Polda Jawa Barat mendorong Pemerintah Kota Bogor untuk segera menurunkan status zona merah atau tingkat kekhawatiran tinggi terhadap COVID-19 dengan meningkatkan indikator penentu status zonasi yang masih rendah di Kota Bogor.
Wakapolda Jawa Barat, Brigjen Pol Eddy Sumitro Tambunan di Bogor, Jumat mengatakan hal itu saat melakukan video conference dari Balai Kota Bogor, Jumat, dengan para direktur rumah sakit se-Kota Bogor.
Pada pelaksanaan video conference tersebut, Eddy Sumitro Tambunan didampingi oleh Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dan Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Hendri Fiuser.
Pada kesempatan tersebut, Eddy Sumitro menjelaskan, setidaknya ada 14 indikator dari Kementerian Kesehatan yang menjadi penentu tingkat zonasi suatu daerah terhadap penyebaran COVID-19.
"Dari 14 indikator tersebut, masih ada lima indikator yang rendah di Kota Bogor, di antaranya adalah, jumlah pasien meninggal dunia COVID-19 meningkat, jumlah pasien COVID-19 sembuh menurun, serta jumlah kasus positif tanpa gejala atau OTG meningkat," katanya.
Eddy Sumitro menjelaskan, ada arahan Menko Kemaritiman kepada daerah dengan jumlah kasus COVID-19 tinggi, termasuk Kota Bogor, agar menyediakan hotel untuk isolasi bagi OTG. "Pemerintah pusat juga siap membantu daerah untuk menyediakan tempat isolasi mandiri," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, mengatakan, berdasarkan update data terbaru pada pekan ini Kota Bogor berada pada zona merah.
Menurut dia, ada tiga faktor, yang membuat Kota Bogor menjadi zona merah yakni, kasus kematian meningkat yakni ada enam kematian dalam sepekan, keterisian tempat tidur di rumah sakit meningkat, dan angka kesembuhan menurun.
Faktor-faktor tersebut, menurut Bima, yang membuat skor Kota Bogor menurun dari 195 menjadi 165. "Kami ingin kerjasamanya untuk betul-betul fokus, bersama-sama memperbaiki semua ini," ujarnya.
Bima menjelaskan, terkait ketersediaan tempat tidur di rumah sakit, terutama di delapan rumah sakit rujukan COVID-19 di Kota Bogor agar mengupayakan penambahan tempat tidur. "Ada beberapa rumah sakit yang sudah menambah tempat tidur," katanya.
Baca juga: Wakapolda Jawa Barat tinjau penanganan COVID-19 di Kota Bogor
Baca juga: 25 anggota DPRD Kota Bogor tes usap dengan hasil negatif
Baca juga: Bima Arya sebut klaster keluarga dan klaster perkantoran terkait erat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Wakapolda Jawa Barat, Brigjen Pol Eddy Sumitro Tambunan di Bogor, Jumat mengatakan hal itu saat melakukan video conference dari Balai Kota Bogor, Jumat, dengan para direktur rumah sakit se-Kota Bogor.
Pada pelaksanaan video conference tersebut, Eddy Sumitro Tambunan didampingi oleh Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dan Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Hendri Fiuser.
Pada kesempatan tersebut, Eddy Sumitro menjelaskan, setidaknya ada 14 indikator dari Kementerian Kesehatan yang menjadi penentu tingkat zonasi suatu daerah terhadap penyebaran COVID-19.
"Dari 14 indikator tersebut, masih ada lima indikator yang rendah di Kota Bogor, di antaranya adalah, jumlah pasien meninggal dunia COVID-19 meningkat, jumlah pasien COVID-19 sembuh menurun, serta jumlah kasus positif tanpa gejala atau OTG meningkat," katanya.
Eddy Sumitro menjelaskan, ada arahan Menko Kemaritiman kepada daerah dengan jumlah kasus COVID-19 tinggi, termasuk Kota Bogor, agar menyediakan hotel untuk isolasi bagi OTG. "Pemerintah pusat juga siap membantu daerah untuk menyediakan tempat isolasi mandiri," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, mengatakan, berdasarkan update data terbaru pada pekan ini Kota Bogor berada pada zona merah.
Menurut dia, ada tiga faktor, yang membuat Kota Bogor menjadi zona merah yakni, kasus kematian meningkat yakni ada enam kematian dalam sepekan, keterisian tempat tidur di rumah sakit meningkat, dan angka kesembuhan menurun.
Faktor-faktor tersebut, menurut Bima, yang membuat skor Kota Bogor menurun dari 195 menjadi 165. "Kami ingin kerjasamanya untuk betul-betul fokus, bersama-sama memperbaiki semua ini," ujarnya.
Bima menjelaskan, terkait ketersediaan tempat tidur di rumah sakit, terutama di delapan rumah sakit rujukan COVID-19 di Kota Bogor agar mengupayakan penambahan tempat tidur. "Ada beberapa rumah sakit yang sudah menambah tempat tidur," katanya.
Baca juga: Wakapolda Jawa Barat tinjau penanganan COVID-19 di Kota Bogor
Baca juga: 25 anggota DPRD Kota Bogor tes usap dengan hasil negatif
Baca juga: Bima Arya sebut klaster keluarga dan klaster perkantoran terkait erat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020