Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat diperkirakan melemah seiring masih mandegnya kesepakatan terkait paket stimulus lanjutan di Amerika Serikat.
Pada pukul 9.30 WIB, rupiah melemah 14 poin atau 0,09 persen menjadi Rp14.849 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.835 per dolar AS.
"Dolar AS terlihat menguat lagi hari ini menyusul belum tercapainya kesepakatan paket stimulus kedua AS antara Demokrat dan Republik," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat.
Pagi ini, DPR AS yang dikuasai Demokrat tetap mengesahkan proposal 2,2 triliun dolar AS yang belum disetujui Republik.
Menurut Ariston, pasar khawatir negosiasi stimulus akan mengalami kebuntuan lagi karena dua kubu sama-sama bersikeras dengan proposalnya masing-masing.
Padahal, lanjutnya, stimulus diperlukan untuk membantu pemulihan ekonomi AS di masa pandemi.
"Hal ini bisa mendorong pelemahan rupiah terhadap dolar AS hari ini. Ditambah data inflasi yang deflasi kemarin juga bisa menekan rupiah karena deflasi bisa mengindikasikan ekonomi Indonesia belum pulih," ujar Ariston.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp14.800 per dolar AS hingga Rp14.950 per dolar AS.
Pada Kamis (1/10) kemarin, rupiah ditutup menguat 45 poin atau 0,3 persen menjadi Rp14.835 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.880 per dolar AS.
Baca juga: Kurs rupiah Jumat pagi melemah 8 poin
Baca juga: Kurs rupiah ditutup menguat didukung data ekonomi AS
Baca juga: Kurs rupiah berpotensi menguat didukung sentimen positif global
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Pada pukul 9.30 WIB, rupiah melemah 14 poin atau 0,09 persen menjadi Rp14.849 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.835 per dolar AS.
"Dolar AS terlihat menguat lagi hari ini menyusul belum tercapainya kesepakatan paket stimulus kedua AS antara Demokrat dan Republik," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat.
Pagi ini, DPR AS yang dikuasai Demokrat tetap mengesahkan proposal 2,2 triliun dolar AS yang belum disetujui Republik.
Menurut Ariston, pasar khawatir negosiasi stimulus akan mengalami kebuntuan lagi karena dua kubu sama-sama bersikeras dengan proposalnya masing-masing.
Padahal, lanjutnya, stimulus diperlukan untuk membantu pemulihan ekonomi AS di masa pandemi.
"Hal ini bisa mendorong pelemahan rupiah terhadap dolar AS hari ini. Ditambah data inflasi yang deflasi kemarin juga bisa menekan rupiah karena deflasi bisa mengindikasikan ekonomi Indonesia belum pulih," ujar Ariston.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp14.800 per dolar AS hingga Rp14.950 per dolar AS.
Pada Kamis (1/10) kemarin, rupiah ditutup menguat 45 poin atau 0,3 persen menjadi Rp14.835 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.880 per dolar AS.
Baca juga: Kurs rupiah Jumat pagi melemah 8 poin
Baca juga: Kurs rupiah ditutup menguat didukung data ekonomi AS
Baca juga: Kurs rupiah berpotensi menguat didukung sentimen positif global
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020