Air mata Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi "pecah" (menangis) saat memberikan testimoni mewakili dokter pada acara Tahlilan dan Qunut Akbar digelar DPP Partai Kebangkitan Bangsa di Jakarta, Jumat.
"Teman-teman sejawat kami yang saat ini sakit membutuhkan doa dan kami ingin tetap bisa berjuang," ujar Adib sembari menyeka mata dan wajahnya dengan tangan.
Adib mengatakan total korban COVID-19 dari pihak dokter saat ini mencapai 117 orang di seluruh Indonesia.
Ia memerinci jumlah tersebut, terdiri dari 62 dokter umum, dan 55 dokter spesialis.
"Dengan 4 dokter spesialis, di antaranya guru besar (ilmu kedokteran) juga," kata Adib.
Adib berani mengatakan bahwa virus COVID-19 ini nyata, karena betul-betul terasa dampaknya bagi rekan-rekan sejawat yang berprofesi sebagai dokter maupun tenaga kesehatan.
"Kami lah yang melihat kondisi-kondisi yang saat ini terjadi. Kami yang merasakan, melihat pasien-pasien kami, juga merasakan teman-teman sejawat kami. Yang perlu kami sampaikan saat ini ada 117 yang terdiri dari 62 dokter umum, dan sisanya dokter spesialis," kata Adib.
Adib mengatakan daerah dengan jumlah korban dokter meninggal dunia terbanyak akibat COVID-19 itu di Jawa Timur (30 orang). Kemudian menyusul Sumatera Utara (21 orang), Jakarta (16 orang), dan sisanya menyebar di daerah-daerah lain di seluruh Indonesia.
Selain itu, ada pula dokter-dokter yang sedang dirawat akibat positif COVID-19. Adib mengatakan bahwa mereka masih berusaha untuk sembuh.
Karena itu, ia berterima kasih kepada DPP PKB karena telah mendoakan kesehatan dan keselamatan para dokter dan tenaga kesehatan di Indonesia.
"Mudah-mudahan Qunut Akbar pada hari ini memberikan kesembuhan kepada mereka. Dan InsyaAllah, kami para dokter serta jajaran tenaga kesehatan yang lainnya tetap siap berjuang untuk melawan pandemi COVID-19 ini," kata Adib.
Secara khusus, PB IDI memohon dukungan Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar, yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Pengawas Pelaksanaan Penanganan Bencana Pandemi Covid-19 DPR RI, agar dapat melakukan langkah-langkah pengawasan serta perlindungan dan keselamatan bagi para dokter.
Selain itu, kata Adib, PB IDI juga memohon peran serta para tokoh alim ulama dan para santri untuk menjadi agen-agen edukator kepada masyarakat tentang permasalahan mematuhi protokol kesehatan.
"Karena kami semata-mata sebagai dokter, ada keterbatasan. Maka kami mohon diajak mematuhi protokol kesehatan, mematuhi memakai masker, mematuhi untuk selalu mencuci tangan dan menjaga jarak, menghindari kerumunan-kerumunan dan selalu menyampaikan ini kepada seluruh lapisan masyarakat," kata Adib.
Ia percaya, dengan kemampuan dan kepercayaan masyarakat kepada para ulama dan para santri, maka InsyaAllah Indonesia bisa segera selamat dari bencana pandemi COVID-19.
Baca juga: IDI Jabar: Pemda perlu evaluasi angka reproduksi COVID-19
Baca juga: IDI Jabar minta pemda pertegas sanksi jika tak mau kembali PSBB
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Teman-teman sejawat kami yang saat ini sakit membutuhkan doa dan kami ingin tetap bisa berjuang," ujar Adib sembari menyeka mata dan wajahnya dengan tangan.
Adib mengatakan total korban COVID-19 dari pihak dokter saat ini mencapai 117 orang di seluruh Indonesia.
Ia memerinci jumlah tersebut, terdiri dari 62 dokter umum, dan 55 dokter spesialis.
"Dengan 4 dokter spesialis, di antaranya guru besar (ilmu kedokteran) juga," kata Adib.
Adib berani mengatakan bahwa virus COVID-19 ini nyata, karena betul-betul terasa dampaknya bagi rekan-rekan sejawat yang berprofesi sebagai dokter maupun tenaga kesehatan.
"Kami lah yang melihat kondisi-kondisi yang saat ini terjadi. Kami yang merasakan, melihat pasien-pasien kami, juga merasakan teman-teman sejawat kami. Yang perlu kami sampaikan saat ini ada 117 yang terdiri dari 62 dokter umum, dan sisanya dokter spesialis," kata Adib.
Adib mengatakan daerah dengan jumlah korban dokter meninggal dunia terbanyak akibat COVID-19 itu di Jawa Timur (30 orang). Kemudian menyusul Sumatera Utara (21 orang), Jakarta (16 orang), dan sisanya menyebar di daerah-daerah lain di seluruh Indonesia.
Selain itu, ada pula dokter-dokter yang sedang dirawat akibat positif COVID-19. Adib mengatakan bahwa mereka masih berusaha untuk sembuh.
Karena itu, ia berterima kasih kepada DPP PKB karena telah mendoakan kesehatan dan keselamatan para dokter dan tenaga kesehatan di Indonesia.
"Mudah-mudahan Qunut Akbar pada hari ini memberikan kesembuhan kepada mereka. Dan InsyaAllah, kami para dokter serta jajaran tenaga kesehatan yang lainnya tetap siap berjuang untuk melawan pandemi COVID-19 ini," kata Adib.
Secara khusus, PB IDI memohon dukungan Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar, yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Pengawas Pelaksanaan Penanganan Bencana Pandemi Covid-19 DPR RI, agar dapat melakukan langkah-langkah pengawasan serta perlindungan dan keselamatan bagi para dokter.
Selain itu, kata Adib, PB IDI juga memohon peran serta para tokoh alim ulama dan para santri untuk menjadi agen-agen edukator kepada masyarakat tentang permasalahan mematuhi protokol kesehatan.
"Karena kami semata-mata sebagai dokter, ada keterbatasan. Maka kami mohon diajak mematuhi protokol kesehatan, mematuhi memakai masker, mematuhi untuk selalu mencuci tangan dan menjaga jarak, menghindari kerumunan-kerumunan dan selalu menyampaikan ini kepada seluruh lapisan masyarakat," kata Adib.
Ia percaya, dengan kemampuan dan kepercayaan masyarakat kepada para ulama dan para santri, maka InsyaAllah Indonesia bisa segera selamat dari bencana pandemi COVID-19.
Baca juga: IDI Jabar: Pemda perlu evaluasi angka reproduksi COVID-19
Baca juga: IDI Jabar minta pemda pertegas sanksi jika tak mau kembali PSBB
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020