Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melepas secara simbolis sebanyak 30 ton ubi jalar produksi petani Desa Pinggirsari, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, Selasa, yang akan diekspor ke Hong Kong.

"Per bulan ada 30 ton yang diekspor dan itu baru ke Hong Kong saja," kata Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, saat melepas ekspor ubi jalar tersebut di halaman Kantor Desa Pinggirsari.

Kang Emil pun mengaku bangga dengan ekspor ubi jalar sebagai bagian dari Gerakan Eksport Tiga Kali (GRATIEKS) produk tanaman pangan di Jabar Tahun 2020 ini.

Pasalnya, ujar dia, di tengah lesunya perekonomian dunia akibat pandemi global COVID-19, sektor pertanian di Jabar mampu bertahan dan bisa mengekspor.

Ubi jalar varietas rancing tersebut, lanjutnya, akan dikirim bertahap setiap bulan selama satu tahun dengan total ekspor mencapai 360 ton.

"Ketahanan pangan kita tidak terkendala COVID-19, bahkan bisa ekspor, saya tentu sangat bangga karena apa yang diprediksi menjadi kenyataan bahwa salah satu ekonomi yang tangguh terhadap COVID-19 adalah ekonomi pertanian dan salah satu unggulannya yaitu ubi jalar," kata Kang Emil.

Ia menambahkan, ubi jalar yang di ekspor ini bertujuan memenuhi kebutuhan warga Hong Kong sebagai bahan tepung, kue, es krim, dan beragam produk olahan lainnya.

Gubernur Jabar mengutarakan harapannya agar kondisi surplusnya komoditas ubi jalar di Jabar bisa untuk kembali diekspor ke kawasan lain, tak hanya ke Hong Kong.

"Harapan saya ekspor tidak hanya ke Hong Kong, tapi cari negara besar yang punya gaya hidup dan kebutuhan ubi jalar seperti di Hong Kong sehingga bisa (ekspor) ribuan ton. Dan saya hanya titip jaga kualitasnya," tutur Kang Emil.

Selain itu, Kang Emil juga mendorong generasi muda Jabar untuk mengolah pertanian diiringi dengan kemampuan digital agar pemasaran meningkat.

"Kita sedang kampanyekan petani atau peternak milenial yaitu mereka yang tinggal di desa berbisnis ketahanan pangan lalu menggunakan keahlian digital untuk berjualan," ujar Kang Emil.

Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Jabar Dadan Hidayat mengatakan, ubi jalar yang diekspor ini merupakan varietas terbaik di dunia. Sifatnya yang adaptif atau bisa tumbuh di mana pun menjadikan ubi jalar sebagai produk unggulan.

"Ini baru di satu desa, kita targetkan di desa lain di Jabar juga mengekspor karena sifat ubi jalar yang adaptif bisa tumbuh di mana pun. Ubi jalar asli Jabar adalah yang terbaik di dunia," ujar Dadan.

Ia pun berujar, ekspor komoditas ubi jalar merupakan salah satu implementasi Gerakan Eksport Tiga Kali (GRATIEKS) Kementerian Pertanian di Jabar. Tiga komoditas ekspor pertanian Jabar dalam gerakan tersebut antara lain ubi jalar, beras organik, dan porang.

Total luas lahan pengolahan ubi jalar di Jabar saat ini seluas 22 ribu hektare dengan luas panen yang sama dan total produksi mencapai 547.879 ton.

Sementara lima daerah di Jabar sebagai sentra utama ubi jalar berada di Garut, Kuningan, Kabupaten Bogor, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Bandung.

Baca juga: JELANG PENGHUJAN PETANI PANEN DINI UBI JALAR

Baca juga: KOREA SIAP JAJAKI KERJASAMA KEMBANGKAN UBI JALAR

Baca juga: UBI JALAR UNGU DIMINATI WARGA PANTURA

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020