Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) University Prof Arif Satria mengaku sempat memberi sambutan dalam Forum Silaturahmi Alumni (FSA) VI 2020 pada Sabtu (19/9) pagi, meski terkonfirmasi positif COVID-19.
"Tadi pagi saya sempat memberi sambutan pertemuan akbar alumni IPB," katanya saat dihubungi ANTARA melalui pesan singkat, di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (19/9) 2020.
Ia mengaku telah memberi lima pesan untuk para alumni IPB dalam acara yang diselenggarakan secara virtual melalui Zoom Meeting dan YouTube mulai pukul 08.00 WIB hingga 12.05 WIB.
Meski dinyatakan positif dari hasil tes usap mandiri, ia tetap memutuskan beraktivitas selaku rektor secara virtual karena merasa dalam kondisi fisik yang baik.
"Saya merasa dalam kondisi fisik yang baik untuk tetap dapat beraktivitas dan melaksanakan tangung jawab saya selaku Rektor IPB melalui koordinasi secara virtual. Saya akan melaksanakan protokol kesehatan untuk isolasi mandiri sampai dengan dinyatakan sembuh," katanya.
Ia menjelaskan lima pesan yang disampaikannya dalam Forum Silaturahmi Alumni (FSA) VI 2020 itu, pertama, alumni IPB harus kompak, solid, saling membesarkan, dan jangan ada konflik yang tidak perlu di media sosial.
"Ingat pepatah Jawa 'kalah wirang menang orang kondang', yang artinya kalah malu dan menang pun tidak mendapat apa-apa," katanya.
Kedua, alumni IPB harus percaya diri dan bangga pada almamater.
"Kita harus bangga dengan karya almamater kita. Banggalah dengan apa yang kita miliki dan kita capai. Nampaknya bagi mereka yang inferior, seolah kita ditakdirkan sebagai follower dan tertinggal selamanya. Tidak ada keberanian untuk menjadi yang terdepan. Inilah ciri-ciri mental inferior yang harus kita pupus," katanya.
Ketiga, alumni IPB harus menjadi pelopor pembangunan Agro-Maritim 4.0. Pandemi Covid-19 adalah momentum untuk menunjukkan pada dunia bahwa sektor agro-maritim adalah solusi. Sektor ini yang masih tumbuh positif, dan karenanya harus diwujudkan kemandirian pangan. Jaringan alumni IPB merupakan aset bangsa untuk menunjukkan hal tersebut.
Keempat, alumni IPB harus menjadi sumber terbaik inovasi dan inspirasi. Dunia terus berubah. Inovasi juga harus tumbuh dan berubah.
"Mari terus berinovasi dengan daya manfaat yang lebih besar lagi. Kuncinya adalah kreativitas, 'future mindset', kolaborasi, dan berani bermimpi. Mimpi besar akan menghasilkan inovasi besar. Tebarlah selalu inspirasi. Jadikan pertemuan dan silaturahmi sebagai arisan inspirasi. Inspirasi akan membuat kita optimistis dan percaya diri," katanya.
Kelima, alumni IPB harus menjadi bagian dari masa depan. Ia merujuk pernyataan Abraham Lincoln, “the Best way to predict the future is to create it”.
"Menciptakan masa depan hari ini hanya bisa terjadi kalau kita punya inspirasi dan inovasi. Keduanya berasal dari sebuah mimpi. Mimpi tidaklah muncul saat kita tidur, tapi saat kita sadar. Untuk menjadi bagian dari masa depan kita harus fokus pada 'future practice' dan bukan semata 'best practice'. Fokus pada future practice akan menjadikan kita pemimpin dan penentu perubahan. Sebaliknya fokus pada best practice hanya menjadikan sebagai follower semata, demikian Arif Satria.
Baca juga: Rektor IPB Prof Arif Satria positif COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Tadi pagi saya sempat memberi sambutan pertemuan akbar alumni IPB," katanya saat dihubungi ANTARA melalui pesan singkat, di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (19/9) 2020.
Ia mengaku telah memberi lima pesan untuk para alumni IPB dalam acara yang diselenggarakan secara virtual melalui Zoom Meeting dan YouTube mulai pukul 08.00 WIB hingga 12.05 WIB.
Meski dinyatakan positif dari hasil tes usap mandiri, ia tetap memutuskan beraktivitas selaku rektor secara virtual karena merasa dalam kondisi fisik yang baik.
"Saya merasa dalam kondisi fisik yang baik untuk tetap dapat beraktivitas dan melaksanakan tangung jawab saya selaku Rektor IPB melalui koordinasi secara virtual. Saya akan melaksanakan protokol kesehatan untuk isolasi mandiri sampai dengan dinyatakan sembuh," katanya.
Ia menjelaskan lima pesan yang disampaikannya dalam Forum Silaturahmi Alumni (FSA) VI 2020 itu, pertama, alumni IPB harus kompak, solid, saling membesarkan, dan jangan ada konflik yang tidak perlu di media sosial.
"Ingat pepatah Jawa 'kalah wirang menang orang kondang', yang artinya kalah malu dan menang pun tidak mendapat apa-apa," katanya.
Kedua, alumni IPB harus percaya diri dan bangga pada almamater.
"Kita harus bangga dengan karya almamater kita. Banggalah dengan apa yang kita miliki dan kita capai. Nampaknya bagi mereka yang inferior, seolah kita ditakdirkan sebagai follower dan tertinggal selamanya. Tidak ada keberanian untuk menjadi yang terdepan. Inilah ciri-ciri mental inferior yang harus kita pupus," katanya.
Ketiga, alumni IPB harus menjadi pelopor pembangunan Agro-Maritim 4.0. Pandemi Covid-19 adalah momentum untuk menunjukkan pada dunia bahwa sektor agro-maritim adalah solusi. Sektor ini yang masih tumbuh positif, dan karenanya harus diwujudkan kemandirian pangan. Jaringan alumni IPB merupakan aset bangsa untuk menunjukkan hal tersebut.
Keempat, alumni IPB harus menjadi sumber terbaik inovasi dan inspirasi. Dunia terus berubah. Inovasi juga harus tumbuh dan berubah.
"Mari terus berinovasi dengan daya manfaat yang lebih besar lagi. Kuncinya adalah kreativitas, 'future mindset', kolaborasi, dan berani bermimpi. Mimpi besar akan menghasilkan inovasi besar. Tebarlah selalu inspirasi. Jadikan pertemuan dan silaturahmi sebagai arisan inspirasi. Inspirasi akan membuat kita optimistis dan percaya diri," katanya.
Kelima, alumni IPB harus menjadi bagian dari masa depan. Ia merujuk pernyataan Abraham Lincoln, “the Best way to predict the future is to create it”.
"Menciptakan masa depan hari ini hanya bisa terjadi kalau kita punya inspirasi dan inovasi. Keduanya berasal dari sebuah mimpi. Mimpi tidaklah muncul saat kita tidur, tapi saat kita sadar. Untuk menjadi bagian dari masa depan kita harus fokus pada 'future practice' dan bukan semata 'best practice'. Fokus pada future practice akan menjadikan kita pemimpin dan penentu perubahan. Sebaliknya fokus pada best practice hanya menjadikan sebagai follower semata, demikian Arif Satria.
Baca juga: Rektor IPB Prof Arif Satria positif COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020