Pengurus Pusat AMS Rusna Kosasih, Wakil Sekjen Nuri Ispanji, Dudun Kholidin, dan Maman Sulaeman," kata
Ketua 'Steering Committee' Kongres VIII AMS Maman Sulaeman di Bandung, Jumat.
Ia menjelaskan dibentuknya organisasi AMS di Jawa Barat ini untuk memberikan ruang berdemokrasi seluas-luasnya bagi para anggota, sehingga diharapkan sebuah keputusan penting menyangkut reorientasi dan reposisi organisasi dapat terwujud.
"Dalam kongres ini kami memiliki tujuan utama yaitu pergantian kepemimpinan serta reorientasi dan reposisi AMS sebagai organisasi yang sesuai dengan dinamika politik yang berkembang saat ini dalam lingkup Jawa Barat khususnya dan secara nasional pada umumnya," katanya.
Ketua Umum AMS Pusat Rusna Kosasih mengharapkan kongres yang akan menghasilkan kepemimpinan dan program baru dapat berjalan dengan transparan, demokratis dan terbuka dengan penuh tanggung jawab.
"Hal ini sangat penting karena selama 43 tahun dalam kiprahnya, AMS telah berbuat banyak dengan menghasilkan karya yang dapat dinikmati, tidak hanya anggota, tetapi juga masyarakat," katanya.
"AMS yang juga secara historis tidak dapat dipisahkan dengan TNI menyatakan selalu siap bergandengan tangan, apalagi posisi organisasi ini sekarang sebagai garda terdepan pertahanan Republik Indonesia," katanya.
Terkait dengan independensi AMS sebagai organisasi kemasyarakatan yang membuka ruang sebesar-besarnya untuk berkiprah di berbagai partai politik, Rusna mengatakan seluruh aturan main tentang hal tersebut telah dituangkan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
"Jika mayoritas anggota AMS saat ini ada di Partai Golkar, maka hal tersebut sah-sah saja, selama tidak ada tekanan apa pun," katanya.
Sementara itu, Ketua Dewan Penasihat AMS Uu Rukmana menyebutkan kader AMS sebaiknya dapat berada di mana-mana, dan harus selalu menjadi pemimpin. "Silakan saja, kami memberikan keleluasaan terhadap para anggota AMS untuk berpartai politik, dan sudah seharusnya anggota yang seluruhnya merupakan rakyat Jawa Barat ini menjadi pemimpin," katanya.
Menurut dia, pendekatan budaya yang menjadi ciri khas AMS seperti yang digariskan para pendiri, jangan dilupakan, karena dalam sejarah pendiriannya, organisasi ini muncul dari budaya dan khususnya untuk mengangkat nama Jawa Barat.
Ia menegaskan anggota AMS dididik untuk berjuang sesuai dengan keberadaan wangsit Siliwangi, dimana masyarakat Jabar adalah Siliwangi, dan Siliwangi adalah Jawa Barat. "Dan AMS berada di dalamnya," katanya.
Kongres VIII AMS dihadiri sebanyak 231 peserta dari 26 distrik, perwakilan Banten, DKI Jakarta, dan Sumatra Utara.
Ahmad Sayuti
(U.K-IP/B/M008/M008) 15-01-2010 23:05:54
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010