Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang berkoordinasi dengan China terkait syarat persetujuan internasional untuk vaksin COVID-19 buatannya, menurut pejabat senior pada Senin.
"Kantor WHO di China dan markas besar WHO sedang berkoordinasi dengan otoritas regulator di China," kata asisten direktur jenderal Mariangela Simao saat konferensi pers di Jenewa. "Kami berkomunikasi langsung, dan kami berbagi informasi serta persyaratan untuk persetujuan internasional vaksin."
Kepala eksekutif Sinovac Biotech Ltd pada Minggu mengatakan sekitar 90 persen pekerja perusahaan China tersebut beserta keluarga mereka telah mendapatkan vaksin eksperimental, yang dikembangkan di bawah program penggunaan darurat negara tersebut.
Cakupan inokulasi dalam program darurat, yang diluncurkan China pada Juli tapi merilis sedikit rincian, menunjukkan seberapa aktif pihaknya menggunakan vaksin eksperimental dengan harapan melindungi pekerja penting terhadap potensi kebangkitan COVID-19, bahkan saat uji coba masih berlangsung.
Selain China, negara lain yang terdepan dalam ikhtiar menemukan vaksin virus corona adalah Rusia, Amerika, Inggris dan Jerman. Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan Rusia menjadi negara pertama yang memberikan persetujuan penggunaan vaksin corona.
Namun para pakar medis di Eropa meragukan keampuhan dan keselamatan vaksin yang diproduksi oleh Rusia.
Sumber: Reuters
Baca juga: Sinovac sebut 90% pegawai dan keluarga telah divaksin COVID-19 buatannya
Baca juga: China berharap bisa bersamaan Indonesia gunakan vaksin COVID-19
Baca juga: Sinovac prioritaskan vaksin COVID-19 untuk Indonesia, kata Menlu Retno
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Kantor WHO di China dan markas besar WHO sedang berkoordinasi dengan otoritas regulator di China," kata asisten direktur jenderal Mariangela Simao saat konferensi pers di Jenewa. "Kami berkomunikasi langsung, dan kami berbagi informasi serta persyaratan untuk persetujuan internasional vaksin."
Kepala eksekutif Sinovac Biotech Ltd pada Minggu mengatakan sekitar 90 persen pekerja perusahaan China tersebut beserta keluarga mereka telah mendapatkan vaksin eksperimental, yang dikembangkan di bawah program penggunaan darurat negara tersebut.
Cakupan inokulasi dalam program darurat, yang diluncurkan China pada Juli tapi merilis sedikit rincian, menunjukkan seberapa aktif pihaknya menggunakan vaksin eksperimental dengan harapan melindungi pekerja penting terhadap potensi kebangkitan COVID-19, bahkan saat uji coba masih berlangsung.
Selain China, negara lain yang terdepan dalam ikhtiar menemukan vaksin virus corona adalah Rusia, Amerika, Inggris dan Jerman. Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan Rusia menjadi negara pertama yang memberikan persetujuan penggunaan vaksin corona.
Namun para pakar medis di Eropa meragukan keampuhan dan keselamatan vaksin yang diproduksi oleh Rusia.
Sumber: Reuters
Baca juga: Sinovac sebut 90% pegawai dan keluarga telah divaksin COVID-19 buatannya
Baca juga: China berharap bisa bersamaan Indonesia gunakan vaksin COVID-19
Baca juga: Sinovac prioritaskan vaksin COVID-19 untuk Indonesia, kata Menlu Retno
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020